Taeguk Warriors berhasil merebut emas setelah melawan Jepang dalam laga sepakbola Asian Games 2018 yang sampai babak tambahan. Kemenangan ini antar Son Heung-min lolos wajib militer dan berkarir di Tottenham Hotspur.
Iklan
Dalam pertandingan di Stadion Pakansari, Sabtu (1/9/2018) malam WIB, Korsel langsung menekan begitu laga dimulai. Beberapa peluang tercipta lewat kreasi Son Heung-min. Salah satunya gagal dimanfaatkan oleh Hwang Ui-jo. Tendangan keras dari Lee Jinhyun juga belum membuahkan hasil. Beberapa peluang itu tercipta saat laga belum berumur 15 menit.
Jepang, yang diperkuat pemain-pemain di bawah usia 21 tahun, kesulitan untuk menembus pertahanan Korsel. Mereka lebih banyak memainkan bola di daerah pertahanan sendiri. Ui-jo gagal memanfaatkan peluang emas lagi di menit ke-23. Bola terobosan dari Son, bisa dikuasai di dalam kotak penalti. Tapi, tendangan terakhir Ui-jo masih bisa ditepis kiper Jepang, Kojima Ryosuke.
Peluang Jepang tercipta di menit ke-25. Tendangan jarak jauh Kou Itakura masih melayang jauh dari gawang Korsel. Ayase Ueda membuat kiper Korsel, Jo Hyeon-woo, berjibaku. Setelah melakukan penetrasi dari sayap kanan, Ueda melepokan tendangan yang bisa diantisipasi olej Hyeon-woo.
Foto dan Momen Terbaik di Asian Games 2018
Deru emosi dan ambisi ikut menciptakan momen istimwa dan foto-foto berdaya tarik tinggi pada Asian Games 2018. Inilah sejumlah foto terbaik pilihan Deutsche Welle.
Foto: Reuters/Beawiharta
Nafas Panjang Atlet Renang
Atlet Cina, Xu Jiayu, bersiap menghirup oksigen saat melakoni nomor 50m gaya punggung di Gelora Bung Karko Aquatics Centre. Perenang spesialis gaya punggung ini dengan mudah mengalahkan pesaing dari negara lain untuk merebut medali emas di Asian Games 2018.
Foto: Reuters/A. Perawongmetha
Meregang di Detik Terakhir
Pelari Indonesia Lalu Muhammad Zohri mampu mewujdukan impian menyumbangkan medali untuk Indonesia ketika finish di urutan kedua dalam nomor 4x100. Impian tersebut sebelumnya gagal terwujud di sejumlah nomor yang ia ikuti, antara lain di nomor 100m.
Foto: Reuters/W. Kurniawan
Berburu Emas di Udara
Tidak seorangpun terkejut ketika atlet lompat galah Cina, Li Ling, berhasil membukukan lompatan stinggi 4,60m dan memastikan perolehan medali emas untuk Cina. Sayangnya atlet Indonesia, Diva Renata Jayadi, gagal berprestasi setelah hanya mencatat lompatan setinggi 3,55m.
Foto: Reuters/I. Kato
Bantingan Makhmudov
Akhzol Makhmudov asal Kirgistan sejatinya dijagokan buat merebut medali emas di Asian Games 2018. Betapa tidak, pada kejuaraan dunia 2017 silam ia menjadi pegulat paling muda Kirgistan yang merebut medali emas di kejuaraan internasional. Namun di Indonesia Akhzol harus menyerah kalah dari Mohammad Ali Geraei (ka.) asal Iran.
Foto: Reuters/I. Kato
Emas Terlepas dari Tangan Trinh
Lifter Vietnam, Van Vinh Trinh, hanya membutuhkan kesempatan terakhir untuk memastikan emas di kelas 62kg cabang angkat besi. Namun apa daya ia harus menyerah di tangan lifter Indonesia, Eko Yuli Irawan, yang berhasil mengangkat beban 311kg. Trinh yang harus puas dengan medali perak hanya terpaut tipis dengan total beban mencapai 299kg.
Foto: Reuters/D. Whiteside
Kaki Terbang Sepaktakraw
Ketika Indonesia terjungkal di semifinal dan harus puas dengan medali perunggu di nomor tim beregu sepaktakraw, Thailand dan Malaysia berjibaku di laga final untuk menentukan jawara Asia. Hasilnya, negeri gajah putih itu menaklukkan Malaysia 2:0 dan berhak membawa pulang medali emas.
Foto: Reuters/E. Su
Defia Terbang Membawa Emas
Defia Rosmaniar mengawali kisah manis Indonesia di Asian Games 2018 ketika memastikan medali emas pertama untuk tuan rumah. Penampilan apiknya melawan Marjan Salahshouri dari Iran memastikan dominasi Indonesia di cabang olahraga pencak silat.
Foto: picture alliance / Photoshot
Dua Tertusuk
Laga semifinal nomor floret perempuan di cabang olahraga anggar menempatkan Jeon Hee Sook asal Korea Selatan berhadapan dengan Sera Azuma dari Jepang. Jeon yang akhirnya melaju ke final berhasil merebut medali emas usai mengalahkan Yi Ting Fu asal Cina.
Foto: Reuters/Beawiharta
8 foto1 | 8
Kerjasama Son, Hwang Inbeom, dan Ui-jo pada menit ke-38 masih belum membuahkan hasil. Menerima umpan terobosan Son, Inbeom mengirim umpan tarik ke muka penalti Jepang. Sial bagi Korsel, sentuhan terakhir Ui-jo masih melebar. Hingga turun minum tak ada gol tercipta, skor masih masih kaca mata alias 0-0.
Setelah restart, Korsel terus mendominasi jalannya pertandingan. Mereka masih belum bisa membongkar ketatnya pertahanan tim muda Jepang.
Tendangan jarak jauh Son pada menit ke-55 masih membentur pemain belakang Jepang. Dengan mudah Ryosuke mengamankan bola di muka gawangnya.
Korsel melakukan pergantian pemain di menit ke-58. Kim Jung-min digantikan oleh Lee Seung-woo. Pemain yang disebut sebagai Lionel Messi-nya Korsel pun langsung dielu-elukan pendukung di tribune.
Kemelut di muka gawang Korsel terjadi di menit ke-61. Sapuan salah seorang pemain belakang Korsel mengenai Ueda hingga membahayakan gawang sendiri. Beruntung bagi Korsel, arah bolanya menyamping.
Tendangan Ui-jo pada menit ke-65 masih cuma menggetarkan sisi jaring gawang Jepang. Skor masih belum berubah 0-0.
Lima Atlit Dunia Yang Bakal Semarakkan Asian Games 2018
Lima atlit menjadi harapan tuan rumah untuk menyedot perhatian publik dan menjadikan ajang Asian Games 2018 sebagai kiblat dunia olahraga. Siapa mereka?
Foto: Getty Images/L.Zhang
Heung-min Son, Sepakbola, Korsel
Meski gagal membeli pemain baru pada bursa transfer di awal musim, klub Inggris Tottenham Hotspur tetap mengizinkan pemain bintangnya berlaga di Indonesia. Heung-min Son bermain apik saat menenggelamkan Jerman di babak penyisihan grup Piala Dunia 2018. Dia gagal berlaga di Asian Games 2014 di Incheon saat Korsel menjadi juara lantaran klubnya saat itu Bayer Leverkusen menolak memberikan izin.
Foto: Reuters/J. Sibley
Joseph Schooling, Renang, Singapura
Schooling mencatatkan sejarah ketika berhasil menaklukkan jawara Amerika Serikat, MIchael Phelps, pada Olympiade di Brazil 2016 silam dalam cabang renang 100m. Kemenangan itu sekaligus menjadikannya atlit pertama Singapura yang menggondol medali emas Olympiade. Di Asian Games, Schooling yang berusia 22 tahun membidik lima medali emas, antara lain untuk nomor gaya bebas 100m dan gaya kupu-kupu 200m
Foto: Reuters
Su Bingtian, Athletik, Cina
Menjelang Asian Games, Su Bingtian sedang berada dalam performa terbaik menyusul kemenangannya pada nomor lari 100 meter di Madrid dengan membukukan rekor pribadi, 9.91 detik, Juni silam. Tidak heran jika dia difavoritkan menggondol emas di Indonesia. Saat ini satu-satunya ancaman terbesar Su datang dari rekan senegaranya, Xie Zhenye, yang pernah mencatat waktu 9.97 detik Juni silam.
Foto: Reuters
Nicol David, Squash, Malaysia
Atlit gaek kelahiran Penang ini sebenarnya telah memasuki masa senja karir olahraga. Meski demikian Nicol David tetap menyimpan dahaga gelar dan siap menambah pundi-pundi emasnya setelah menyabet enam medali emas pada lima Asian Games terakhir. Uniknya Nicol mengawali karir cemerlangnya di Jakarta, pada Sea Games 1997. Pada Asian Games terakhirnya ini Nicol ingin membetoni namanya di buku sejarah
Foto: AFP/Getty Images
Kento Momota, Bulutangkis, Jepang
Kento Momota didaulat sebagai juara dunia setelah mengalahkan jawara Cina, Shi Yuqi, di Nanjing dan menjadi atlit Jepang pertama yang memenangkan gelar tunggal di kejuaraan dunia. Karirnya bukan tak bernila. Tahun 2016 silam ia dilarang bertanding selama lebih dari setahun setelah ketahuan berjudi di sebuah casino ilegal. Kini dia difavoritkan di atas Lee Chong Wei asal Malaysia dan Lin Dan, Cina.
Foto: Imago/Xinhua/Li Bo
5 foto1 | 5
Percobaan Seung-woo pada menit ke-76 juga masih belum membuahkan hasil Bolanya bisa diantisipasi oleh Ryosuke.
Jepang lebih sering mengancam dengan serangan balik cepat. Salah satunya yang terjadi di menit ke-85. Tapi, tembakan dari Matshumoto Taishi mentah di barisan belakang Korsel.
Korsel melakukan pergantian lagi dengan menarik Lee Jin-hyun digantikan Jang Yun-ho pada menit ke-88.
Peluang sepak pojok Korsel di masa injury time belum maksimal. Sundulan Kim Min-jae meneruskan umpan Son masih menyamping. Hingga pertandingan 90 menit kelar tak ada gol, babak tambahan dimainkan.
Son langsung menggebrak di menit pertama. Aksi solo run pemain 26 tahun itu membelah pertahanan Jepang. Sial baginya, sepakannya menyamping tipis. Seung-woo memecah kebuntuan Korsel di menit ke-93. Dia menyambar bola dari dalam kotak penalti dengan kaki kirinya. Bolanya gagal dihalau oleh Ryosuke. Korsel unggul 1-0.
Korsel terus menekan untuk mengamankan kemenangan. Tendangan bebas Son di menit ke-98 masih bisa diamankan oleh Ryosuke.
Hwang Hee-chan menggandakan keunggulan Korsel di menit ke-101. Menyambut umpan tendangan sudut Son, sundulan Hee-chan masuk ke gawang Jepang. Korsel unggul 2-0. Hingga jeda waktu tambahan belum ada gol lagi, Korsel masih memimpin dua gol.
Tendangan jarak jauh Ui-jo pada menit ke-108 masih bisa ditangkap oleh Ryosuke.
Jepang membalas satu gol di menit ke-116. Ueda Ayase menjadi pencetak golnya memanfaatkan sebuah sepak pojok.
Di sisa pertandingan tak ada gol lagi, Korsel meraih emas Asian Games 2018 usai menang 2-1.
Sumber: Detiknews
Ritual Aneh dan Unik di Laga Sepakbola
Menginjak lapangan lebih dulu dengan kaki kanan, tidak menembak ke gawang selama pemasanan. Ada saja ritual para bintang sepakbola menjelang setiap pertandingan penting. Ini hanya beberapa dari ritual itu.
Foto: Getty Images/K.Sahib
Cristiano Ronaldo: Gudangnya ritual
Bintang penyerang Portugal ini punya banyak ritual. Dalam bis timnya Real Madrid, dia selalu duduk di barisan belakang. Di dalam pesawat, dia duduk di baris depan. Di lapangan sepakbola, dia selalu melangkah ke lapangan dengan kaki kanan lebih dulu. Dan setiap masa jeda, dia manfaatkan untuk membereskan rambutnya. Dia lima kali mendapat penghargaan sepakbola Ballon D'Or.
Foto: Getty Images/K.Sahib
Neymar: Ritual doa sebelum bertanding
Bintang Brasil Neymar juga punya ritual khusus. Sebelum setiap pertandingan, dia akan berdoa bersama ayahnya. Lalu ketika melangkah ke lapangan, harus kaki kanan lebih dulu. Dia juga akan menyentuh rumput dengan tangannya dan mengucapkan doa khusus.
Kiper andalan Jerman Manuel Neuer, yang pernah terpilih sebagai kiper terbaik dunia selama empat tahun berturut-turut (2013-2016), juga melakukan ritual sebelum pertandingan dimulai. Dia selalu akan menyentuh kedua tiang gawang dengan tangannya. Lalu setelah masa jeda dan kembali ke lapangan, Neuer akan melakukannya lagi.
Foto: Getty Images/Bongarts/A. Hassenstein
Gary Lineker: Tidak mengarah ke gawang
Dia sekarang menjadi pengamat dan komentator olahraga untuk stasiun siaran Inggris, BBC. Pada tahun 1980an, Gary Lineker dianggap sebagai penyerang terbaik Inggris. Uniknya, ketika melakukan pemanasan di lapangan sebelum pertandingan, dia tidak pernah menendang bola ke arah gawang. Alasannya, dia tidak mau membuang-buang peluang menembak ke arah gawang.
Foto: AP
Eric Cantona: Tidak sebelum berendam dulu
Dokter cenderung memperingatkan para atlet agar tidak berkunjung ke sauna atau mandi air panas sebelum pertandingan, karena panas yang tinggi tidak baik untuk atlet papan atas. Tapi pesepakbola Perancis Eric Cantona tidak peduli dengan peringatan itu. Setiap akan bertanding, dia pasti berendam air panas tepat pukul 8 pagi.
Foto: picture-alliance
Real Madrid: Berawal dari khasiat bawang putih
Real Madrid adalah klub sepakbola tersukses di dunia. Selama bertahun-tahun, klub Spanyol ini menjuarai berbagai turnamen terpenting. Madrid adalah klub sepakbola pertama, yang berhasil menjuarai turnamen bergengsi Champions League tiga kali berturut-turut. Di masa awalnya pada tahun 1912, klub ini perlu bantuan magis, yaitu sesajen di tengah lapangan yang terdiri dari bawang putih dan cengkeh.
Foto: Reuters/K. Pfaffenbach
Jogi Löw: Percaya warna biru
Pelatih Jerman Jogi Löw juga percaya jimat keberuntungan. Selama bertahun-tahun, dia selalu memakai sweater atau kemeja warna biru dalam pertandingan-pertandingan penting. Selama Piala Dunia 2010, toko pakaian di Jerman lalu menjual sweater biru yang segera laku keras. Sweater biru yang dipakai Löw waktu itu sekarang disumbangkan ke Museum Sepakbola di Jerman. (Teks: Suzanne Cords/hp/yf)