1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Tajuk: Reaksi Cepat Cina Hadapi Bencana

Astrid Freyeisen15 Mei 2008

Terbuka dan cepat. Demikian reaksi pimpinan Cina akan bencana gempa bumi yang terjadi di negara tersebut. Reaksi yang cukup mengejutkan mengingat Cina kerap menutup-nutupi peristiwa penting di negaranya.

Foto: AP

Sebenarnya tahun 2008 bisa menjadi tahun yang sangat membahagiakan bagi Cina. Angka delapan adalah angka keberuntungan bagi warga Cina, sesuai dengan waktu penyelenggaraan Olimpiade di Beijing. Kebanggaan seluruh masyarakat Cina. Namun kemudian yang terjadi malah sebaliknya. Januari, bencana salju di Cina Selatan; Maret, kerusuhan berdarah di Tibet dan protes dunia barat terhadap politik Tibet Cina. Reaksi warga Cina di seluruh dunia yang marah dan penuh kebencian propaganda sangat mengejutkan.

Kini gempa bumi, bencana kemanusiaan, yang akibatnya setelah dua hari pun masih belum jelas. Beberapa menit setelah gempa yang pertama, reaksi resmi dari pemerintah Cina adalah keterkejutan. Pola lama Cina yang menutup-nutupi kejadian dan show propaganda tidak tampak. Sebaliknya, saat di Beijing para pegawai yang bekerja di gedung-gedung tinggi setelah gempa terjadi memilih untuk menunggu di jalanan, kantor berita negara dan televisi nasional sudah mulai memberitakannya.

Media setempat telah menunjukkan wilayah krisis, jumlah korban yang tewas dan terluka, dan korban yang masih berada di bawah reruntuhan terus diaktualisir keadaannya. Reporter memberitakan tentang tragedi kemanusiaan korban dan masalah para penyelamat. Para pakar diizinkan mengatakan kepada televisi wilayah krisis sebagai lokasi yang sangat terancam gempa bumi.

Wartawan asing tidak dihalang-halangi melihat secara langsung kerusakan dan melaporkan dari lokasi bencana. Menurut wartawan Cina, badan sensor yang biasanya ketat dan otoriter tiba-tiba menarik diri. Keberhasilan ini adalah kebebasan pers yang tidak biasa terjadi di Cina.

Yang tidak biasa adalah juga reaksi pimpinan politik. Tidak sampai dua jam setelah laporan gempa bumi yang pertama, Perdana Menteri Wen Jiabao telah berada dalam pesawat menuju lokasi kejadian. Ia memimpin sendiri tim penanganan krisis. Tentu ia juga didampingi tim kamera televisi nasional, tetapi biasanya pejabat tinggi Cina baru tampil setelah masalah selesai. Jadi seakan presentasi keberhasilan pimpinan komunis.

Hingga belum lama ini, tidak terbayangkan, situasi separah itu akan diakui secara terbuka. Yang paling penting adalah pergerakan cepat tim penyelamat. Warga Cina melakukan segala cara yang mungkin dilakukan manusia untuk menyelamatkan nyawa. Cina mengerahkan sumber daya mereka yang terbesar, yaitu massa. Pengerahan ratusan ribu tentara dan dokter dari seluruh Cina bukanlah masalah. Jika pun bantuan tidak segera datang, maka ini karena hujan yang turun di wilayah pegunungan. Jika dalam gempa gedung sekolah runtuh seperti tumpukan kartu mainan, ini karena korupsi yang terjadi saat pembangunan.

Republik Rakyat Cina berhak menerima pujian dari PBB atas cara mereka menangani bencana tersebut. Sepertinya pihak yang bertanggung jawab di Beijing telah belajar dari kesalahan mereka di masa lalu. Apakah kemajuan ini bisa bertahan dan melawan sikap yang keras kepala, masih belum jelas. Penting adalah gema apa yang diperoleh masyarakat Cina dari manajemen krisis yang terjadi sekarang ini. Jika bencana ini memperkuat rasa bersatu, maka kekuasaan Partai Komunis tidak akan dipertanyakan, maka para pembaharu telah menang, karena stabilitas memiliki prioritas terpenting di Cina. Banyak warga Cina yang percaya takhayul. Gempa bumi sering dianggap sebagai pertanda perubahan yang negatif. Visi pemerintah akan masyarakat yang harmonis akan dinilai dari cara mereka menangani bencana gempa bumi ini. (vlz)