Polisi Belanda Masih Selidiki Motif Penembakan Utrecht
20 Maret 2019
Polisi Belanda menyatakan masih menyelidiki motif serangan trem Utrecht yang mengarah pada aksi terorisme. Satu orang tersangka baru ditangkap hari Selasa (19/3).
Iklan
Pihak berwenang Belanda mengatakan mereka menemukan surat mencurigakan dalam sebuah mobil yang digunakan oleh tersangka pelaku penembakan di Utrecht, Gokmen Tanis, warga Turki berusia 37 tahun. Surat itu menguatkan dugaan terorisme dalam aksi penembakan yang menewaskan 3 orang hari Senin (18/3).
Petugas anti-teror menangkap seorang tersangka baru yang disebut berusia 40 tahun di Utrecht. Dia "dicurigai terlibat dalam insiden penembakan", kata jaksa penuntut dan menambahkan bahwa "perannya sedang diselidiki lebih lanjut." Dua pria lain yang ditangkap sebelumnya sehubungan dengan aksi penembakan itu telah dibebaskan lagi, kata jaksa.
Perdana Menteri Belanda Mark Rutte hari ini meletakkan karangan bunga untuk para korban di lokasi serangan dan mengatakan dia "masih dipenuhi dengan kengerian" oleh insiden itu.
Motif terorisme terus didalami
Polisi dan kejaksaan Belanda mengeluarkan pernyataan bersama. Antara lain disebutkan: "Sejauh ini, motif teroris sedang dipertimbangkan secara serius. Ini antara lain didasarkan pada surat yang ditemukan di mobil."
Pernyataan itu juga membantah laporan bahwa penembakan itu mungkin karena perselisihan keluarga. "Investigasi kami tidak menemukan kaitan antara tersangka utama dan para korban," kata polisi dan kejaksaan.
Tiga orang yang tewas dalam penembakan itu adalah seorang wanita berusia 19 tahun dan dua pria berusia 28 dan 49 tahun. Semua korban berasal dari Utrecht. Polisi bersenjata menangkap Gokmen Tanis setelah perburuan delapan jam.
Polisi mengatakan mereka menemukan Renault Clio merah yang dicuri tersangka sebelum melakukan serangan dan digunakan lagi untuk melarikan diri. Mereka juga menemukan senjata api.
Bendera setengah tiang
Serangan itu meningkatkan kekhawatiran keamanan menjelang pemilihan provinsi hari Rabu (20/3) di Belanda. Perdana Menteri Mark Rutte mengatakan di parlemen, masih banyak pertanyaan mengenai motif pelaku penembakan.
"Masih ada banyak pertanyaan tentang motifnya, dan polisi serta jaksa masih harus melakukan banyak pekerjaan. Tetapi tidak ada keraguan bahwa dampaknya sangat besar," kata Rutte.
Bendera setengah tiang dikibarkan di banyak bangunan di Belanda dan di perwakilan negara asing. Angkutan umum berjalan normal lagi setelah polisi forensik menyelesaikan penyelidikan di tempat kejadian.
Publik di Belanda sempat marah setelah diketahui bahwa tersangka baru saja dibebaskan dari tahanan dua minggu lalu karena kasus pemerkosaan.
Pelaku punya latar belakang kriminal
Tanis ditangkap tahun 2017 lalu, dan kemudian dibebaskan dengan jaminan. Tetapi dia dibawa kembali ke tahanan ketika diketahui melanggar syarat jaminannya, kata pengadilan distrik Belanda. Dia dibebaskan lagi awal Maret lalu.
Pada 2014, dia juga pernah dihukum karena "memiliki senjata secara ilegal" dan melakukan pencurian, tetapi dia dibebaskan dari tuduhan percobaan pembunuhan.
Stasiun siaran NOS melaporkan beberapa kerabatnya memiliki hubungan dengan kelompok Islam fundamentalis, tetapi Gokmen Tanis sendiri dikenal berperilaku tidak stabil setelah bercerai dari istrinya dua tahun lalu.
Dukungan untuk Belanda setelah insiden penembakan Utrecht mengalir dari seluruh dunia, termasuk Amerika Serikat, Uni Eropa, dan Rusia. Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengatakan badan intelijen negaranya sedang "menyelidiki" serangan itu.
hp/as(dpa, afp, ap)
Serangan Teror Ekstremis Kanan: Sebuah Rentang Sejarah
Dalam 10 tahun terakhir telah terjadi banyak serangan terhadap komunitas Muslim dan Yahudi, serta orang non-kulit putih. DW merangkum beberapa serangan teror ekstremis kanan terbesar di dunia.
Foto: picture-alliance/empics/PA Wire/D. Lawson
Jerman 2009: Penusukan terhadap wanita di pengadilan Dresden
Marwa El-Sherbini, seorang apoteker yang tinggal di Dresden bersama dengan suami dan putranya dibunuh di pengadilan Dresden pada 1 Juli 2009. Ia ditusuk seorang pria berusia 28 tahun keturunan Jerman-Rusia, tak lama setelah memberikan kesaksian terhadap pria ini untuk kasus kekerasan verbal. El-Sherbini adalah korban pembunuhan yang pertama dalam serangan Islamophobic di Jerman.
Foto: picture-alliance/dpa/M. Hiekel
Norwegia 2011: Breivik, pembunuh massal dengan serangan teror.
Dua aksi terror dilakukan sendirian oleh extremis sayap kanan, Anders Behring Breivik tewaskan 77 orang tanggal 22 Juli 2011. Aksi pertamanya adalah pemboman di sebuah kantor pemerintahan di Oslo. Aksi dilanjutkan dengan pembantaian anak-anak muda yang berkemah di pulau Utoya. Sebelum, Breivik mengeluarkan manifestasi yang mengecam multikulturalisme dan islamisasi Eropa.
Foto: picture-alliance/dpa/R. Berit
AS 2015: Penembakan di Chapel Hill
Tiga mahasiswa, yakni Deah Barakat, istrinya Yusor Abu-Salha dan saudara perempuannya Razan Abu-Salha ditembak mati oleh tetangga mereka yang berusia 46, 10 Februari 2015. Penembak menggambarkan dirinya sebagai penantang agama dan telah berulang kali dilaporkan karena ancaman dan penghinaan terhadap korbannya. Peristiwa ini viral di media sosial dan bertagar #MuslimLivesMatter.
AS 2015: Pembunuhan massal di gereja di Charleston
17 Juni 2015: Seorang teroris kulit putih melepaskan tembakan di gereja Emanuel African Methodist Episcopal di Charleston, Carolina Selatan. Sembilan orang anggota jemaat Afrika-Amerika terbunuh, termasuk seorang pendeta. Pelaku yang berusia 21 tahun ini dijatuhi hukuman mati akibat melakukan kejahatan berdasarkan kebencian.
Foto: Getty Images/J. Raedle
Jerman 2016: Penembakan massal di München
Sebuah penembakan massal di pusat perbelanjaan di München pada 22 Juli 2016 memakan setidaknya 36 korban luka dan 10 korban jiwa – termasuk pelaku penembakan yang baru berusia 18 tahun. Pelaku adalah warga Jerman keturunan Iran. Menurut keterangan kepolisian, ia banyak membuat komentar bersifat xenofobia dan rasis, serta yang memuja pelaku penembakan sekolah.
Foto: Getty Images/J. Simon
Inggris 2017: Serangan di masjid Finsbury Park
19 Juni 2017, seorang pria berusia 47 tahun membunuh satu orang dan melukai 10 orang lainnya dalam serangan yang menggunakan mobil van. Pelaku menabrakkan mobil ke arah oarang-orang di jalur pejalan kaki dekat masjid Finsbury Park di utara London. Semua korban adalah muslim yang sedang bejalan menuju masjid untuk salat Tarawih. Pelaku dijatuhi hukuman penjara seumur hidup.
Foto: picture-alliance/AP Photo/F. Augstein
AS 2017: Serangan mobil saat gerak jalan neo-Nazo di Charlottesville
Satu orang wanita terbunuh dan puluhan lainnya terluka ketika seorang nasionalis kulit putih menabrakkan mobilnya ke arah kerumunan demonstran di Charlottesville, Virginia pada 12 Agustus 2017. Para demonstran menentang aksi protes bernama Unite the Right, yakni pertemuan antar para supremasi kulit putih, nasionalis kulit putih, serta neo-Nazi. Pelaku dijatuhi hukuman penjara seumur hidup.
Foto: Getty Images/AFP/P.J. Richards
Kanada 2017: Serangan masjid di Quebec
Seorang pria bersenjata menembaki jamaah di Islamic Cultural Center di Quebec, akhir Januari 2017. Peristiwa ini menewaskan enam orang dan melukai puluhan lainnya. Penembakan itu terjadi di malam hari, saat salat berlangsung. Perdana Menteri Kanada, Justin Trudeau mengutuk penembakan itu sebagai "serangan teroris terhadap Muslim di rumah ibadah dan perlindungan."
Foto: Reuters/M. Belanger
AS 2018: Penembakan Sinagoge Tree of Life
Pada 27 Oktober 2018, seorang pria bersenjata berusia 46 tahun melepaskan tembakan di sebuah sinagoga di kota Pittsburgh, AS. Peristiwa ini menewaskan 11 orang dan melukai tujuh lainnya. Dia dilaporkan meneriakkan ejekan anti-Semit selama serangan dan sebelumnya memposting teori konspirasi di internet. Itu adalah serangan paling mematikan terhadap orang Yahudi dalam sejarah AS.
Foto: picture-alliance/AP/M. Rourke
Jerman 2019: Serangan tahun baru di Bottrop and Essen
Tak lama setelah tengah malam ketika orang-orang merayakan tahun baru, seorang pria berusia 50 tahun melakukan serangan yang ditargetkan terhadap imigran di kota Bottrop dan Essen, Jerman barat - melukai delapan orang dan satu luka serius. Dia sengaja menabrakkan mobilnya ke arah keluarga Suriah dan Afghanistan yang sedang merayakan dengan anak-anak mereka di Bottrop.
Foto: picture-alliance/dpa/M. Kusch
Selandia Baru 2019: Serangan masjid menara kembar di Christchurch
Setidaknya 50 tewas dan puluhan lainnya terluka dalam serangan. Pihak berwenang sebut ini sebagai "serangan ekstremis sayap kanan" dan peristiwa penembakan paling mematikan dalam sejarah negara itu. Salah seorang pelaku siarkan langsung serangan itu dan tuliskan manifesto rasis di internet. Perdana Menteri Jacinda Ardern menyebutnya "salah satu hari paling gelap di Selandia Baru." (Ed.: ga/ml)