1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Tahun 2070 Kota Bangkok Akan Tenggelam

6 Desember 2007

16 kota besar di pesisir pantai di Asia terancam tenggelam. Penyebabnya tak lain adalah pemanasan global. Salah satu kota yang terancam tenggelam adalah Bangkok.

Pencakar langit di kota Bangkok, yang terancam tenggelamFoto: dpa

Baru-baru ini organisasi internasional kerja sama ekonomi dan pembangunan OECD merilis laporan hasil penelitian mengenai dampak kenaikan permukaan air laut pada kota-kota besar dunia yang terletak di pesisir pantai. Dalam penelitian yang mencantumkan lebih dari 130 kota besar dunia sebagai obyeknya, 20 posisi tertinggi ditempati 16 kota besar Asia, termasuk Bangkok, Dhaka, Mumbai, dan Kalkuta.

Ibukota Thailand Bangkok termasuk salah satu kota besar yang terancam banjir akibat pemanasan global. Akibat perubahan iklim dan naiknya permukaan air laut, metropolitan yang dihuni sekitar 10 juta penduduk itu sejak lama sudah menjadi langganan korban banjir.

Tak lama lagi kota yang terletak di delta sungai Chao Phraya hanya dapat dihuni jika dibangun bendungan untuk menghalau air laut, demikian dinyatakan peneliti iklim Thailand, Anond Snidvongs.

Volume air yang melewati sungai Chao Phraya cenderung semakin besar. Snidvongs menambahkan, "Kami mengamati volume air sungai Chao Phraya semakin meningkat. Saat ini volume tertinggi air yang mengalir Chao Phraya sekitar dua ribu meter kubik per detik. Jika lebih dari dua ribu, Bangkok tidak akan mampu lagi menahan air sungai. Kami menemukan di masa depan volume air tertinggi di Chao Phraya semakin meningkat hingga 2500 meter kubik per detik dalam sepuluh tahun mendatang. Dan itu tentu saja di luar kemampuan Bangkok. Sekarang kami harus siap-siap melakukan langkah antisipasi.”

Ditambahkan peneliti dari Universitas Chulalongkorn di Bangkok itu, perubahan iklim yang menyebabkan kenaikan permukaan air sungai Chao Phraya. Waktu pasang air sungai itu bergeser dan sekarang akan bertepatan dengan musim hujan. Ini tentu akan menimbulkan banjir di dataran rendah dan daerah bantaran sungai dan pesisir pantai.

Snidvongs mengatakan, "Musim banjir terparah tahun ini terjadi di sekitar bulan Oktober. Namun tahun depan akan terjadi di bulan November dan terus bergeser hingga bertepatan dengan musim hujan. Dan itu sangat kritis. Ketika air laut dari Laut Cina Selatan masuk ke muara dan bertemu dengan air banjir dari Chao Phraya, maka air akan sulit dikendalikan. Itu yang akan menjadi masalahnya.“

Selain menjadi korban perubahan iklim, Bangkok juga ternyata salah satu penyumbang terbesar gas karbondioksida yang menyebabkan pemanasan global.

Gubernur Bangkok Apirak Kosayothin ingin mengubah pola pandang warga Bangkok yang belum mempedulikan lingkungannya. Gubernur Kosayothin memiliki ambisi untuk menjadikan Bangkok kota yang hijau dan ramah lingkungan.

Dikatakan Kosayothin, "Warga Bangkok dan umumnya orang Thailand tidak begitu peduli dengan perubahan iklim. Kami memiliki banyak proyek dan kampanye gaya hidup ramah lingkungan. Kami menanam pohon, berkampanye untuk mengurangi sampah dan mendukung daur ulang. Tapi masih banyak warga yang belum tergerak untuk melakukannya.“