Tanggapan Media Internasional Atas Hasil Pemilu Jerman.
25 September 2017
Media internasional secara senada berkomentar, politik Jerman masuki fase baru yang sulit. Merkel tidak bisa lagi memerintah seperti sebelumnya, setelah partai populis kanan juga lolos ke Bundestag.
Iklan
Hasil pemilu Jerman 2017 menandai sebuah fase politik baru. Kanselir Angela Merkel memang bisa memerintah untuk keempat kalinya. Namun peta politik di Jerman akan sama sekali berbeda dan sulit diramalkan. Media internasional dalam tajuknya menulis komentar senada menyangkut datangnya fase baru dalam politik Jerman dan tren bangkitnya kekuatan ekstrim kanan maupun kiri.
Harian Inggris Sunday Times berkomentar: Hasil Pemilu Jerman kali ini merupakan pertanda bagi sebuah fase politik yang baru dan sulit diperhitungkan. Untuk pertama kalinya enam partai terwakili di parlemen-Bundestag. Hampir 25 persen pemilih memberikan suaranya kepada partai ekstrim kanan dan atau ekstrim kiri. Hasil pemilu kali ini, bukanlah resep bagi stabilitas, walau partai berhaluan tengah saat ini masih mampu meraih suara mayoritas.
Harian Swiss Neue Zürcher Zeitung dalam tajuknya menulis: Perolehan suara cukup siginifikan dari partai populis kanan AfD dan partai liberal FDP, menyebabkan pemenang pemilu, Angela Merkel tidak akan bisa memerintah dengan cara seperti sebelumnya. Partai-partai yang lolos ke Bundestag bisa menekan Merkel dan mempengaruhi haluan politik pemerintahan Jerman mendatang. Baik sebagai mitra koalisi pemerintah maupun sebagai oposisi.
Poster Kampanye Pemilu di Jerman
Autentik? Xenofobia? Berkelit? Segelintir kata yang dipakai dalam poster kampanye pemilu di Jerman tahun ini. DW mengajak Anda melihat bagaimana partai politik berusaha menggaet pemilih lewat selembar poster.
Partai Kristen Demokrat (CDU)
Setelah tiga periode duduk di kursi legislatur, Kanselir Angela Merkel tak lagi asing dengan poster pemilu. Dengan anggaran 20 juta Euro atau 3 miliar Rupiah, partai berhaluan konservatif ini menggantung 22.000 papan poster di seluruh Jerman. Penggunaan desain bendera Jerman menegaskan patriotisme partai, sedangkan fokus utama slogan kampanye adalah isu keamanan, keluarga dan lapangan kerja.
Foto: picture alliance/dpa/B.Pedersen
Partai Sosial Demokrat (SPD)
Partai berbasis serikat pekerja ini mempertahankan gaya klasiknya lewat penggunaan warna merah dan logo berbentuk persegi. Poster terkonsentrasi pada isu pendidikan, keluarga, pensiun, investasi dan kesetaraan gaji. Di akhir kampanye yang bernilai 24 juta Euro atau 36 miliar Rupiah ini, SPD akan menyiapkan kampanye kejutan tepat jelang hari pemilihan, yang hingga kini masih menjadi rahasia.
Partai Liberal Jerman (FDP)
Lebih dari 5 juta Euro atau 75 miliar Rupiah telah dihabiskan partai Liberal ini berkampanye lewat poster. Dengan potret hitam putih, FDP tampil total lewat kemasan pemasaran modern yang berpusat pada satu pria: Christian Lindner. Pemilih, sayangnya, akan kesulitan membaca teks padat pada poster ini. "Ketidaksabaran juga merupakan kebijakan", tertera pada slogan.
Partai Hijau
Partai Hijau tetap setia pada jati diri mereka dengan berfokus pada topik klasik seperti lingkungan hidup, integrasi dan perdamaian. "Lingkungan bukan segalanya. Tapi tanpa lingkungan, segalanya tak berarti," demikian bunyi slogan partai bernama resmi Aliansi '90 ini. Hal lain yang juga setia muncul pada poster adalah logo Partai Hijau berbentuk bunga matahari.
Alternatif untuk Jerman (AfD)
Penghargaan untuk poster paling kontroversial, tak bisa ditampik lagi, jatuh kepada partai berhaluan ekstrem kanan AfD. Poster menampilkan seorang perempuan hamil yang tersenyum, terkesan polos, sampai slogan berikut terbaca: "Warga Jerman Baru? Kita ciptakan sendiri." Pada poster berbeda berlatar belakang tiga perempuan yang memakai bikini, AfD menanyakan: "Burka? Kami suka bikini.":
Partai Kiri
Partai Kiri tampaknya mengerahkan segala upaya untuk dapat menggunakan sebanyak mungkin ragam bentuk huruf. Dengan menggabungkan fon huruf dan permainan kata, slogan ini berbunyi: "[Warna-warni] Manusia. Tegas melawan kebencian haluan-kanan." Uang sewa yang terjangkau, pensiun yang lebih adil dan penghentian ekspor senjata menjadi isu utama yang diusung partai berhaluan kiri ini.
6 foto1 | 6
Juga harian Austria Der Standard berkomentar; Kanselir Merkel tidak akan bisa melanjutkan politiknya seperti selama ini tanpa perubahan apapun. Cukup lama Jerman tidak memiliki fraksi kanan di parlemennya. Kini perwakilan kelompok anti imigran, anti Islam dan anti Yahudi, AfD duduk di kursi parlemen-Bundestag, di jantung demokrasi, dan dari sana mereka akan melancarkan pidatonya. Partai yang masih percaya bahwa mereka bisa melanjutkan kiprah seperti sebelumnya, akan gagal. Peringatan ini terutama berlaku bagi dua partai meinstream CDU dan SPD, yang tidak melihat frustrasi warga di saat kampanye atau juga gagal memahami besarnya kekecewaan pemilih.
Harian Perancis Le Figaro dalam tajuknya berkomentar: kekuatan radikal telah memantapkan posisinya di Jerman. Angela Merkel sebelumnya sangat yakin bisa meredam popularitas partai kanan AfD, jika krisis pengungsi bisa diakhiri. Memang arus pengungsi ke Jerman berkurang drastis, akan tetapi kekuatan radikal kanan sudah memantapkan posisinya. Untuk jangka waktu lama, partai radikal kanan ini tidak akan lenyap dari lanskap politik Jerman.
Harian Inggris Times bahkan menulis komentar bernada pesismitis terhadap kelanjutan masa sajabat kanselir Merkel. Dalam tajuknya harian ini menulis, Angela Merkel tidak bahagia menjadi pimpinan dunia yang bebas. Juga jika dia sebelummya punya ambisi itu, kini terhalang oleh kondisi hasil pemilu yang sebetulnya ia menangkan. Masa jabatan keempat kalinya akan penuh atmosfir racun. Banyak yang meragukan, Merkel akan mampu menuntaskan periode legislaturnya. Contohnya mantan kanselir Helmut Kohl yang juga berhasil mencapai masa jabatan keempat kali, tapi dipaksa mundur di tengah masa jabatannya.
as/yf(afp,dpa)
7 Fakta AfD: Partai Anti Islam di Jerman
Banyak yang belum tahu, partai AfD yang anti Islam, anti Eropa dan anti imigran didirikan oleh segelintir elite dan profesor. Dengan cepat partai didukung kelompok yang frustrasi terhadap politik pemerintah di Berlin.
Foto: picture-alliance/dpa/K.-D. Gabbert
Didirikan Kaum Elite Jerman
Partai Alternatif untuk Jerman-AfD didirikan oleh kelompok elite, antara lain Bernd Lucke profesor ekonomi makro, Alexander Gauland, mantan sekretaris negara partai Kristen CDU, Konrad Adam, penerbit dan mantan wartawan koran kenamaan FAZ serta politisi dan Doktor ilmu kimia Frauke Petry (foto). Mula-mula program AfD memprotes secara terbuka politik pemerintah Jerman terkait krisis mata uang Euro
Foto: Getty Images/J. Koch
Pendukung Partai AfD
AfD resmi didirikan Mei 2013. Siapa pendukung AfD? Lembaga Riset FORSA menunjukkan, dari pemilu di negara-negara bagian Jerman, 70% pemilih AfD adalah lelaki dari kisaran umur rata-rata dia atas 50 tahun dan tidak terikat salah satu agama. Juga banyak pendukung partai liberal FDP yang menyebrang mendukung AfD. Jumlah anggota partai AfD kini mencapai lebih 17.000 orang.
Foto: DW/B. Gräßler
Partai Populis Kanan Anti Islam
Partai Alternatif untuk Jerman semula menuntut dibubarkannya zona mata uang Euro. Untuk menarik simpati banyak pemilih, AfD memilih retorika sebagai partai populis kanan dan memberi tekanan khusus pada program anti Islam. AfD juga gelar kampanye anti Yahudi dan sentimen rasisme. Inilah resep yang membuat AfD sukses meraih kursi di parlemen Jerman dan parlemen Eropa.
Foto: picture-alliance/dpa/O. Berg
Sukses di Negara Bagian Jerman
AfD raup sukses dalam pemilu regional di sedikitnya 10 negara bagian Jerman. Bahkan di dua negara bagian di kawasan timur Jerman, AfD raih lebih 20 persen suara. Juga di tiga negara bagian di barat, partai anti Islam dan anti Yahudi Jerman ini meraih perolehan suara lebih 12% . Keterangan partai menyebutkan AfD meraih seluruhnya 485 mandat di berbagai parlemen regional dan lokal.
Foto: picture-alliance/dpa/J. Wolf
Terwakili di Parlemen Eropa
Setahun setelah didirikan, dalam pemilu Parlemen Eropa 2014, ironisnya partai anti Uni Eropa ini meraih 7,1 persen suara. Terwakili dengan 7 mandat di Parlemen Eropa dan diterima bergabung dalam fraksi Konservatif dan Reformis Eropa-EKD. Tahun 2016 AfD diusir dari fraksi EKD setelah anggotanya Beatrix von Stoch dukung usulan penggunaan kekerasan senjata terhadap pengungsi.
Foto: Picture-alliance/dpa
Dimusuhi Partai Mainstream Jerman
Partai AfD dimusuhi partai mainstream, Kristen Demkrat-CDU maupun Sosial Demokrat-SPD. Yang terutama beradu keras lawan keras adalah pengikut partai kiri otonom. Dalam kongres partai di kota Köln baru-baru ini, lebih 50.000 demonstran gelar aksi menentang AfD. Juga partai-partai besar menolak koalisi dengan partai populis kanan ini.
Foto: Reuters/S. Loos
Dipuji di Luar Negeri
Ironisnya, di saat partai dimusuhi banyak kalangan di Jerman, pujian mengalir dari luar negeri, khususnya dari Inggris. Kelompok pendukung Brexit dan yang skeptis terhadap Uni Europa memuji haluan partai AfD. Bahkan seorang tokoh partai anti Eropa di Inggris-UKIP, Douglas Carswell memuji partai populis kanan ini, dengan menyebut, jika ia warga Jerman, pasti memilih AfD dalam pemilu.