1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Tajuk: Pembukaan Olimpiade ke-29

9 Agustus 2008

Delapan adalah angka keberuntungan bagi orang Cina. Oleh karena itu, olimpiade digelar tepat pada tanggal 8 Agustus 2008 pukul 08.08.

Stadion olimpiade di Beijing, 2008Foto: AP

Cina sebetulnya ingin menjadi penyelenggara olimpiade 2000. Namun keinginan ini gagal, karena tahun 1989 terjadi penumpasan gerakan demokrasi di Cina. Sehingga komite olimpiadepun memutuskan agar olimpiade digelar di Sydney. Akhirnya pada tahun 2001 Beijing berhasil mengalahkan pesaing lainnya dan terpilih sebagai penyelenggara - itu juga karena dalam kampanyenya Cina selalu menjanjikan kemajuan hak asasi manusia.

Bagi partei komunis Cina pilihan Beijing sebagai tempat penyelenggaraan olimpiade merupakan keuntungan besar. Olimpiade yang dinilai tidak berideologi, selama tujuh tahun dijadikan fokus bersama yang menyatukan bangsa. Justru karena inilah, sejak awal pernyataan bahwa olahraga dan politik itu terpisah sebetulnya adalah omong kosong belaka.


Gambar-gambar yang menunjukkan kehebatan Cina di luar negeri, juga ditujukan sebagai propaganda kepada rakyat Cina sendiri. Cina hendak memamerkan kemajuannya. Sekitar 80 kepala negara menghadiri pembukaan olimpiade. Mereka berdampingan langsung dengan pimpinan Cina. Di dalam negeri, televisi Cina akan menyiarkan setiap adegan penting. Dari Hu Jintao bertemu dengan Nicholas Sarkozy, George W. Bush hingga Vladimir Putin. Pesannya jelas: Cina setingkat dengan mereka. Ketika Bush mengritik situasi hak asasi manusia di Cina, tentu hal ini tidak disebarkan di Cina.


Cina berulangkali mengingatkan, olimpiade membawa perubahan positif seperti yang terjadi di Korea Selatan 20 tahun lalu. Namun situasi kedua negara tersebut tidak serupa. Korea Selatan lebih kecil dan di bidang politik serta keamanan negara itu tergantung pada Amerika Serikat. Sedangkan Cina adalah sebuah negara raksasa dan memiliki peraturan sendiri.


Cina ingkar janji dengan pernyataan sebelumnya. Beberapa bulan lalu pemerintah di Beijing ternyata lebih gencar menindas semua pihak yang menentangnya. Berikut sebuah peristiwa yang terjadi baru-baru ini: minggu lalu Ni Yulan disidang di pengadilan. Mantan pengacara ini sejak dulu memperjuangkan hak warga Cina yang dirampas tanah atau rumahnya. Namun, April lalu iapun menjadi korban. Rumahnya dibongkar habis. Alasannya, pemerintah kota Beijing hendak memperindah kawasan itu untuk olimpiade. Ketika Ni Yulan membela diri, ia ditangkap. Kemungkinan ia disiksa. Sejak kejadian itu suaminya sendiri belum bertemu dengan istrinya.


Namun, beberapa hari lalu nampaknya ada juga perubahan yang dihasilkan olimpiade. Seruan internasional untuk mencabut sensor internet di pusat media olimpiade menghasilkan kelonggaran. Situs internet Deutsche Welle sejak itu bisa dibuka lagi. Itu tidak hanya di pusat media, akan tetapi di seluruh negeri. Akan tetapi, sejumlah situs internet lainnya masih ditutup dan sedikitnya 80 wartawan masih dipenjara.


Bukan pimpinan Cina yang pantasnya mendapat kesempatan untuk menyelenggarakan pesta olimpiade. Akan tetapi rakyat Cina! Dan ada harapan. Jika, pemerintah Cina membiarkan pesta olimpiade menjadi pesta yang meriah, tanpa tunduk pada kebiasaan mengawasi segalanya, maka olimpiade bisa mengubah Cina. (an)