1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
Konflik

Tak Ingin Tarik Pasukan, Perang Armenia-Azerbaijan Berlanjut

5 Oktober 2020

Pejabat Armenia di wilayah sengketa, Nagorno-Karabakh, menuduh militer Azerbaijan menembakkan roket ke arah warga sipil. Presiden Azerbaijan menyebut perang tak akan berakhir hingga Armenia menarik mundur pasukannya.

Berg-Karabach Konflikt
Kobaran api melanda area permukiman akibat konflik sengketa wilayah Nagorno-KarabakhFoto: Aram Kirakosyan/PAN Photo via AP/picture-alliance

Otoritas Armenia menerbitkan sebuah rekaman video yang menunjukkan kerusakan hebat pada bangunan dan kendaraan pasca serangan. Serangan itu pertamakali dikabarkan Arayik Harutyunyan, pemimpin wilayah Artsakh yang dikuasai oleh separatis Kristen Armenia di Nagorno Karabakah, namun diakui milik Azerbaijan secara internasional. 

Dia mengancam akan menyerang instalasi militer di kota-kota besar Azerbaijan dan memperingatkan orang-orang yang tinggal di sana bahwa mereka harus pergi "untuk menghindari kerugian yang tak terhindarkan".

Setelah pengumuman tersebut, Azerbaijan mengatakan pangkalan udara militer di kota Ganja diserang dan mengakibatkan satu orang tewas. Kementerian Pertahanan Azerbaijan mengabarkan penggunaan artileri berat yang menyebabkan kebakaran di desa dan kota di wilayahnya, termasuk korban jiwa akibat serangan itu.

Kedua belah pihak saling menyalahkan atas pertempuran tersebut.

Rusia menyatakan keprihatinannya terkait banyaknya korban sipil akibat pertempuran yang terjadi di wilayah sengketa Nagorno-Karabakh. Melalui sambungan telepon dengan rekan sejawatnya dari Armenia, Zohrab Mnatsakanyan, pada Minggu malam (04/10), Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov mendesakkan gencatan senjata secepat mungkin. 

Lobi damai juga dilancarkan  Kanselir Jerman Angela Merkel yang menuntut pertempuran harus segera diakhiri. Pernyataannya itu disampaikannya melalui telepon dengan Perdana Menteri Armenia Nikol Pashinyan. Merkel juga menyatakan keprihatinannya terkait korban yang terus berjatuhan.

Azerbaijan minta Armenia tarik mundur pasukan

Presiden Azerbaijan Ilham Aliyev pada Minggu (04/10) menuntut agar Armenia segera menetapkan jadwal untuk menarik mundur pasukannya dari wilayah Nagorno-Karabakh dan wilayah sekitar Azeri. 

Azerbaijan bersikeras tidak akan menghentikan aksi militernya hingga Armenia menarik mundur pasukan.

Dalam pidato yang disiarkan stasiun televisi, Aliyev mengatakan pasukan di wilayah Azeri terus bergerak maju untuk merebut kembali tanah yang disengketakan. "Azerbaijan punya satu syarat, dan itu adalah pembebasan wilayah," katanya. "Nagorno-Karabakh adalah wilayah Azerbaijan. Kita harus kembali dan kita akan kembali," tegas Aliyev.

Pesan yang disampaikan Aliyev memperjelas bahwa Azerbaijan tidak akan menerima seruan untuk melakukan gencatan senjata seperti yang diinginkan Rusia, Amerika Serikat, dan Uni Eropa.

Sementara setelah pidato Aliyev, Pejabat dari Kementerian Pertahanan Armenia Artsrun Hovhannisyan mengatakan "Saya tidak berpikir ada risiko untuk Yerevan (ibu kota Armenia), tetapi bagaimanapun juga kita sedang berperang."

Akibat pertempuran tersebut, ratusan orang telah terbunuh dalam sepekan terakhir, termasuk lebih dari 40 nyawa warga sipil melayang.

ha/ (dpa, Reuters)

 

Lewatkan bagian berikutnya Topik terkait