Laporan terbaru misteri hilangnya pesawat MH 370 menunjukkan, tidak ada pilot atau pilot berada dalam kondisi tak sadar ketika pesawat menukik jatuh.
Iklan
Misteri hilangnya pesawat MH370 memasuki babak baru. Laporan terkini menyebutkan, pesawat itu jatuh setelah kehabisan bahan bakar, tanpa ada campur tangan manusia.
Penerbangan MH370 menghilang pada bulan Maret 2014 dalam perjalanan dari Kuala Lumpur menuju Beijing. Pesawat Malaysia Airlines tersebut mengangkut 239 penumpang dan awak kapal. Hilangnya pesawat ini menjadi salah satu misteri penerbangan terbesar di dunia.
Dalam laporan Biro Keselamatan Transportasi Australia (ATSB) yang dirilis pada hari Rabu (02/11) disebutkan berdasarkan analisa terhadap puing-puing sayap MH370, pesawat itu sebenarnya tidak akan mendarat. Namun karena kehabisan bahan bakar pesawat itu jatuh begitu saja.
ATSB juga menyatakan berdasarkan laporan komunikasi satelit, pesawat itu berada dalam "ketinggian dan adanya peningkatan tajam penurunan" ketika pesawat itu menghilang.
MH370: Misteri dari Malaysia ke Mozambik
Dua tahun berlalu, hilangnya pesawat Malaysia Airlines MH370 masih jadi misteri. Belum lama ini bagian pesawat mengambang di Mozambik. Sebuah perjalanan panjang dari Malaysia. Akankah misteri ini terpecahkan?
Foto: Reuters
8 Maret 2014
Pada pukul 00:40 Malaysia Airlines MH370, tinggal landas dari Kuala Lumpur, Malaysia menuju ke Beijing, Cina. Pada pukul 01:30, sinyal pesawat itu hilang dari radar sipil. Namun pukul 02.15 mucul dalam radar milter, kemudian tak terdeteksi.
Foto: Reuters
17 Juli 2014
Pencarian diperluas hingga ke Samudera Hindia. Tim dari berbagai negara bekerjasama mencari titik terang keberadaan pesawat naas itu. Busur linear yang dihasilkan dari pesan-pesan satelit mengarah ke Samudera Hindia bagian selatan, yang kelihatannya menggambarkan jejak penerbangan jet Malaysia.
Foto: Getty Images
8 Maret 2015
Jutaan dolar AS dana dikeluarkan untuk misi pencarian, tim pencarian terbesar sepanjang masa telah bekerja habis-habisan, namun setelah satu tahun pesawat itu hilang, masih belum juga satu serpihan pun yang berhasil ditemukan.
Foto: Reuters/Australian Defence Force
29 Juli 2015
Akhirnya, anggota tim pembersih pantai di tepi laut Perancis, Kepulauan Reunion, Samudera Hindia menemukan serpihan pesawat berpenumpang 227 orang dan mengangkut 12 kru tersebut. Selain ditemukan bagian sayap yang disebut flaperon, juga ditemukan serpihan koper.
Foto: Getty Images/AFP/Y. Pitou
3 Maret 2016
Jelang peringatan dua tahun hilangnya MH370, yang diduga komponen pesawat B777 juga ditemukan di tepian pantai Mozambik. Lokasi penemuan itu segaris dengan Kepulauan Reunion, lokasi dimana serpihan yang pertama ditemukan.
Foto: Getty Images/AFP/A. Barbier
8 Maret 2016
Meski sudah ditemuan dua kali serpihan, tim invertigasi gabungan masih terus meraba dalam gelap terkait hilangnya pesawat MH370, karena begitu minimnya bukti.
6 foto1 | 6
Direktur pencarian ATSB Peter Foley mengatakan kepada media, ”Pesawat MH370 tidak bermaksud mendarat atau terpaksa mendarat di laut. Tak ada rencana mendarat sama sekali meski di laut," ujarnya mengacu pada analisa kondisi sayap pesawat. "Anda dapat menarik kesimpulan sendiri, apakah berarti ada seseorang dibalik kontrol pesawat itu atau tidak."
Dengan adanya analisa ini, pihak berwenang menganggap ketika turun dari posisi ketinggian, berarti tidak ada pilot atau pilot dalam kondisi tidak sadar. Sayap Pesawat MH370 tidak dikembangkan untuk mempersiapkan diri mendarat atau mengurangi kecepatan.
Tak Ada Kendali Pilot Saat MH370 Menukik Jatuh
00:56
Kepala Aviasi Universitas New South Wales, Jason Middleton menyebutkan, bisa jadi sayap MH370 tak dikepakkan karena pilotnya tak sadar pesawat akan jatuh, sehingga ia tak mempersiapkan diri untuk melakukan pendaratan. "Namun analisa terhadap sayap ini hanya memberikan gambaran yang sangat terbatas dan tak bisa memberikan gambaran menyeluruh mengenai nasib pesawat ini," tandasnya.
Pertanyaan apakah adanya intervensi manusia selama pesawat mengalami penurunan posisi sangatlah penting untuk memfokuskan lokasi pencarian. Zona pencarian MH370 saat ini mencakup perairan di Samudera Hindia bagian selatan seluas 120 ribu kilometer persegi.
Sementara itu, seorang pengacara untuk keluarga empat korban warga Australia mengatakan kepada Reuters bahwa Malaysia Airlines telah setuju untuk merilis informasi tentang pesawat yang hilang sebagai bagian dari kompensasi kasus.
Pengacara tersebut, John Dawson,yang bekerja untuk kantor pengacara Carneys & Partners, mengatakan ia akan menerima informasi baru mencakup catatan medis yang dimiliki oleh awak pesawat.
ap/vlz (rtr/dpa/ap)
Misteri MH 370
Menghilangnya pesawat MH 370 dari Malaysia Airlines picu salah satu pencarian internasional teluas dan operasi penyelamatan terbesar. DW melihat perkembangan paling penting dalam pencarian MH 370.
Foto: Reuters
Petunjuk Terbesar
Awal Agustus 2015 sebuah potongan sayap ditemukan di pulau Reunion. Penyelidikan oleh otoritas Perancis dan perwakilan Boeing mengkonfirmasikan, bahwa temuan tersebut milik pesawat MH 370 yang hilang. Kendati tidak bisa menyibak sebab jatuhnya pesawat, analisa mendalam atas potongan sayap itu bisa menjadi petunjuk keberadaan puing lainnya.
Foto: picture-alliance/dpa/R. Wae Tion
Terdampar di Barat Samudera Hindia
Lokasi pulau Reunion yang berada jauh di barat Samudera Hindia membuktikan bagaimana puing kapal terbawa arus laut. Ilmuwan dan penyidik kini mencoba melacak keberadaan puing lainnya berdasarkan temuan teranyar di Reunion. Pemerintah Perancis juga telah menurunkan petugas untuk mencari sisa puing lain di perairan sekitar pulau.
Lepas Landas
8 Maret, Malaysia Airlines penerbangan MH370 menuju Beijing lepas landas dari Kuala Lumpur International Airport pada pukul 0:21 pagi hari dengan mengangkut 239 orang. Namun 26 menit setelah lepas landas, sistem ACARS yang memberikan informasi utama tentang kondisi mekanis pesawat dimatikan.
Foto: picture-alliance/dpa
Kata-Kata Terakhir
Ketika Boeing 777 terbang dari wilayah kontrol udara Malaysia ke Vietnam beberapa menit kemudian, seseorang dalam kokpit pesawat mengatakan, "Baiklah, selamat malam." Perusahaan Malaysia Airlines berpendapat, yang mengatakan itu adalah co-pilot Fariq Abdul Hamid. Pesawat itu terbang dalam keadaan cuaca baik.
Foto: picture-alliance/dpa
Hilang dari Radar
Pesawat hilang dari layar kontrol lalulintas udara sipil ketika transponder, yang mengirimkan informasi tentang lokasi dan ketinggian pesawat, dimatikan sekitar pukul 1:31. Ketika radar militer melihat sinyal pesawat pada pukul 2:15, pesawat berada di sebelah selatan pulau Phuket di Selat Malaka, ratusan mil dari jalur terbang sesungguhnya.
Foto: picture-alliance/dpa
Tujuh Jam Kemudian
Komunikasi terakhir mesin pesawat tersebut dengan satelit terjadi tujuh jam kemudian. Satelit tunjukkan, pesawat entah mengarah ke koridor utara, yang dimulai di Thailand utara hingga perbatasan Kazakhstan dan Turkmenistan, atau ke koridor selatan yang terbentang dari Indonesia hingga Samudra Hindia bagian selatan. Ketika sinyal terakhir diterima 8:11, pesawat mungkin sudah terbang berjam-jam.
Foto: NASA/dpa
Pencarian Dimulai
Segera setelah pesawat menghilang dari radar, Malaysia dan Vietnam bentuk tim pencari dan penyelamat. Area pencarian segera diperluas hingga sebagian teluk Thailand, antara Malaysia dan Vietnam. Sementara itu, muncul laporan bahwa dua penumpang gunakan paspor Uni Eropa yang dicuri, dan sebabkan kekhawatiran akan serangan teroris. Kedua pria itu ternyata imigran ilegal Iran.
Foto: reuters
Puing di Laut?
Tanggal 12 Maret, areal pencarian mencakup dua sisi kepulauan Malaysia, yang luasnya lebih dari 90.000 km persegi. 12 negara ikut dalam pencarian. Sebuah satelit Cina menemukan tiga benda berukuran besar yang mengapung di Laut Cina Selatan, yang awalnya diduga puing pesawat.
Foto: picture alliance/AP Photo
Kebingungan dan Kritik
Tanggal 13 Maret, Menteri Perhubungan Malaysia Hishammuddin Hussein menyangkal laporan yang mengatakan bahwa pesawat masih terbang berjam-jam setelah kontak terakhir. Kuala Lumpur mendapat kritik tajam, terutama dari Cina, karena dianggap tidak mampu mengatasi masalah. Sementara itu, pemerintah Cina tidak menemukan kaitan antara benda-benda mengapung yang ditangkap satelit dan pesawat MH 370.
Foto: Getty Images
'Tindakan Sengaja'
Dua hari kemudian, Perdana Menteri Malaysi Najib Razak (kanan) menegaskan, pesawat terbang kembali ke arah ia lepas landas. Razak menambahkan, "Pesawat terbang konsisten dengan tindakan sengaja dari seseorang di pesawat." Pemerintah memulai penyelidikan kriminal, dan memfokuskannya pada kru dan latar belakang penumpang. Rumah pilot dan co-pilot digeledah.
Foto: Reuters
Pencarian Fase Baru
Jumlah negara yang terkait dalam pencarian pesawat bertambah dari 14 menjadi 26, dan penyelidik terutama meneliti dua koridor besar yang mungkin ditempuh pesawat. Pencarian kini mencakup 7,7 juta kilometer persegi wilayah laut. Penyelidik dari Perancis ikut serta dengan menyumbangkan pengetahuan yang diperoleh dari jatuhnya pesawat Air France di Samudera Atlantik tahun 2009.
Foto: Reuters
Mencari Motif
Pihak berwenang mengungkap dugaan baru, yang mengatakan transmisi suara terakhir dari pesawat mungkin terjadi sebelum sistem komunikasi dimatikan. Pemerintah menguji teori pembajakan, sabotase dan bunuh diri pilot sebagai alasan potensial bagi menghilangnya MH 370. Tetapi penyelidikan atas penumpang dan awak tidak memberikan petunjuk yang mengarah ke pembajakan atau serangan teroris.
Foto: picture-alliance/dpa
Menunggu dengan Penuh Penderitaan
Teori yang saling berlawanan tentang menghilangnya pesawat terus bermunculan. Tetapi jika bangkai pesawat tidak ditemukan, fakta sulit ditentukan, sehingga masa menunggu bagi keluarga dan teman semua orang di pesawat masih berlanjut. Pesawat mengangkut orang dari 14 negara. Sebagian besar dari Cina, yaitu 153 orang, dan dari Malaysia 38 orang.