Tambang ilegal yang beroperasi di lahan Balai Taman Nasional Gunung Merapi (BTNGM) digerebek Bareskrim Polri. Dari penelusuran polisi, nilai transaksi di aktivitas penambangan ilegal itu mencapai Rp3 triliun.
Dari 36 titik tambang ilegal di lokasi yang digerebek, polisi mengungkap transaksinya mencapai Rp3 triliunFoto: Eko Susanto/detikJateng
Iklan
Lokasi penambangan ilegal itu tepatnya berada di alur Sungai Batang, Desa Ngablak, Kecamatan Srumbung, Kabupaten Magelang atau lereng Gunung Merapi. Bareskrim Polri melakukan penggerebekan pada hari Sabtu (01/11) bersama tim dari Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Provinsi Jawa Tengah, BTNGM, dan Polresta Magelang.
"Kami coba melakukan penegakan hukum. Kami temukan 5 eskavator, kemudian 1 dump truk sebagai alat angkut. Sekarang kami amankan untuk dilakukan proses penyelidikan dan penyelidikan," kata Brigjen Moh Irhamni, Direktur Tindak Pidana Tertentu (Dirtipidter) Bareskrim Polri di lokasi penambangan ilegal, Sabtu (01/11).
Irhami menjelaskan, dari proses pendalaman polisi, ditemukan kurang lebih 39 depo yang menampung dari 36 titik tambang ilegal di lokasi yang digerebek. Dari 36 titik tersebut, polisi mengungkap transaksinya mencapai Rp 3 triliun.
"Kurang lebih kerugian, uang yang beredar untuk 36 titik penambangan ini kurang lebih Rp3 triliun. Bisa bayangkan rekan-rekan sekalian, uang yang beredar Rp3 triliun ini tidak dipungut pajak oleh pemerintah dan tidak membayar kewajiban-kewajiban kepada pemerintah," tambah Brigjen Moh Irhamni.
Berkunjung ke Desa Mbah Maridjan di Lereng Merapi
Dusun Kinahrejo di Sleman, Yogyakarta, yang sempat hancur setelah erupsi Merapi tahun 2010 kini jadi tujuan wisata. Masyarakat pun bisa melihat langsung barang-barang yang menjadi saksi terpaan awan panas gunung itu.
Foto: DW/A. Ekawati
Reruntuhan rumah Mbah Maridjan
Area yang menarik para pengunjung adalah bekas rumah Mbah Maridjan. Juru kunci yang kharismatik dan dikenal dekat dengan wartawan ini pada 2010 menolak meninggalkan lereng Merapi untuk menuju tempat pengungsian. Reruntuhan rumah ini kini dibuka untuk publik.
Foto: DW/A. Ekawati
Saksi bisu awan panas
Barang-barang yang dipamerkan di lokasi ini antara lain adalah barang-barang milik warga dan Mbah Maridjan seperti set gamelan, sepeda motor dan perabot rumah tangga lainnya. Barang-barang ini dalam kondisi rusak parah akibat diterpa awan panas. Salah satunya adalah ruang tamu mbah Maridjan seperti yang tampak di foto.
Foto: DW/A. Ekawati
Jadi tujuan wisata
Para wisatawan yang datang utamanya adalah anak muda dan keluarga-keluarga muda. Beberapa dari mereka terlihat asyik berfoto dengan latar belakang reruntuhan rumah. Untuk dapat mencapai area ini, orang harus mengendarai mobil jeep dan melewati jalan tidak rata dan mengocok perut karena harus melewati bebatuan vulkanik dengan ukuran besar.
Foto: DW/A. Ekawati
Menambah pengetahuan
Pengunjung bisa dapat pengetahuan mengenai urutan peristiwa letusan Merapi di bulan Oktober 2010 itu. Dari barang-barang yang tersisa, bisa terbanyang betapa tingginya suhu awan panas yang menerpa wilayah itu dan tahu bahwa ancaman ini bukanlah main-main. Di sana pengunjung juga bisa masuk ke dalam ruang perlindungan bawah tanah atau bunker yang dibuat untuk berlindung.
Foto: DW/A. Ekawati
Lontaran bebatuan berukuran raksasa
Ketika erupsi, Merapi juga melontarkan bebatuan dengan berbagai ukuran. Salah satunya adalah batu yang menjadi tempat berfoto kesukaan para pengunjung seperti yang tampak di gambar. Orang-orang mengatakan di batu tersebut mereka bisa melihat bentuk wajah manusia.
Foto: DW/A. Ekawati
Bangkit dari bencana
Masyarakat di Dusun Kinahrejo mencoba bangkit dari kejadian yang meluluhlantakkan desa mereka pada 2010 silam. Alih-alih jadi desa mati yang ditinggalkan, mereka mengubahnya hingga menarik dikunjungi para wisatawan. Salah seorang warga kini mendapatkan pemasukan dari berjualan buah tangan seperti bebungaan dan tanaman kering. Selain itu ada juga oleh-oleh seperti kaus dan gantungan kunci.
Foto: DW/A. Ekawati
Berkah tersendiri
Masyarakat yang tinggal di sekitar Merapi sangat menghargai keberadaan gunung ini. Bukan cuma memberi musibah, letusan gunung ini juga memberikan mineral penting sehingga dapat menyuburkan lahan-lahan pertanian milik penduduk di sekitarnya. Selain itu Merapi juga memberikan pasir yang bisa ditambang oleh penduduk.
Foto: DW/A. Ekawati
Gunug api aktif di Jawa
Merapi adalah salah satu gunung api yang paling aktif di dunia. Gunung ini menyemburkan sejenis awan panas atau pyroclastic density flow yang oleh masyarakat setempat disebut wedhus gembel karena berbentuk mirip domba.
Foto: DW/A. Ekawati
8 foto1 | 8
Diduga penambangan ilegal tersebut telah berlangsung sekitar 2 tahun. Mereka melakukan kegiatan tambang tanpa izin.
"Hitungan kami Rp3 triliun kurang lebih itu adalah selama 2 tahun terakhir. Ini kurang lebih 21 juta meter kubik. Jadi setidaknya 2 tahun terakhir ini kalau dihitung ke belakang lagi lebih banyak lagi," jelasnya
Pengembangan penyelidikan masih dilakukan kepolisian terkait penetapan tersangka. Dia pun mengimbau kegiatan pertambangan segera mengajukan izin jika secara peta tata ruangnya dimungkinkan peruntukannya.
Sementara itu, Kepala BTNGM, Muhammad Wahyudi mengapresiasi Bareskrim yang sudah membantu melakukan pengamanan di Taman Nasional Gunung Merapi. Dia menyebut tambang ilegal itu merusak lahan BTNGM yang merupakan kawasan konservasi.
"Bahwa kawasan Taman Nasional Gunung Merapi ini adalah kawasan pelestarian alam, harus kita jaga pelestariaannya. Namun, saat ini memang kondisinya semakin rusak, walaupun dengan alasan apa pun untuk penyediaan bahan baku dan sebagainya itu tidak dijadikan alasan yang bagus untuk mengambil sesuatu di kawasan yang dilarang ini," ujar Wahyudi.