Taiwan Protes Indonesia Karena Deportasi Warganya ke Cina
4 Agustus 2017
Pemerintah Taiwan melayangkan protes kepada Indonesia karena mendeportasi warganya ke Cina. Taipei mendesak agar Indonesia menangguhkan deportasi dan memberikan akses diplomatik terhadap warganya.
Iklan
Taiwan melayangkan nota protes kepada Indonesia lantaran mendeportasi 22 warganya ke Cina. Mereka termasuk sindikat penipuan yang beranggotakan 143 warga negara Cina. Protes serupa juga dilayangkan ke Vietnam dan Kamboja untuk alasan sama.
Sejak beberapa bulan terakhir pemerintah Beijing aktif memburu kelompok kriminal Cina yang beroperasi di Asia Tenggara. Namun sebagian yang terlibat ternyata warga negara Taiwan. Pemerintah Indonesia sebelumnya mengaku telah berkoordinasi dengan kepolisian Cina untuk mendeportasi para tersangka.
"Kami meminta kunjungan konsultasi dan juga menawarkan bantuan mengidentifikasi tersangka. Kami mendesak Indonesia berlaku sesuai dengan hukum dan juga menyediakan kanal untuk bantuan hukum bagi warga negara Taiwan," tulis Kementerian Luar Negeri di Taipei. Pemerintah Taiwan juga menegaskan niatnya bekerjasama dengan Cina untuk mengatasi tindak kriminal lintas batas.
Wow, Ada "Hutan" Berjalan di Taiwan
Jika Anda tidak bisa sampai ke alam, betapa indahnya jika alam yang datang kepada Anda. Gagasan unik diwujudkan melalui bus 'hutan' di Taiwan ini.
Foto: Reuters/T. Siu
Rindu dekat dengan alam?
Kangen kehidupan yang dekat dengan alam saat terjebak aktivitas di hutan beton perkotaan? Jika kebetulan singgah di ibukota Taiwan,Tapei, jawaban atas masalah Anda salah satunya adalah: naik bus ‘hutan‘ ini.
Foto: Getty Images/AFP/S. Yeh
Bus "Hutan" pertama
Florist Alfie Lin dan perancang Xiao Qing-Yang mengubah bus kota ini menjadi rumah hijau yang didekorasi dengan anggrek, lily, pakis dan berbagai tanaman lainnya. Bus beroperasi di jalur khusus melintasi Taipei, dengan pemberhentian di museum seni, kuil ternama, dan pasar malam.
Foto: Reuters/T. Siu
Fase uji coba
Uji coba bus berlangsung seminggu di bulan Mei 2017. Bus "hutan" berangkat pada pukul 9:30 pagi dengan rute dari Tianmu menuju ke Xizhi, melewati Pasar Shi-dong, Stadion Baseball Taipei Tianmu, Museum Seni Rupa Taipei, Pasar Qingguang, Kuil Xingtian, Pasar Malam Raohe Street dan Nankang Software Park.
Foto: Getty Images/AFP/S. Yeh
Duduk di kerimbunan pohon
Penumpang bisa duduk di bangku bus berumput sambil menikmati perjalanan mengelilingi ibukota Taipei. Bus ‘hijau‘ Ini adalah yang pertama dari jenisnya. Berbagai tanaman menyelimuti bus No. 203 yang rutenya mengelingi jalan-jalan di Taipei.
Foto: Getty Images/AFP/S. Yeh
Inisiatif pemerintah kota
Penumpang menikmati kenyamanan bus berisi kebun dan taman. Kehadiran bus unik ini merupakan upaya pemerintah Taipei untuk mengkampanyekan pentingnya ruang terbuka hijau di kotanya. Alhasil, para penumpangnya tampak gembira. Mereka sibuk berswafoto dengan latar bunga dan tanaman.
Foto: Getty Images/AFP/S. Yeh
Jadi ajang berfoto ria
Penumpang asyik berswafoto atau mengambil gambar di dalam bus berisi kebun dan taman unik ini. Berbagai tanaman tampak menggantung di atap bus. Untuk menambah kesan hijau, kursi-kursi penumpang juga dilapisi rumput.
Foto: Getty Images/AFP/S. Yeh
Semerbak harum bunga
Tanamannya juga banyak yang berbunga harum – jadi menyegarkan, kan? Florist yang ikut mendesain bus mengemukakan, mereka ingin membawa sentuhan alam ke rutinitas komuter yang sibuk. Penumpang bisa mencium aroma alam di dalam bus dan melihat tanaman hijau yang semarak untuk merasakan pesan damai dari alam.
Foto: Getty Images/AFP/S. Yeh
Kegembiraan dan harapan
Tidak mengejutkan jika "bus hutan" disambut dengan antusias. Siapa yang tidak suka naik bus anggrek dan duduk di kursi berpapar rerumputan? Penumpang mengantri untuk mendapatkan tempat di bus unik itu. Banyak orang berharap bus itu bisa beroperasi secara permanen dan bukan hanya proyek ujicoba. Ed:ap/as/afp/taiwannews)
Foto: Getty Images/AFP/S. Yeh
8 foto1 | 8
"Tapi sikap Cina memaksa mendeportasi warga negara Taiwan ke wilayahnya mengabaikan niat baik dan permintaan kami... dan dampaknya pada perkembangan hubungan lintas selat," tulis Dewan Daratan Tiongkok, lembaga pemerintah yang bertugas mengurusi kebijakan terkait Cina.
Sejauh ini Kementerian Luar Negeri Cina belum berkomentar terhadap pernyataan Taiwan.
Indonesia menganut kebijakan satu Cina dan tidak mengakui kedaulatan Taiwan. Namun begitu hubungan kedua negara mengalami pertumbuhan pesat sejak satu dekade terakhr. Saat ini Taiwan adalah mitra dagang terbesar ke10 Indonesia.
Hong Kong: 20 Tahun Setelah Dikembalikan ke Cina
Hong Kong dikembalikan ke bawah kekuasaan Cina 20 tahun lalu, setelah dikuasai Inggris selama 156 tahun. Sejarah kawasan itu selama ini sudah ditandai sejumlah aksi protes terhadap Cina.
Foto: Reuters/B. Yip
1997: Momentum Bersejarah
Penyerahan Hong Kong dari Inggris kepada Cina terjadi tanggal 1 Juli 1997. Wilayah Hong Kong menjadi koloni Inggris tahun 1842 dan dikuasai Jepang selama Perang Dunia II. Setelah Hong Kong kembali ke Cina, situasi politiknya disebut "satu negara, dua sistem."
Foto: Reuters/D. Martinez
1999: Tidak Ada Reuni Keluarga
Keluarga-keluarga yang terpisah akibat perbatasan Hong Kong berharap akan bisa bersatu lagi, saat Hong Kong kembali ke Cina. Tetapi karena adanya kuota, hanya 150 orang Cina boleh tinggal di Hong Kong, banyak yang kecewa. Foto: Aksi protes warga Cina (1999) setelah permintaan izin tinggal ditolak oleh Hong Kong.
Foto: Reuters/B. Yip
2002: Harapan Yang Kandas
Masalah izin tinggal muncul lagi April 2002 ketika Hong Kong mulai mendeportasi sekitar 4.000 warga Cina yang "kalah perang" untuk dapat izin tinggal di daerah itu. Keluarga-keluarga yang melancarkan aksi protes di lapangan utama digiring secara paksa.
Foto: Reuters/K. Cheung
2003: Pandemi SARS
2003, virus SARS yang sangat mudah menular mencengkeram Hong Kong. Maret tahun itu, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan adanya pandemi di kawasan itu. Pria ini (foto) hadir dalam upacara penguburan Dokter Tse Yuen-man bulan Mei. Dr. Tse secara sukarela menangani pasien SARS dan tertular virus itu. Hong Kong dinyatakan bebas SARS Juni 2003. Hampir 300 orang tewas akibat penyakit ini.
Foto: Reuters/B. Yip
2004: Demonstrasi bagi Demokrasi
Politik Cina "satu negara, dua sistem" kerap sebabkan ketegangan. 2004, dalam peringatan ke tujuh penyerahan kembali Hong Kong, ratusan ribu orang memprotes, dan menuntut reformasi politik. Mereka menyerukan demokrasi dan pemilihan pemimpin Hong Kong berikutnya.
Foto: Reuters/B. Yip
2008: Tidak Ada Tempat Tinggal
Harga properti yang sangat tinggi sebabkan biaya sewa yang juga tinggi. 2008 rasanya tak aneh jika melihat orang seperti Kong Siu-kau tinggal di apa yang disebut "rumah kandang." Besarnya 1,4 m persegi, dikelilingi kawat besi, dan dalam satu ruang biasanya ada delapan. Sekarang sekitar 200.000 orang menyebut sebuah "kandang" atau satu tempat tidur di apartemen yang disewa bersama, sebagai rumah.
Foto: Reuters/V. Fraile
2009: Mengingat Lapangan Tiananmen
Saat peringatan 20 tahun pembantaian brutal pemerintah Cina di Lapangan Tiananmen (4 Juni 1989), penduduk Hong Kong berkumpul dan menyalakan lilin di Victoria Park. Ini menunjukkan perbedaan besar antara Hong Kong dan Cina. Di Cina pembantaian atas orang-orang dan mahasiswa yang prodemokrasi hanya disebut Insiden Empat Juni.
Foto: Reuters/A. Tam
2014: Aksi Occupy Central
Sejak September 2014, protes skala besar yang menuntut lebih luasnya otonomi mencengkeram Hong Kong selama lebih dari dua bulan. Ketika itu Beijing mengumumkan Cina akan memutuskan calon pemimpin eksekutif Hong Kong dalam pemilihan 2017. Aksi protes disebut Revolusi Payung, karena demonstran menggunakan payung untuk melindungi diri dari semprotan merica dan gas air mata.
Foto: Reuters/T. Siu
2015: Olah Raga Yang Penuh Politik
Kurang dari setahun setelah Occupy Central berakhir, Cina bertanding lawan Hong Kong dalam pertandingan kualifikasi Piala Dunia sepak bola, 17 November 2015. Para pendukung Cina tidak disambut di Hong Kong. Para fans Hong Kong mengejek dan berteriak-teriak ketika lagu kebangsaan Cina dimainkan, dan mengangkat poster bertuliskan "Hong Kong bukan Cina." Pertandingan berakhir 0-0.
Foto: Reuters/B. Yip
2016: Kekerasan Baru
February 2016 tindakan brutal polisi Hong Kong kembali jadi kepala berita. Pihak berwenang berusaha singkirkan pedagang ilegal di jalanan dari kawasan pemukiman kaum buruh di Hong Kong. Mereka mengirim polisi anti huru-hara, yang menggunakan pentungan dan semprotan merica. Bentrokan ini yang terbesar setelah Revolusi Payung 2014. Penulis: Carla Bleiker (ml/hp)