Tambah Angka Kelahiran, Cina Beri Izin Cuti Menikah 30 Hari
22 Februari 2023
Beberapa provinsi di Cina berikan cuti berbayar selama 30 hari kepada para pengantin baru, dengan harapan dapat mendorong pernikahan dan meningkatkan angka kelahiran, demikian rilis Partai Komunis, People's Daily Health.
Iklan
Cuti pernikahan berbayar minimum di Cina adalah tiga hari, tetapi sejumlah provinsi kini telah dapat menetapkan tunjangan yang lebih besar sejak Februari lalu.
Provinsi barat laut Gansu dan provinsi penghasil batu bara Shanxi saat ini memberikan cuti selama 30 hari, sementara Shanghai memberikan cuti 10 hari dan Sichuan hanya tiga hari, demikian publikasi Partai Komunis, People's Daily Health.
"Memperpanjang cuti pernikahan adalah salah satu cara efektif untuk meningkatkan tingkat kesuburan," kata Yang Haiyang, Dekan Institut Penelitian Pembangunan Sosial Universitas Keuangan dan Ekonomi Barat Daya.
"Perpanjangan cuti menikah terutama di beberapa provinsi dan kota dengan perkembangan ekonomi yang relatif lambat," katanya, seraya menambahkan bahwa ada kebutuhan mendesak untuk memperluas angkatan kerja dan menstimulasi konsumsi.
Ia juga mengatakan bahwa sejumlah kebijakan pendukung lainnya masih diperlukan, termasuk subsidi perumahan dan cuti ayah yang dibayar untuk pria.
Tahun Baru Imlek & Barongsai: Hoki Sang Singa
Barongsai menjadi pemandangan umum di Asia, terutama tiap perayaan Tahun Baru Imlek. Namun, sebenarnya ada makna apa di balik tarian singa tersebut? Kita lihat lebih dalam sejarah tarian sang raja hutan tersebut.
Foto: Yovinus Guntur/DW
Tarian sang raja hutan
Dua penari berkostum singa meniru gerakan sang raja hutan, seorang di bagian kepala singa dan seorang lainnya di bagian belakang. Dahulu, tarian ini ditampilkan sebagai bagian dari seni bela diri Cina, kini berubah menjadi seni yang lebih artistik dan juga olahraga yang memperhitungkan ekspresi dan gerakan alami singa, serta gaya dan penampilan akrobatik selama pertunjukan.
Foto: Mohd Rasfan/AFP
Bertujuan membawa keberuntungan dan rejeki
Tarian ini dipercaya membawa keberuntungan dan rezeki. Barongsai biasanya ditampilkan selama Tahun Baru Imlek dan festival tradisional, budaya, dan keagamaan Cina lainnya. Namun, juga ditampilkan dalam acara penting seperti pada saat pembukaan bisnis, perayaan khusus dan upacara pernikahan, atau untuk menghormati tamu penting.
Foto: DW/M. Chua
Berusia lebih dari satu milenium
Penjelasan detil mengenai Barongsai tercatat secara jelas pada masa Dinasti Tang (Tahun 618-907). Namun, tarian singa mungkin sudah ada di Cina sejak abad ketiga Masehi di mana "aksi singa" disebutkan oleh cendekiawan Meng Kang, pada zaman Tiga Kerajaan (Tahun 220-280) dalam sebuah komentar tentang Hanshu (Buku Sejarah Cina).
Foto: picture-alliance/CPA Media Co. Ltd
Singa Utara dan Selatan
Ada dua bentuk utama Barongsai, Singa Utara dan Selatan. Singa Selatan mendominasi terutama di Asia Tenggara, karena disebarkan oleh diaspora Cina yang secara historis berasal dari Cina Selatan dan sudah hidup selama beberapa genarasi di Asia Tenggara.
Foto: Bihui Chiu
Tarian singa asal Indonesia
Tidak hanya masyarakat Tionghoa, Indonesia juga memiliki tarian tradisional singanya sendiri, seperti Reog (Jawa Timur), Barong (Bali), dan Sisingaan (Jawa Barat). Reog Ponorogo sempat mencuat beberapa waktu lalu, setelah negara Jiran, Malaysia ingin mendaftarkan kesenian tersebut ke UNESCO. (ja/as)
Foto: Yovinus Guntur/DW
5 foto1 | 5
Populasi menurun
Populasi Cina mengalami penurunan pada tahun lalu, untuk pertama kalinya dalam enam dekade terakhir, menurut data resmi. Sebuah titik balik yang diperkirakan akan menandai dimulainya periode penurunan yang panjang.
Tahun 2022, Cina mencatat angka kelahiran terendah yang pernah ada, yaitu 6,77 kelahiran per 1.000 orang.
Sebagian besar penurunan ini adalah hasil dari kebijakan "satu anak" yang diberlakukan antara tahun 1980 dan 2015, dan lonjakan biaya pendidikan yang membuat banyak orang Cina tidak ingin memiliki lebih dari satu anak atau bahkan tidak ingin memiliki anak sama sekali.