Perawatan kecantikan yang biasa dilakukan kaum perempuan, kini akan diterapkan bagi bangunan bersejarah India Taj Mahal untuk mengembalikan warna putih marmor yang menguning karena tingkat polusi tinggi.
Iklan
"Karena polusi di kota terus bertambah, marmor putih menjadi kuning dan kehilangan kilaunya. Untuk mengembalikan wujud asli monumen tersebut, kami mulai mempersiapkan terapi lumpur," ujar arkeolog BM Bhatnagar dari Archaelogical Survey of India (ASI) yang bekerja di bawah kementrian kebudayaan negara itu.
Proses ini mencontoh metode pembersihan kecantikan tradisional yang dilakukan para perempuan India dengan membalurkan 'Multani mitti' atau tanah serap yang menyerupai lempung ke wajah agar kulit tetap bersinar.
Sebagai bagian dari terapi facial bagi Taj Mahal, lempung yang kaya akan kapur ini akan dibalurkan ke marmor yang menguning dan dibiarkan semalaman. Lalu dibersihkan dengan air, saat lumpur mulai mengering. Para arkeolog berharap, warna kuning akan turut terbersihkan.
Warisan Budaya Yang Terancam
Di Dresden Waldschlößchenbrücke dibuka dan sebabkan kota itu kehilangan gelar warisan budaya di tahun 2009. Tahun 2013, 44 dari 936 situs warisan dunia masuk daftar merah.
Foto: Getty Images
Pencabutan Gelar Warisan Budaya
Agustus 2013, jembatan yang disebut Waldschlößchenbrücke di Dresden dibuka bagi lalu lintas kendaraan bermotor. 2009 pembangunan jembatan yang melintasi sungai Elbe itu menyebabkan kota Dresden kehilangan gelar warisan dunia UNESCO. Itulah pencabutan pertama gelar warisan budaya di kategori kebudayaan. Pemandangan sungai yang istimewa dianggap rusak akibat pendirian jembatan.
Foto: picture-alliance/dpa
Perlindungan Satwa Langka di Oman
2007 komisi UNESCO menarik kembali status warisan alam dari kawasan perlindungan satwa liar daerah gurun Oman. Alasannya: Oman memutuskan untuk mengecilkan sekitar 90% kawasan perlindungan alamnya. Daftar warisan dunia dibuat berdasarkan kesepakatan perlindungan warisan budaya dan alam dari tahun 1972.
Foto: picture-alliance/dpa
Kota Tua Yerusalem
Dengan kesepakatan itu, 189 negara memutuskan untuk melindungi warisan budaya dan alamnya. Pencabutan gelar terutama merugikan sebuah daerah dari segi citra. Daerah warisan dunia adalah tujuan yang sering dikunjungi wisatawan. Misalnya Yerusalem. Di Yerusalem, penjagaan kota tua sebagai kawasan warisan budaya dunia sulit dipertahankan karena status hukum yang tidak jelas.
Foto: picture-alliance/landov
Lokasi Keagamaan Timbuktu
Yang mengusukan lokasi warisan budaya adalah negara-negara, di mana lokasi itu berada. Komisi warisan dunia UNESCO kemudian memutuskan statusnya. 1988 komisi menerima mesjid, monumen makam dan kuburan di Timbuktu, Mali dalam daftarnya. Sejak 2012 Timbuktu terancam akan kehilangan titel tersebut. Di daerah sekitarnya terjadi konflik bersenjata.
Foto: cc-by/Ranveig
Reservasi Biosfir di Rio Platano di Honduras
Reservasi Biosfir adalah contoh bagi realisasi pembangunan berkelanjutan, atas inisiatif UNESCO. Dua pertiga anggota komisi warisan dunia harus setujui daftar daerah yang terancam kehilangan titel. Kemudian UNESCO peringatkan pemerintah negara itu untuk perbaiki perlindungan. UNESCO juga sokong secara finansial, teknis dan politis. Pembalakan ilegal ancam tepian Rio Platano in Hoduras.
Foto: cc-by-sa/SieBot
Reruntuhan Biara Abu Mena dari Abad Pertengahan
Di Abu Mena, Mesir, air tanah yang tambah tinggi akibat proyek pengairan menyebabkan fondasi reruntuhan biara rusak. Oleh sebab itu, 2001 UNESCO menempatkan Abu Mena, yang sudah punya status itu sejak 1979, dalam daftar merah.
Foto: picture alliance/akg
Daerah Arkeologis Lembah Bamiyan
Menyedihkan tapi benar. Sering kali manusialah yang merusak kebudayaannya. Misalnya daerah arkeologis di lembah Bamiyan, Afghanistan. Tahun 2001, Taliban menghancurkan patung Buddha yang terkenal di dunia. Akibatnya, ruang tempat patung itu dulu berdiri terancam ambruk. Ranjau di berbagai bagian lembah itu juga menyebabkan ancaman ledakan.
Foto: picture alliance/dpa
Kota Tua Damaskus
Monumen Saladin di depan benteng di Damaskus adalah peninggalan masa damai. Sejak 1993 monumen itu sudah berdiri di tempatnya. Untuk sementara ini kota tua Damaskus rusak berat karena perang saudara, sehingga berada dalam daftar merah. UNESCO sudah memberikan status warisan budaya dunia kepada Damaskus tahun 1979.
Foto: picture-alliance/akg
Kota Pelabuhan Bersejarah Liverpool
Situasi di Liverpool, Inggris, tidak seburuk seperti di Damaskus. Seperti halnya di Dresden, proyek bangunan "Liverpool Waters" membahayakan titel kota pelabuhan bersejarah tersebut. Dikhawatirkan, pendirian bangunan menyebabkan perubahan pusat kota, yang juga berarti perusakan karakter bersejarah pelabuhan.
Foto: picture-alliance/dpa
Daerah Penggalian Bersejarah di Assur
Juga di Assur, Irak, proyek bangunan mengancam titel dari UNESCO, bahkan pada tahun yang sama seperti saat diberikan, tahun 2003. Daerah penggalian bersejarah terancam masalah keamanan akibat pendirian bendungan Makhul. Proyek itu sekarang sudah dihentikan, tetapi masalah keamanan belum terselesaikan.
Foto: picture alliance/dpa
Karang Penghalang di Belize
Di Belize di Karibik sebuah warisan alam terancam. Karang penghalang Belize adalah sistem karang terbesar kedua, setelah Great Barrier Riff di Australia. Tahun 2009 kawasan ini juga ditempatkan di daftar merah oleh UNESCO akibat ulah manusia. Pembalakan hutan bakau dalam jumlah besar mengancam karang penghalang itu.
Foto: cc-by/2007 National Geographic Society
Taman Nasional Virunga di Kongo
Taman Nasional ini sudah ada di daftar merah sejak 1994. Gelombang pengungsi, yang berdatangan ke daerah itu setelah pembantaian massal di Rwanda di tahun sama mengancam pepohonan di sana. Sekarangpun daerah itu masih dilanda konflik bersenjata. Pemberontak juga membunuh banyak kera dan menjual dagingnya untuk membeli senjata.
Foto: Getty Images
12 foto1 | 12
"Permukaan ditutupi dengan tanah serap setebal 2 mm. Setelah kering dibersihkan dengan sikat nilon halus dan disiram dengan air sulingan untuk menghilangkan kotoran yang menempel pada permukaan," papar Bhatnagar dari ASI.
Musoleum dari abar ke 17 ini telah tiga kali menjalani terapi semacam ini. Pertama kali di tahun 1984, lalu 2001 dan terakhir di tahun 2008. "Terapi terakhir melibatkan 24 ahli yang melakukan pekerjaan sedikit demi sedikit selama enam bulan akan turis tidak terganggu," tambah Bhatnagar.
"Saat ini proses masih dalam tahap dokumentasi dan pakar menganalisa bagian pada monumen yang tidak terekspos hujan tapi cenderung lebih banyak mengumpulkan kotoran."
Monumen India bermarmor putih ini dibangun oleh Kaisar Shah Jahan antara tahun 1632 dan 1654 sebagai musoleum bagi istrinya Mumtaz Mahal.