Taliban Segera Umumkan Pemerintahan Baru Afganistan
3 September 2021
Taliban diperkirakan akan membentuk pemerintahan baru Afganistan pada Jumat (03/09) dengan rezim baru di bawah pengawasan internasional. Mereka menjanjikan toleransi yang lebih besar, terutama pada hak-hak perempuan.
Iklan
Pengumuman pemerintahan baru Afganistan akan dilakukan pada Jumat (03/09) sore waktu setempat, kata dua sumber Taliban kepada AFP.
Para penguasa baru telah berjanji untuk lebih akomodatif dibanding saat mereka berkuasa dari 1996 hingga 2001. Saat itu rezim masih terkenal karena interpretasinya yang brutal dan keras akan hukum Islam, termasuk perlakuan terhadap perempuan yang dilarang sekolah, bekerja, dan tidak bisa bebas bergerak.
Saat ini semua mata tertuju pada Taliban. Apakah mereka dapat menghadirkan kabinet yang mampu mengelola ekonomi negara yang terpuruk, maupun menepati janji akan pemerintahan yang lebih inklusif.
Spekulasi tentang susunan pemerintahan baru tersebar luas. Meski begitu, seorang pejabat senior mengatakan bahwa perempuan tidak mungkin dimasukkan.
Seorang juru bicara Taliban mencuitkan pada Jumat (03/09) pagi bahwa Kementerian Luar Negeri Cina telah berjanji untuk tetap membuka kedutaan besarnya di Afganistan, dan berjanji meningkatkan hubungan juga bantuan kemanusiaan.
Iklan
Perempuan menuntut hak-hak dasar
Di kota barat Herat, sekitar 50 perempuan turun ke jalan pada Kamis (02/09) menuntut hak untuk bekerja dan memprotes kurangnya partisipasi perempuan dalam pemerintahan baru. "Adalah hak kami untuk mendapatkan pendidikan, pekerjaan, dan keamanan," teriak para demonstran, kata seorang wartawan AFP yang menyaksikan protes tersebut.
"Kami tidak takut, kami bersatu," tambah mereka.
Herat adalah kota yang relatif kosmopolitan di jalan sutra kuno dekat perbatasan Iran. Kota tersebut adalah salah satu daerah yang lumayan makmur di Afganistan. Anak-anak perempuan di Herat pun telah kembali ke sekolah.
Salah satu penyelenggara aksi protes, Basira Taheri, mengatakan kepada AFP bahwa dia ingin Taliban memasukkan perempuan ke dalam kabinet baru. "Kami ingin Taliban mengadakan konsultasi dengan kami," kata Taheri. "Kami tidak melihat ada wanita dalam pertemuan mereka."
Misi Evakuasi Kabul
Ribuan orang telah dievakuasi dari Afganistan sejak Taliban mengambil alih kendali pertengahan Agustus lalu. Tetapi masih banyak yang tertinggal dan menghadapi risiko pembalasan Taliban.
Foto: U.S. Air Force/Getty Images
Helikopter AS mengevakuasi personel kedutaan
Saat Taliban memasuki ibu kota, sebuah helikopter militer Chinook AS mengevakuasi warganya dari Kedutaan Besar AS di Kabul pada 15 Agustus 2021. Jerman juga mengirim dua helikopter yang lebih kecil ke Kabul untuk membantu upaya evakuasi.
Foto: Wakil Kohsar/AFP/Getty Images
Perjuangan untuk mencapai bandara internasiomal Kabul
Ribuan orang bergegas ke Bandara Internasional Hamid Karzai di Kabul pada 16 Agustus dan hari-hari berikutnya, penuh dengan harapan bisa meninggalkan Afganistan. Adegan dramatis terlihat saat ribuan orang mencoba mengakses bandara.
Foto: Reuters
Putus asa untuk melarikan diri dari Taliban
Upaya untuk melarikan diri dari Afganistan menyebabkan ratusan orang berlari di samping pesawat yang lepas pandas. Adegan berbahaya itu menyebabkan beberapa kematian karena banyak yang terjatuh dari pesawat saat lepas landas, bahkan sisa bagian tubuh manusia juga ditemukan di roda pendaratan pesawat.
Foto: AP Photo/picture alliance
Taliban kembali memegang kendali setelah dua dekade
Setelah memerangi pasukan Afganistan dan internasional selama dua dekade, Taliban kembali menguasai Afganistan dan masuk ke Kabul
Foto: Hoshang Hashimi/AFP
Aman — untuk saat ini
Orang-orang memadati penerbangan yang akan membawa mereka keluar dari Afganistan. Orang-orang di pesawat angkut Angkatan Udara Jerman ini terbang ke Tashkent, Uzbekistan. Sebagian besar pesawat militer yang meninggalkan Kabul menuju ke Uzbekistan, Doha atau Islamabad di mana penumpang diproses dan melakukan perjalanan ke tujuan lain.
Foto: Marc Tessensohn/Bundeswehr/Reuters
Uluran bantuan
Pengungsi Afganistan di Pangkalan Udara AS Ramstein di Jerman sangat membutuhkan pasokan bantuan. Pangkalan Udara menyediakan penginapan sementara bagi ribuan pengungsi dari Afganistan sebagai bagian dari Operasi Sekutu Pengungsi.
Foto: Airman Edgar Grimaldo/AP/picture alliance
Kehidupan di bawah pemerintahan Taliban
Wanita Afganistan berpakaian burqa berbelanja di sebuah pasar di Kabul pada 23 Agustus, beberapa hari setelah Taliban mengambil alih negara itu. Organisasi Internasional untuk Migrasi IOM mengeluarkan seruan mendesak bantuan dana sebesar 24 juta dollar AS untuk menopang lebih dari 5 juta orang yang terlantar di Afganistan dan hidup dalam kondisi "sangat genting".
Foto: Hoshang Hashimi/AFP
Lintasan aman
Seorang Marinir AS mengawal seorang anak ke keluarganya selama operasi evakuasi di Bandara Internasional Hamid Karzai di Kabul pada 24 Agustus 2021. Presiden AS Joe Biden mengkonfirmasi bahwa Amerika Serikat akan menarik semua pasukan pada 31 Agustus.
Foto: Sgt. Samuel Ruiz/U.S. Marine Corps/Reuters
Ribuan orang tertinggal
Bahkan ketika ribuan orang terus berkumpul di bandara Kabul, Departemen Luar Negeri AS memperingatkan warga Amerika agar tidak bepergian ke bandara. Serangan bom bunuh diri terjadi di luar area Bandara Internasional Hamid Karzai, menewaskan banyak orang. Penjabat Duta Besar AS untuk Afganistan mengatakan "tidak diragukan lagi akan ada" banyak orang berisiko tidak dapat meninggalkan negara itu.
Foto: REUTERS
Lelah dari pelarian yang mengerikan
Banyak dari mereka yang berhasil melarikan diri dari Afganistan melaporkan emosi yang campur aduk, mengatakan bahwa mereka merasa beruntung telah pergi dengan selamat tetapi masih putus asa atas nasib ribuan orang yang tidak dapat melarikan diri dari kekuasaan Taliban. Keluarga ini dievakuasi dari Kabul dan menuju ke pusat pengungsian AS di Dulles, Virginia, 25 Agustus 2021. (kp/hp)
Foto: Anna Moneymaker/AFP/Getty Images
10 foto1 | 10
Warga Afganistan butuh bantuan
Hak-hak perempuan bukan satu-satunya perhatian utama menjelang pengumuman Taliban tentang pemerintahan baru. Di Kabul, warga menyuarakan kekhawatiran atas kesulitan ekonomi yang berlangsung lama di negara itu, yang sekarang diperparah dengan pengambilalihan gerakan militan.
"Dengan kedatangan Taliban, benar ada keamanan, tetapi bisnis telah anjlok di bawah nol," Karim Jan, seorang pemilik toko barang elektronik, mengatakan kepada AFP.
Pada awal pekan ini, PBB telah memperingatkan tentang "bencana kemanusiaan" di Afganistan. Sebagai tindak lanjut, PBB telah memulai kembali penerbangan kemanusiaan ke beberapa bagian negara itu, yang menghubungkan ibu kota Pakistan, Islamabad, dengan Mazar-i-Sharif di Afganistan utara dan Kandahar di selatan.
Qatar juga tengah mengupayakan untuk membuka kembali bandara di Kabul, yang nantinya akan digunakan sebagai jalur bantuan. Sementara Turki mengatakan pihaknya juga akan mengevaluasi proposal dari Taliban terkait peran dalam mengoperasikan bandara tersebut.
Western Union dan Moneygram juga akan melanjutkan pengiriman uang, yang diandalkan banyak warga Afganistan untuk menerima bantuan dari kerabat di luar negeri.
Menteri luar negeri Italia juga dilaporkan akan mengunjungi Uzbekistan, Tajikistan, Qatar, dan Pakistan mulai Jumat (03/09) untuk membantu para pengungsi Afganistan. Sementara, menteri luar negeri Inggris akan menyusulnya pekan depan.