Israel Ingin Persyaratan Kesepakatan Nuklir Iran Lebih Keras
28 Desember 2021
Negosiasi di Wina, Austria, tentang program nuklir Iran ini dimulai dengan tuntutan Iran agar sanksi internasional atas ekspor minyak dan akses ke dana Iran segera dicabut.
Iklan
Perdana Menteri Naftali Bennett pada hari Selasa (28/12) mengatakan bahwa Israel tidak akan otomatis menentang kesepakatan nuklir dengan Iran. Namun menurutnya negara-negara di dunia harus mengambil posisi yang lebih tegas.
"Pasti bisa ada kesepakatan yang baik. Pasti. Kita tahu parameternya. Apakah itu yang diharapkan terjadi sekarang dalam dinamika saat ini? Tidak. Karena itu perlu ada posisi yang jauh lebih tegas," kata PM Naftali Bennett.
Pada Senin (27/12), Iran dan Amerika Serikat (AS) melanjutkan pembicaraan tidak langsung yang berlangsung di Wina, Austria untuk menyelamatkan kesepakatan nuklir Iran 2015. Iran berfokus pada satu sisi dari kesepakatan awal, yakni mencabut sanksi terhadap negaranya.
Diplomat Uni Eropa Enrique Mora yang memimpin pembicaraan tersebut mengatakan semua pihak menunjukkan "kemauan yang jelas untuk bekerja menuju akhir yang sukses dari negosiasi ini."
"Ini pertanda yang sangat bagus... Kita akan bekerja sangat serius dalam beberapa hari dan minggu ke depan... Ini akan menjadi sangat sulit," kata Mora kepada wartawan setelah pembicaraan putaran kedelapan yang diselenggarakan di Wina dimulai.
Sementara Naftani Bennett dari Israel mengatakan "Iran sedang bernegosiasi dengan posisi yang sangat lemah. Tapi sayangnya dunia bertindak seolah-olah Iran berada pada titik yang kuat."
Israel sebelumnya telah menyuarakan kekhawatiran tentang pengayaan uranium Iran yang meningkat setelah AS menarik diri dari Joint Comprehensive Plan of Action (JCPOA) dan memberlakukan sanksi keras pada 2018.
Iklan
Iran desak pencabutan sanksi
Negosiasi di Wina tentang program nuklir Iran ini dimulai dengan tuntutan dicabutnya sanksi internasional terhadap Iran. "Tujuan minimum dari putaran negosiasi ini adalah mengembalikan ekspor minyak Iran menjadi normal dan memberikan akses ke dana minyak di bank-bank asing," kata Menteri Luar Negeri Iran, Hussein Amir-Abdollahian di Teheran, Senin.
Sanksi minyak dan perbankan terhadap Iran telah menghilangkan sumber pendapatan terpenting negara itu, membuat Teheran putus asa untuk mencapai kesepakatan yang dapat mencabut embargo sesegera mungkin.
Sebelumnya, kepala negosiator Enrique Mora mengatakan bahwa negosiasi ini akan menjadi pembicaraan yang sulit. "Keputusan politik yang sulit harus diambil baik di Teheran maupun di Washington," ujar Mora kepada wartawan.
Situs Budaya Iran yang Mengagumkan
Banyak ahli menganggap Iran sebagai tempat lahirnya budaya umat manusia. Dari zaman kerajaan Elam, di bawah kekuasaan Aleksander Agung, dinasti Syah hingga Republik Islam, situs budaya Iran cerminkan kekayaan sejarahnya.
Foto: picture-alliance/imagebroker/S. Auth
Persepolis
Kompleks istana Persepolis mulai dibangun oleh Raja Achaemenid 520 tahun sebelum Masehi. Situs arkeologi ini mencerminkan kejayaan bekas ibu kota kekaisaran Persia kuno. Alexander Agung mengakhiri kekuasaan raja tersebut 330 tahun sebelum Masehi dan membakar komplesk tersebut. Namun reruntuhan istana, mausoleum, pilar, dan relief yang mengesankan masih dapat disaksikan sampai hari ini.
Foto: Mohammad Reza Domiri Ganji
Bazaar Tabriz
Kota Tabriz, yang terletak di Jalur Sutra telah lama menjadi salah satu kota paling penting di Persia. Kota ini bukan hanya terkenal karena bazar atau wilayah perdagangannya, namun juga institusi keagamaan dan pendidikannya. Bazar tertutup ini pernah jadi yang terbesar pada abad ke-13 ketika Tabriz masih menjadi ibu kota kekaisaran Safawiyah, diansti yang memprakarsai Syiah sebagai agama negara.
Foto: picture-alliance/Dumont/T. Schulze
Katedral Santo Thaddeus
Juga dikenal sebagai "Gereja Hitam," bekas biara Armenia terletak di dekat perbatasan Iran dengan Azerbaijan. Umat Kristen Armenia percaya bahwa gereja yang didedikasikan untuk Yudas Taddaeus dibangun di sana pada tahun 68 Masehi. Setelah rusak akibat gempa bumi, situs ini dibangun kembali di abad ke-14. Katedarl ini merupakan tempat ziarah bagi kaum Armenia dari Iran dan negara-negara tetangga.
Foto: Mohammad Reza Domiri Ganji
Kota Kuno Yazd
Kota Yazd berdiri di sebuah oasis antara gurun garam Kavir dan gurun Lut. Kota ini juga dikenal sebagai pusat agama Zoroaster, yang memiliki rumah ibadah yang disebut Kuil Api. Sistem khusus saluran air dan pipa, yang dikenal sebagai teknologi 'qanat'. Sistem ini diciptakan untuk memasok air, sementara menara angin dibangun untuk sistem pendinginan suhu.
Foto: picture-alliance/ZB/R. Zimmermann
Kuil Api para penganut Zoroastrianisme di Yazd
Api adalah elemen paling penting dari empat elemen Zoroaster, kuil api menjadi lokasi pusat ibadah. Pemeluk Zoroaster tidak menggunakannya sebagai rumah doa dengan cara klasik, namun lebih dipakai sebagai ruang untuk pertemuan, bertukar gagasan, devosi dan mengenang pendahulu mereka. Yazd adalah jantung dari agama Zoroaster, yang memiliki masa kejayaannya antara abad ke-2 dan ke-7.
Foto: Mohammad Reza Domiri Ganji
Pasargadae
Terletak 90 kilometer ke timur laut kota Shiraz, Pasargadae adalah ibu kota paling awal Kekaisaran Persia di bawah Achaemenids dan didirikan oleh Raja Cyrus ke-2 pada abad ke-6 SM. Kota ini memiliki sistem irigasi bawah tanah yang canggih. Monumen prasejarah juga ditemukan di sebelah situs. Gambar menunjukkan makam Koresh ke-2.
Foto: picture-alliance/imageBroker/S. Auth
Taman Eram
Eram Garden adalah contoh mengesankan dari taman bersejarah Persia yang pertama kali dibangun di abad pertengahan. Dikelilingi oleh tembok tinggi,taman-taman ini biasanya memiliki kolam-kolam yang dan istana. Sebagai bagian penting dari budaya Persia, taman-taman itu menggambarkan surga di bumi - kata itu sendiri sebenarnya berasal dari istilah Persia kuno untuk taman, "Paradaidha."
Foto: Mohammad Reza Domiri Ganji
Jembatan Si-o-se-pol bridge di Isfahan
Salah satu dari 11 jembatan di atas Sungai Zayandeh, Si-o-se-pol memiliki 33 lengkungan yang artistik. Jembatan bertingkat ini dibangun pada periode Safawiyah pada awal abad ke-16. Lorong beratap ini menutupi rute lalu lintas utama di kedua sisi, dan tangga lebarnya mengarah ke promenade di sepanjang jembatan. Di rumah-rumah teh beratap, orang-orang bisa minum teh dan mengisap cerutu.
Foto: Mohammad Reza Domiri Ganji
Menara Azadi di Teheran
Menara Azadi setinggi 45 meter adalah "Menara Teheran modern". Sebelumnya menara ini dinamakan Menara Shahyad ("Monumen Peringatan Syah"). Dibangun antara tahun 1969 dan 1971, menara tersebut menandai peringatan 2.500 tahun pendirian Negara Kekaisaran Iran. Menara ini dilapisi oleh lebih dari 25.000 batu marmer putih dan menyatukan gaya arsitektur Islam dan Sassanid.
Foto: Mohammad Reza Domiri Ganji
Istana Golestan di Teheran
Berasal dari akhir abad ke-18, istana pemerintahan Qajar, dulunya merupakan istana resmi raja Persia sebelum meletusnya Revolusi Islam pada tahun 1979. Antara tahun 1925 dan 1945, sebagian besar istana dihancurkan untuk memberi ruang bagi bangunan baru. Saat ini istana memiliki museum yang menampilkan keramik, perhiasan, dan senjata kuno.
Foto: picture-alliance/imagebroker/S. Auth
10 foto1 | 10
Para negosiator berusaha menemukan cara untuk menghidupkan kembali apa yang disebut Rencana Aksi Komprehensif Bersama atau JCPOA, yakni kesepakatan tahun 2015 antara AS, Inggris, Jerman, Prancis, Rusia, dan Cina yang setuju untuk mencabut sanksi terhadap Teheran dengan imbalan pembatasan ketat program nuklir negara itu.
AS ingin mencegah Iran mempersenjatai diri dengan senjata nuklir dan mempersiapkan lebih banyak sanksi untuk lebih mengisolasi negara itu jika kesepakatan tidak dapat dicapai dalam putaran pembicaraan ini. Salah satu poin utama dalam negosiasi saat ini adalah urutan langkah-langkah deeskalasi yang akan diambil oleh Washington dan Teheran.
Negosiasi nuklir ini sekarang dalam putaran kedelapan dan sempat ditangguhkan selama lima bulan setelah pemimpin garis keras Ebrahim Raisi menjadi presiden di Iran pada awal tahun 2021.
Meskipun Iran bersikeras bahwa program nuklirnya damai, bulan November lalu Israel memperingatkan pada bahwa Republik Islam ini telah mengambil langkah-langkah untuk memperkaya uranium yang dibutuhkan untuk senjata dan sudah siap sekitar 90%.