1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Bencana Longsor: Bisakah Dicegah?

Zulfikar Abbany
30 Mei 2024

Tanah longsor yang melanda Papua Nugini pada tanggal 24 Mei lalu dilaporkan mengubur hingga 2.000 orang hidup-hidup. Penjelasan ilmiah tentang longsor itu sederhana. Mencegahnya sedikit lebih rumit.

Banjir lumpur di Agam, Sumatra Barat, 12 Mei 2024
Longsor bisa terjadi di mana saja di duniaFoto: Antara Foto/Reuters

Longsor adalah peristiwa geologi yang paling sering terjadi. Itu faktanya.

Peristiwa geologi ini berdampak pada jutaan orang dan menyebabkan ribuan kematian. Bencana longsor sering terjadi di negara-negara dengan infrastruktur yang buruk atau tidak memadai – seperti Papua Nugini, di mana dilaporkan 2.000 orang terkubur hidup-hidup setelah tanah longsor pada tanggal 24 Mei 2024.

Bencana tanah longsor juga dilaporkan terjadi di wilayah berpenghasilan tinggi, seperti Amerika Serikat, misalnya.

Ribuan kasus tanah longsor per tahun secara global

Pada 2020, Bank Dunia memperkirakan jumlah rata-rata tahunan bencana longsor dalam jumlah signifikan yang dipicu oleh curah hujan antara tahun 1980 dan 2018 per negara sebagaimana tertera dalam grafik di bawah ini:

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) melaporkan, antara tahun 1998 dan 2017, bencana  longsor berdampak pada sekitar 4,8 juta orang dan menyebabkan lebih dari 18.000 kematian di seluruh dunia: "Perubahan iklim dan kenaikan suhu diperkirakan akan memicu lebih banyak tanah longsor, terutama di daerah pegunungan yang bersalju dan es. Saat lapisan es mencair, lereng berbatu bisa menjadi lebih tidak stabil sehingga mengakibatkan tanah longsor."

Empat jenis utama tanah longsor

British Geological Survey mengklasifikasikan bencana longsor secara umum berdasarkan cara pergerakan tanah - terbagi menjadi empat kelompok besar:

- Jatuhan (falls)

- Roboh (topple)

- Longsoran (slides)

- Aliran (flows)

Jatuhan (falls) melibatkan material seperti batu yang jatuh dari tebing atau lereng curam lainnya. Batuan tersebut juga dapat menggelinding atau memantul saat jatuh.

Roboh (topple) terjadi ketika, misalnya, lempengan batu bergerak maju dari dasarnya dan jatuh ke tanah.

Ayo berlangganan gratis newsletter mingguan Wednesday Bite. Recharge pengetahuanmu di tengah minggu, biar topik obrolan makin seru! 

Longsoran (slides) terjadi ketika material suatu lereng jatuh akibat pecah, atau disebut dengan permukaan gelincir.

Dan aliran (flows) terjadi ketika material lereng lepas dan meluncur ke bawah seperti cairan. Biasanya longsoran lumpur dan longsoran batu terjadi dengan cara seperti ini.

Semua ini tergantung dari jenis material geologi yang bergerak: Batuan dasar, batuan kerikil atau tanah.

Aliran batuan kerikil yang sering terbawa dalam aliran lumpur atau tanah longsor, merupakan salah satu jenis longsor yang paling umum. Longsoran batu juga sering terjadi.

Mengapa tanah longsor bisa terjadi?

Longsor terjadi ketika material penyusun lereng tidak dapat menahan gaya yang bekerja pada material tersebut.

Tekanan pada material dapat bertambah bila terjadi curah hujan berlebihan, pencairan salju, perubahan air tanah, gempa bumi, aktivitas gunung berapi, atau aktivitas manusia.

Di India, longsor yang dipicu oleh curah hujan tinggi saat Topan Remal melanda, dianggap sebagai penyebab runtuhnya sebuah tambang di Negara Bagian Mizoram.

Dan Pantai Barat Amerika Serikat mengalami banyak longsor pada bulan-bulan pertama tahun 2024, menghancurkan rumah-rumah dan garis pantai serta memblokir jalan-jalan di wilayah Big Sur California. Hal ini disebabkan oleh cuaca ekstrem, runtuhan batu, dan gravitasi bumi.

Apakah tanah longsor dan banjir lumpur dapat dicegah?

Ya, tanah longsor bisa dicegah.

Penelitian menunjukkan, cara paling sederhana untuk melakukan hal ini adalah dengan melawan berbagai gaya yang menyebabkan longsor.

Hal ini dapat dilakukan dengan memperbaiki drainase permukaan dan bawah permukaan, misalnya dengan membangun tiang pancang, penopang dan dinding penahan yang memperkuat dasar lereng; atau membuat jalur untuk mengalihkan longsoran batu kerikil

Survei Geologi AS menyarankan untuk tidak membangun properti “dekat lereng curam, dekat tepi gunung, dekat saluran drainase, atau lembah erosi alami” karena sering kali, aktivitas manusia, termasuk aktivitas industri dan pertambangan, menjadi penyebab utamanya. Selebihnya adalah karena faktor alam.

Sumber:

The Global Landslide Hazard Map, The World Bank, June 2020 https://datacatalog.worldbank.org/search/dataset/0037584

Landslides, World Health Organization https://www.who.int/health-topics/landslides#tab=tab_1

Remote sensing data tracks Big Sur landslides of 2024, US Geological Survey https://www.usgs.gov/programs/cmhrp/news/usgs-remote-sensing-data-tracks-big-sur-landslides-2024

How to classify a landslide, British Geological Survey https://www.bgs.ac.uk/discovering-geology/earth-hazards/landslides/how-to-classify-a-landslide/

Prevention and Remediation of Landslides, Kansas Geological Survey https://www.kgs.ku.edu/Publications/pic13/pic13_5.html

 

Lewatkan bagian berikutnya Topik terkait