Taiwan Akan Bekerja Sama dengan AS Hadapi Ancaman Cina
15 April 2021Presiden Taiwan Tsai Ing-wen dalam pertemuannya dengan delegasi AS yang dikirim Presiden Joe Biden pada Kamis (15/04) mengatakan,Taiwan siap bekerja sama dengan AS mencegah "manuver dan provokasi berbahaya" aktivitas militer Cina.
Pejabat senior AS, mantan Senator AS Chris Dodd dan mantan Wakil Menteri Luar Negeri Richard Armitage dan James Steinberg tiba di Taipei pada Rabu (14/04) untuk memberikan sinyal dukungan AS terhadap Taiwan dan demokrasinya.
Tsai mengatakan kepada delegasi AS dalam pertemuan di Kantor Kepresidenan, aktivitas militer Cina di kawasan telah mengancam perdamaian dan stabilitas kawasan.
"Kami sangat ingin bekerja dengan negara-negara yang berpikiran sama, termasuk Amerika Serikat, untuk bersama-sama menjaga perdamaian dan stabilitas Indo-Pasifik dan mencegah manuver dan provokasi berbahaya," kata Tsai.
Tsai berjanji akan terus bekerja sama dengan AS untuk melawan balik "perang kognitif" dan penyebaran informasi palsu. Namun, ia tidak merinci lebih lanjut pernyataannya tersebut.
Sementara itu, anggota delegasi AS Chris Dodd mengatakan kepada Tsai, pemerintahan Biden akan menjadi "teman yang dapat diandalkan dan dipercaya," yang akan membantu Taiwan mengembangkan ruang internasionalnya serta mendukung investasi Taiwan dalam sektor pertahanan. Dodd juga mengatakan kemitraan AS dengan Taiwan kini "lebih kuat dari sebelumnya."
Kesepakatan perdagangan bebas Taiwan-AS
Tsai dalam kesempatan ini juga menyampaikan, Taiwan menantikan kelanjutkan pembicaraan perdagangan dengan AS sesegera mungkin. Taipei memang sudah lama mengincar kesepakatan perdagangan bebas dengan Washington.
Taiwan adalah masalah teritorial paling sensitif dengan Cina dan menjadi sumber utama perselisihan antara Beijing dengan Washington. Undang-Undang tahun 1979 tentang Hubungan Taiwan AS (TRA) mengatur AS membantu Taiwan meski tidak ada hubungan diplomatik formal.
Ketegangan dengan Cina meningkat
Taiwan sendiri telah menyuarakan keluhannya beberapa bulan terakhir, karena hampir setiap hari angkatan udara Cina masuk ke dekat zona identifikasi pertahanan udara (ADIZ) mereka.
Sebanyak 25 pesawat tempur dan pesawat pembom yang mampu mengangkut hulu ledak nuklir milik Cina masuk ke zona ADIZ Taiwan pada hari Senin (12/04). Ini merupakan jumlah terbesar yang dilaporkan hingga saat ini.
Sebelumnya, Cina mengumumkan pada hari Selasa (13/04) mereka memulai latihan militer selama lima hari di lepas pantai Cina yang menghadap Taiwan.
Kunjungan tak resmi AS ini semakin meningkatkan ketegangan antara Beijing dan Washington yang sudah memburuk sejak masa pemerintahan Donald Trump. Cina menggambarkan latihan militer mereka di dekat Taiwan sebagai latihan tempur dan mengatakan pertemuan para mantan pejabat tinggi AS dengan Tsai "hanya memperburuk ketegangan di Selat Taiwan."
rap/as (Reuters, dpa)