Tahun Ini Sudah Lebih dari 260 Petugas Kemanusiaan Tewas
Christian Walz kna, aidworkersecurity.org
18 Agustus 2025
Lebih dari 260 petugas kemanusiaan telah kehilangan nyawa mereka sepanjang tahun ini, padahal tahun 2025 belum lagi mencapai penghujung. Kemungkinan besar akan melampaui rekor tragis tahun sebelumnya
Iklan
Tahun 2025 diperkirakan kembali menjadi salah satu tahun paling mematikan bagi pekerja kemanusiaan. Hingga 17 Agustus, sebanyak 265 pekerja kemanusiaan telah tewas saat menjalankan tugas, demikian menurut data Aid Worker Security Database. Angka ini berpotensi melampaui rekor tahun 2024, ketika tercatat 383 pekerja kemanusiaan terbunuh sepanjang tahun.
Menurut basis data tersebut, tahun ini telah terjadi 245 serangan terhadap petugas kemanusiaan. Angka itu mencakup pembunuhan, penculikan, penahanan, serta berbagai serangan lain yang menyebabkan luka serius.
Iklan
Gaza paling mematikan, disusul Sudan dan Sudan Selatan
Wilayah paling berbahaya — sejauh ini dan seperti tahun lalu — adalah wilayah Palestina. Sebanyak 108 serangan terhadap petugas kemanusiaan terjadi di wilayah ini. Dengan 173 korban jiwa, jumlahnya hampir menyamai total tahun sebelumnya sebanyak 185. Sebagian besar korban dilaporkan tewas akibat serangan udara dalam konteks perang di Jalur Gaza.
Ayo berlangganan newsletter mingguan Wednesday Bite. Recharge pengetahuanmu di tengah minggu, biar topik obrolan makin seru!
Setelah Palestina, wilayah paling berbahaya berikutnya adalah Sudan dan Sudan Selatan, dua negara yang masih dilanda konflik berkepanjangan yang menyerupai perang saudara.
Di Sudan, sejauh ini tercatat 32 serangan dengan 36 korban tewas (dibandingkan 64 serangan dan 60 korban jiwa pada 2024). Di Sudan Selatan, terjadi 41 serangan dengan 14 korban tewas (2024: 47 serangan dan 12 korban jiwa).
Di beberapa negara, jumlah korban tahun ini bahkan sudah melampaui total tahun sebelumnya, seperti di Republik Demokratik Kongo dengan 10 korban tewas, Iran dengan 7 korban tewas, dan Yaman dengan 6 korban tewas.
Bantuan pada bantuan kemanusiaan: Perempuan di kamp pengungsi di SudanFoto: UNICEF/Xinhua/picture alliance
Lebanon, Suriah, dan Etiopia lebih aman
Sementara itu, ada perkembangan yang relatif positif di beberapa negara, seperti Lebanon dan Etiopia. Di Lebanon, di mana pada 2024 terjadi 20 kematian akibat serangan udara, tahun ini belum ada satu pun korban jiwa dari kalangan pekerja kemanusiaan. Di Etiopia, juga belum tercatat korban jiwa — padahal tahun lalu ada 14 orang.
Di Ukraina, tiga petugas kemanusiaan tewas tahun ini, sebagian besar akibat serangan udara (dibandingkan 13 orang pada 2024). Di Suriah, tercatat dua korban jiwa tahun ini, menurun dari 14 orang di tahun lalu.
Data ini dipublikasikan menjelang Hari Kemanusiaan Sedunia pada 19 Agustus, yang ditetapkan oleh Majelis Umum PBB sebagai bentuk penghormatan dan penguatan terhadap upaya bantuan darurat di seluruh dunia.
Kecerdasan Buatan: Akankah Robot Humanoid Menggantikan Manusia?
Robot yang dilengkapi artificial intelligence (AI) atau kecerdasan buatan mengambil alih lebih banyak tugas dari manusia. Apa yang mampu dilakukan oleh mesin itu? Apakah mereka akan segera menggantikan manusia?
Foto: Stringer/AA/picture alliance
Einstein sebagai panutan
Perusahaan Hanson Robotics yang berbasis di Hong Kong mengembangkan robot mirip manusia dan dikenal dengan robotika yang dilengkapi teknologi artificial intelligence (AI). Salah satu robot itu dinamakan "Profesor Einstein", terinspirasi dari fisikawan terkenal itu. Inovasi ini bertujuan agar pengetahuan dan humor Einstein dapat diakses oleh generasi mendatang.
Foto: Stringer/AA/picture alliance
Semirip mungkin dengan manusia
Untuk membuat robot yang bisa semirip mungkin dengan manusia, kulit nanoteknologi yang disebut Frubber digunakan dalam proses pembuatannya. Hal ini dimaksudkan untuk menciptakan sistem operasi android yang menampilkan ekspresi wajah yang realistis. Nantinya perusahaan juga ingin memberikan robot kemampuan yang dimiliki manusia seperti cinta dan kasih sayang.
Foto: Stringer/AA/picture alliance
Robot Sophia: Seorang warga dan duta besar
Perusahaan Hanson Robotics menciptakan robot humanoid sejak 2007 dan berkembang pesat dalam 10 tahun dengan modelnya "Sophia", yang menjadi robot pertama dan sejauh ini satu-satunya yang memiliki kewarganegaraan. Setelah dirilis ke publik, Arab Saudi menjadikan robot itu sebagai warganya. "Sophia" juga bekerja untuk PBB sebagai "duta inovasi".
Foto: ISAAC LAWRENCE/AFP/Getty Images
Dari pencuci piring hingga penjelajah luar angkasa
Robot "Beomni" adalah robot serbaguna, yang menurut pabrikan AS Beyond Imagination, dapat digunakan dalam berbagai cara. "Beomni" mampu membuka botol, memberikan suntikan, sehingga dapat digunakan dalam bidang gastronomi dan bidang medis. Bahkan direncanakan akan mampu melakukan perjalanan ke luar angkasa untuk membantu membangun konstruksi luar angkasa.
Foto: YouTube/CNET
Seni yang dibuat oleh kecerdasan buatan
Robot humanoid tidak hanya bisa melakukan tugas-tugas praktis, mereka bahkan punya kemampuan artistik seperti halnya dengan "Ai-Da Robot." Robot humanoid dari Engineered Arts adalah seniman dengan wajah manusia dan lengan robot. Dikembangkan pada tahun 2019, "Ai-Da" adalah sistem seni robotik pertama di dunia. Dengan bantuan algoritme, robot ini bisa menghasilkan gambar, lukisan, dan pahatan.
Foto: Avalon/Photoshot/picture alliance
Asli dan palsu
Ini adalah foto ahli robot Jepang, Hiroshi Ishiguro, yang berdiri di samping robotnya "Geminoid", yang terlihat seperti saudara kembarnya. Ishiguro dianggap sebagai bintang pop dalam penelitian robotika Jepang dan telah membuat tiruan android untuk Menteri Transformasi Digital Jepang, Taro Kono. Robot Ishiguro sedang dalam serangkaian workshop di Amerika Serikat, tanpa sang pembuatnya.
Foto: Naoki Maeda/AP Photo/picture alliance
Rekan seperjuangan
Robot humanoid juga sedang dikembangkan di Jerman. Pada musim gugur 2022, "Lena" menyelesaikan uji coba di kantor. Robot perempuan buatan laboratorium penelitian Leap in Time Lab yang dilengkapi kecerdasan buatan ini bekerja bersama rekan manusia selama delapan minggu. Di akhir fase uji coba, Lena telah memperluas kosa katanya sedemikian rupa sehingga dia mampu memberikan presentasi.
Foto: Boris Roessler/dpa/picture-alliance
Ilmuwan dan pelopor AI memperingatkan akan bahaya
Semakin banyak tugas yang diambil alih kecerdasan buatan, semakin besar pembahasan tentang dimensi etis dari perkembangan ini. Geoffrey Hinton, yang dikenal sebagai "ayah baptis AI", takut kehilangan kendali atas AI dan memperingatkan "risiko serius bagi umat manusia". Banyak yang mungkin segera "tidak lagi mengenali apa yang benar," katanya. Hinton baru saja mengundurkan diri dari Google. (ha/)