1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Tajuk: Partai Kongres Menangkan Pemilu di India

18 Mei 2009

Warga India menolak kelompok nasionalis dan komunis. Yang menang dalam pemilihan parlemen adalah Partai Kongres. Pergantian generasi di partai itu mulai dirintis.

Grahame LucasFoto: DW

Warga India memilih kembali PM Manmohan Singh dan Partai Kongres sebagai rasa terima kasih atas keberhasilan ekonomi dalam tahun-tahun belakangan ini. Rakyat memilih pertumbuhan ekonomi dan stabilitas politik. Partai oposisi terbesar Bharatiya Janata (BJP) di bawah pimpinan Lal Krishna Advani yang berusia 81 tahun menderita kekalahan besar. Advani dan partainya tidak berhasil meraih kalangan di luar kelompok nasionalis Hindu. Bagi para pemilih, partai BJP berkaitan erat dengan kekerasan dan tidak mengenal toleransi terhadap kelompok minoritas, sehingga kalangan di luar kelompok nasionalis sendiri merasa kecut.

Kelompok lain yang kalah adalah 'front ketiga', yaitu gabungan antara partai-partai regional, partai komunis dan partai-partai yang mewakili kepentingan kasta. Sebelum pemilu aliansi ini dinilai punya peluang untuk menjadi faktor penentu, bila kedua partai besar itu hampir sama kuat. Tetapi kenyataannya justru berbeda.

Partai Komunis yang tahun lalu keluar dari koalisi di bawah PM Manmohan Singh karena dianggap terlalu mendekati AS dalam politik nuklirnya, justru kalah besar di wilayah timur laut India, yang selama ini merupakan kubu terkuatnya. Rakyat rupanya merasa tidak dapat mengandalkan partai itu dalam menghadapi tantangan di Abad 21 ini. Begitu pula Mayawati, PM Negara-bagian Uttar Pradesh sudah disebut-sebut sebagai PM dari koalisi multi partai. Tetapi dia pun tidak berhasil menyentuh hati masyarakat India.

Walaupun Manmohan Singh tidak berhasil meraih mayoritas mutlak dalam parlemen, dia tidak akan menghadapi kesulitan besar dalam membentuk pemerintahan. Hal itu memungkinkan terwujudnya kestabilan yang sangat diperlukan oleh India. Sebab India dengan jutaan penduduk yang masih hidup di bawah garis kemiskinan, ingin tahu pasti, bagaimana pertumbuhan ekonomi dapat dijamin dalam krisis global seperti sekarang? Bagaimana India dapat mengatasi sistem kasta yang resminya memang sudah lama dihapus tetapi masih terpateri dalam benak? Bagaimana menciptakan persamaan peluang bagi mayoritas warga yang hampir tidak terjangkau oleh pendidikan dan pelayanan kesehatan? Bagaimana menjamin keamanan dalam negeri di bawah ancaman kelompok agama yang fanatik? Bagaimana menstabilkan hubungan dengan Pakistan? Selama kampanye pemilu Partai Kongres lah yang punya jawaban untuk itu, walaupun masih belum memadai. Pemerintah yang baru harus menangani semuanya, bila India hendak meluaskan pengaruh politiknya di Abad 21 dan memelihara kepentingannya di panggung politik dunia. Memang masih banyak kekurangan untuk dapat menyebut India sebagai sebuah negara adi daya.

Manmohan Singh tidak dapat memberikan jawaban, karena faktor usia tidak memungkinkannya. Tetapi hasil pemilu itu mungkin menjawab pertanyaan soal penggantinya. Rahul Gandhi, cucu dari mantan PM Indira Gandhi dan putra dari ketua Partai Kongres, Sonia Gandhi, telah menjadi bintang baru dari Dinasti Gandhi selama berlangsungnya kampanye pemilu. Dia telah berhasil menarik 43 juta kaum muda yang baru pertama kali ikut pemilu untuk memilih Partai Kongres. Rahul Gandhi muncul sebagai tokoh India modern yang mewakili semua warga India. Ia berhasil menjadikan Partai Kongres kembali sebagai wadah bagi berbagai aliran dalam masyarakat multietnis India. Dia diyakini akan dapat mengambil alih kendali dari tangan Manmohan Singh dan memantapkan Partai Kongres sebagai kekuatan utama dalam politik di India.

Grahame Lucas
Editor: Dewi Gunawan-Ladener