Perusahaan Jerman Lilium sukses ujicoba taksi udara pertama di dunia. Digerakkan 36 motor elektrik, taksi untuk atasi kemacetan urban itu bisa lepas landas vertikal dan angkut dua penumpang.
Iklan
Inilah Taksi Terbang Buatan Jerman
01:13
Mobil terbang prototipe buatan start-up Jerman, Lilium itu diklaim sebagai kendaraan bebas emisi karbon, karena sepenuhnya digerakkan motor listrik. Ujicoba taksi udara itu sukses dilakukan di Jerman baru-baru ini. Taksi bisa "take off" secara vertikal dan angkut dua penumpang tembus kemacetan di kawasan perkotaan.
Ujicoba terbang perdana antara lain dengan melakukan manuver terbang biasa, terbang ditempat atau "hovering" di udara serta take off serta landing secara vertikal. Mobil terbang buatan Jerman dipromosikan punya jarak tempuh sekitar 300 km dengan kecepatan jelajah 300 km per jam.
Lilium yang bermarkas di München antara lain didukung dana investasi oleh pendiri Skype, Niklas Zennstrom. Perusahaan start-up ini setelah sukses ujicoba mobil terbang berkapasitas dua penumpang, berambisi kembangkan mobil terbang 5 penumpang.
Drone Raksasa Revolusi Mobilitas Manusia
Tidak lama lagi langit Bumi akan diramaikan oleh model baru transportasi udara, yakni sebuah drone raksasa yang bisa terbang secara otonom. Terobosan bernama Volocopter itu diyakini akan merevolusi mobilitas perkotaan.
Foto: e-volo GmbH
Babak Baru Sejarah Penerbangan
Dengan meluncurkan Volocopter, sebuah perusahaan start-up Jerman bernama E-Volo ingin menorehkan babak baru dalam sejarah helikopter. Berbekal 18 rotor dan sebuah mesin elektrik, Volocopter tidak cuma bisa dikendalikan dari jarak jauh, tetapi juga terbang secara otonom.
Foto: e-volo GmbH
Rotor Cerdas
Rahasia Volocopter terletak pada rotornya. Setiap rotor memiliki prosessor sendiri yang terkoneksi melalui sebuah jejaring. Dengan cara itu Volocopter bisa menjaga keseimbangan ketika diterpa angin kencang. Bahkan kerusakan pada salah satu rotor bisa diseimbangkan oleh rotor-rotor yang lain.
Foto: picture-alliance/dpa/U. Deck
Sensasi di Udara
Keajaiban Volocopter terletak pada kemampuannya menyesuaikan diri dengan kecepatan angin, daya angkat dan anomali aerodinamika lainnya yang selama ini menjadi hambatan terbesar penerbangan. Artinya drone raksasa ini mampu menyeimbangkan diri tanpa campur tangan pilot.
Foto: picture-alliance/dpa/U. Anspach
Keamanan Melalui Desain
Pilot Volocopter cuma harus mengoperasikan tuas kendali yang dibuat semudah dan seringan mungkin. Lantaran strukturnya yang minim mekanik, Volocopter tergolong jarang mengalami kerusakan dan sebab itu aman untuk diterbangkan. Pengembangnya berniat membuka akses penerbangan buat pilot tanpa pengalaman yang memadai.
Foto: e-volo GmbH
Harga Terjangkau
Saat ini pengembang Volocopter telah mengantongi surat izin penerbangan untuk melakukan ujicoba. Selambatnya tahun 2018 drone raksasa ini sudah akan diproduksi secara massal. Harganya mencapai 300.000 Euro atau sekitar 4,3 milyar Rupiah.
Foto: picture-alliance/dpa/U. Deck
Multi Guna
E-Velo mengembangkan Volocopter sebagai platform untuk berbagai kegunaan. Selain sebagai moda transportasi udara, Volocopter misalnya bisa digunakan untuk misi Search and Rescue, pertanian, logistik atau penelitian ilmiah. Cuma modul bagian bawah saja yang harus diganti, sementara struktur baling-baling Volocopter bisa diadopsi untuk sistem yang lain.
Foto: e-volo GmbH
Masalah Daya Tempuh
Tapi sebagaimana kendaraan bertenaga elektrik lainnya, Volocopter masih berkutat dengan masalah daya jelajah. Saat ini capung besi yang dikembangkan di Jerman itu cuma mampu terbang selama 30 menit. Setelahnya baterai harus diganti atau diisi ulang selama dua jam. E-Velo meyakini dalam waktu 10 tahun produknya itu sudah bisa menggeser helikopter konvensional dari pasar penerbangan sipil.
Foto: e-volo GmbH
7 foto1 | 7
Regulasi dan pesaing
Kendala utama pengoperasiannya di Jerman saat ini adalah regulasi penerbangan yang amat ketat di negeri ini. Selain itu, perusahaan start-up tersebut menghadapi para pesaing besar yang juga berambisi meraup untung dari pasar transportasi udara jenis baru. Salah satunya Airbus yang mengklaim akan mulai ujicoba mobil terbang satu penumpang pada tahun 2017 ini.
Pesaing lain bagi Lilium yang didirikan 2014 oleh empat insinyur lulusan Universitas Teknik München itu juga berada di Jerman, yakni perusahaan eVolo di Mannheim yang mengklaim sudah kantongi ijin regulasi "multikopter" dua kursi yang siap dioperasikan sebagai taksi udara mulai 2018.
Selain itu perusahaan raksasa yang mengincar bisnis transportasi alternatif, seperti Tesla, Google dan Uber sudah menyatakan tertarik pada teknologi baru tersebut.
Mobil Terbang - Kendaraan Masa Depan
Airbus presentasikan konsep mobil terbang dengan empat rotor sebagai solusi kemacetan di kota besar. Tapi mobil terbang ini bukan proyek ambisius yang pertama. DW kumpulkan beberapa "mobil terbang" lainnya.
Foto: Reuters/A. Wiegmann
Mobil Terbang dari Berlin
Pabrik Ambi-Budd di Berlin sejak 1926 memproduksi karoseri bagi banyak produsen kendaraan Jerman dan suku cadang pesawat. Awal tahun 30an, para insinyur merancang mobil terbang. Model yang tidak bisa terbang ini ditampilkan dalam pameran DELA di Berlin tahun 1932.
Foto: picture-alliance/dpa
Taylor Aerocar III
Aerocar diproduksi oleh Moulton Taylor. Kendaraan ini disertifikasi sebagai pesawat dan mobil. Prototipe pertamanya selesai tahun 1949. Kelebihan fitur Aerocar adalah kemampuannya bertransformasi dari mobil menjadi pesawat dalam tempo hanya 15 menit.
Foto: picture-alliance/dpa/J.Froschauer
Aerocar Tipe N102D
Mobil terbang N102D berwana kuning hijau ini diproduksi tahun 1960. Ini adalah Aerocar terakhir yang dirakit dan satu-satunya yang masih terbang. N102D juga satu-satunya Aerocar dengan mesin pesawat terbang berkapasitas 5,9 liter. Di Amerika, mobil terbang ini bahkan dijinkan untuk digunakan pada lalu-lintas darat.
Foto: picture-alliance/dpa/H. Reeh
PAL-V (Personal Air and Land Vehicle)
Mobil terbang PAL-V dikembangkan oleh John Bakker dari Belanda. PAL-V adalah kendaraan hibrida yang bisa bertransformasi menjadi helikopter. Saat hendak mengudara, PAL-V merentangkan baling-baling yang digerakkan mesin terpisah. Mobil ini membutuhkan landas pacu khusus sepanjang 182 meter. Kapasitas tangkinya 102 liter dan bisa terbang hingga ketinggian1229 meter.
Foto: picture-alliance/dpa/M. Antonisse
Aeromobil 3.0
Mobil terbang Aeromobil 3.0 adalah produk buatan perusahaan Slowakia "Aeromobil". Jika sayapnya tidak direntang, mobil bisa secara normal digunakan di jalan raya.
Di jalanan, kecepatan maksimalnya 160 km/jam dan membutuhkan 8 liter bensin per 100 kilometer. Saat di udara Aeromobil 3.0 butuh 15 liter per jam.
Foto: www.aeromobil.com
Joby S2 Electric VTOL PAV
Konsep desain Joby Aviation adalah pesawat dua kursi dengan 12 rotor yang bisa dilipat. Begitu mencapai kecepatan optimal, rotor melipat menjadi bentuk peluru aerodinamik. Pesawat ini bisa mencapai kecepatan maksimal hingga 322 km/jam.
Foto: picture-alliance/dpa/Joby Aviation
Vahana
Ini adalah proyek perusahaan Airbus. Vahana memiliki delapan rotor pada dua sisi sayapnya yang bergerak tergantung apakah mobil terbang secara vertikal atau horisontal. Kendaraan ini rencananya akan berfungsi seperti taksi otonom tanpa supir dengan kapasitas kabin satu penumpang.
Foto: picture-alliance/dpa
Pop.Up
Airbus pamerkan konsep mobil terbang untuk masa depan bernama Pop.Up di Pameran Otomotif Jenewa. Mobil tanpa sopir yang dilengkapi kapsul penumpang dirancang bisa diangkut dengan drone raksasa. Sistem pintar memungkinkan pemesanan, pergantian penumpang dan pembayaran ongkos secara mulus. vlz/as (dari berbagai sumber)