Menteri Keuangan Sri Mulyani mengungkapkan anggaran infrastruktur tahun 2021 akan melonjak 48% dibanding tahun ini. Salah satu alasannya untuk mengejar proyek-proyek infrastruktur yang pada tahun sebelumnya tertunda.
Iklan
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan pemerintah mengalokasikan anggaran infrastruktur yang mencapai Rp 417 triliun di tahun 2021. Anggaran ini naik sekitar 48% dari Rp 281,1 triliun di tahun 2020.
Besarnya alokasi anggaran infrastruktur di tahun depan, Sri Mulyani mengatakan salah satunya untuk mengejar proyek-proyek infrastruktur yang pada tahun sebelumnya tertunda.
"Anggaran infrastruktur cukup besar untuk menampung yang selama ini tertunda," kata Sri Mulyani dalam acara Outlook Perekonomian: Meraih Peluang Pemulihan Ekonomi di 2021, Selasa (22/12).
Jika dibandingkan dengan anggaran kesehatan, anggaran untuk infrastruktur di tahun depan pun jauh lebih besar. Pasalnya, pemerintah mengalokasikan anggaran kesehatan sebesar Rp 169,7 triliun di tahun 2021.
Meski begitu, Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia ini mengaku anggaran kesehatan masih bisa bertambah dari alokasi yang di tahun ini tidak terserap. Sri Mulyani mengatakan, ada sekitar Rp 34 triliun lebih yang masih ada di kementerian dan lembaga.
"Kalau melihat anggaran infrastruktur Rp 417 triliun, tidak menjadi penyebab anggaran kesehatan lebih sedikit, akan beri jaminan langkah-langkah di bidang kesehatan, bisa menjalankan kebijakan pemulihan ekonomi dengan penanganan COVID yang efektif dan aspek masyarakat," kata Sri Mulyani.
Iklan
Pemulihan ekonomi masih memiliki tantangan
Lebih lanjut Sri Mulyani mengungkapkan pemulihan ekonomi nasional di tahun 2021 masih memiliki tantangan besar. Salah satu tantangan tersebut adalah pandemi COVID-19 yang sampai saat ini masih belum terselesaikan.
"Tahun depan (pertumbuhan ekonomi) akan rebound meski tentu masih dihantui COVID-19," kata Sri Mulyani dalam acara Outlook Perekonomian: Meraih Peluang Pemulihan Ekonomi di 2021, Selasa (22/12).
7 Pengusaha Yang Raup Untung Selama Pandemi Corona
Banyak industri yang terpukul oleh krisis virus corona. Tetapi ada juga bisnis yang mengeruk keuntungan besar di masa pandemi.
Foto: Pawan Sharma/AFP/Getty Images
Jeff Bezos, Amazon
Pendiri Amazon Jeff Bezos tentu bermain di kelas tersendiri. Perusahaan e-commerce miliknya dengan cepat melejit selama pandemi Covid-19. Nilai saham Amazon terus menerus mencatat rekor baru, membuat Jeff Bezos menjadi orang terkaya, yang makin kaya lagi selama krisis virus corona, dengan nilai kekayaan USD 193 miliar menurut majalah Forbes.
Foto: Dennis Van TIne/Star Max//AP Images/picture alliance
Elon Musk, Tesla
Perusahaan Tesla milik Elon Musk memang membuat mobil, tetapi di bursa harga sahamnya melejit seperti roket meluncur ke antariksa. Tesla termasuk perusahaan yang mengeruk keuntungan dari antusiasme selama pandemi. Beberapa waktu lalu, Elon Musk menyalip Bill Gates (Microsoft) dalam daftar orang terkaya dunia dan kini menempati peringkat kedua, dengan kekayaan sekitar USD 132 miliar.
Foto: Getty Images/M. Hitij
Eric Yuan, Zoom
Meningkatnya jumlah orang yang bekerja dari rumah di masa pandemi, menjadi keuntungan besar bagi Eric Yuan. Pendiri Zoom ini pindah dari Cina ke AS ketika dia berusia 27 tahun. Dia meluncurkan platform komunikasi videonya Zoom di pasar bursa pada 2019. Sejak pecahnya krisis virus corona, nilai sahamnya ibarat meledak. Eric Yuan diperkirakan memiliki kekayaan sekitar USD 19 miliar.
Foto: Kena Betancur/Getty Images
John Foley, Peloton
Tahun 2013, John Foley masih berkeliling kesana-kemari mempromosikan peralatan fitnesnya. Di saat pandemi, ketika banyak orang harus tinggal di rumah dan banyak tempat olahraga ditutup, makin banyak orang yang membeli peralatan olahraga rumah dari Peloton. Saham perusahaan ini melonjak tiga kali lipat selama pandemi, dan membuat John Foley yang berusia hampir 50 tahun menjadi miliarder.
Foto: Mark Lennihan/AP Photo/picture alliance
Tobias Lütke, Shopify
Shopify memungkinkan pedagang membuat toko online mereka sendiri - dikembangkan oleh Tobias Lütke. Lahir di Koblenz, Jerman, dia beremigrasi ke Kanada 2002 dan mengembangkan bisnisnya dari garasi. Saat ini, Shopify adalah perusahaan paling berharga di Kanada. Majalah Forbes menaksir kekayaan Tobias Lütke yang berusia 39 tahun sekitar USD 9 miliar.
Foto: Wikipedia/Union Eleven
Ugur Sahin, BioNTech
Awal Januari, Ugur Sahin mulai mengembangkan vaksid Covid-19, dengan perusahaan yang dia dirikan bersama istrinya, Özlem Türeci: BioNTech. Insting bisnis suami-istri keturunan Turki ini ternyata membuahkan hasil. Nilai saham yang mereka miliki di BioNTech, yang bekerjasama dengan raksasa farmasi AS Pfizewr, diperkirakan mencapai USD 2,4 miliar.
Foto: BIONTECH/AFP
Dominik Richter, HelloFresh
Perusahaan layanan makanan HelloFresh langsung berkembang pesat di masa pandemi Covid-19. Keuntungannya naik lebih dari tiga kali lipat, menurut laporan terbaru yang dirilis awal November. Salah satu pendirinya, Dominik Richter, berhasil memanfaatkan situasi, di mana banyak restoran harus ditutup. Dia memang belum berada di liga para milarder, tetapi sedang menuju ke sana. (hp/as)
Foto: Bernd Kammerer/picture-alliance
7 foto1 | 7
Sri Mulyani mengatakan pandemi corona berhasil membuat perekonomian dunia mengalami kontraksi yang dalam, pada tahun 2020. Kebijakan masing-masing negara yang terdampak termasuk Indonesia pun sudah berhasil menekan dampak tersebut sehingga perekonomiannya sudah berada di tren pembalikan menuju zona positif.