Cina membantah tuduhan Presiden AS Donald Trump, bahwa pihaknya menjual minyak secara ilegal ke Korea Utara. Lewat akun Twitternya Trump menyatakan Cina “tertangkap basah".
Iklan
Cina mengatakan bahwa tuduhan kapal-kapal Cina menjual minyak ke Korea Utara tidak sesuai dengan fakta. Cina selalu menerapkan resolusi PBB secara keseluruhan, dan jika benar-benar ada pelanggaran, Cina akan menanganinya dengan serius, kata juru bicara kementerian Hua Chunying kepada wartawan hari Jumat (29/12).
Hua Chunying menanggapi tuduhan Presiden AS. Donald Trump yang mengatakan bahwa dia selama ini "bersikap lunak" terhadap Cina dalam masalah perdagangan dan tidak ingin perang. Namun dalam sebuah wawancara Donald Trump menyatakan, dia tidak senang dengan kenyataan bahwa Cina mengizinkan pengiriman minyak ke Korea Utara.
"Saya bersikap lunak terhadap Cina karena hal yang lebih penting bagi saya adalah perdagangan ketimbang perang," kata Trump dalam sebuah wawancara dengan The New York Times.
Sehari sebelumya, Presiden AS itu menyatakan lewat akun Twitter sehari sebelumnya bahwa Cina telah "tertangkap basah" membiarkan minyak masuk ke Korea Utara. Hal itu akan menutup kemungkinan "solusi ramah" terhadap krisis program nuklir Korea Utara.
Surat kabar Korea Selatan Chosun Ilbo pekan ini mengutip sumber-sumber pemerintah Korea Selatan yang mengatakan bahwa satelit intelijen AS telah mendeteksi kapal-kapal Cina memindahkan minyak ke kapal-kapal Korea Utara sekitar 30 kali sejak bulan Oktober.
Cina: "Tidak sesuai fakta"
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Cina Hua Chunying mengatakan kepada wartawan bahwa dia telah mencatat laporan media baru-baru ini, termasuk laporan tentangn sebuah kapal Cina yang diduga memindahkan minyak ke sebuah kapal Korea Utara pada 19 Oktober.
"Cina telah melakukan penyelidikan segera, pada kenyataannya, kapal yang dimaksud sejak Agustus lalu tidak berlabuh lagi di pelabuhan Cina dan tidak ada catatan tentang memasuki atau meninggalkan pelabuhan Cina," kata Hua.
Dia mengatakan tidak tahu apakah kapal tersebut telah berlabuh di pelabuhan di negara lain, namun menegaskan laporan media mengenai itu "tidak sesuai dengan fakta".
Korea Utara: Pesta Di Atas Cemasnya Dunia
Ketika dunia kelimpungan menghadapi momok perang nuklir, Korea Utara malah berpesta pora merayakan keberhasilan ujicoba bom Hidrogen. Terutama para ilmuwan dirayakan bak pahlawan
Foto: Reuters/KCNA
Merayakan keberhasilan ilmuwan
Para ilmuwannya dianggap oleh pemerintah Korea Utara berhasil dalam uji coba peledakan bom nuklir. Setelah uji coba meledakkan sebuah bom hidrogen, terekam dalam foto, tampak masyarakat berpesta pora diwarnai dengan nyala kembang api dan pawai di Pyongyang.
Foto: Reuters/KCNA
Keramaian di pusat kota
Warga ibu kota Korea Utara tampak berbaris di jalan-jalan, lengkap dengan lambaian pom-pom. Mereka bersorak-sorai ke arah konvoi bis yang membawa para ilmuwannya ke dalam kota.
Foto: Reuters/KCNA
Menyambut ilmuwan
Bunga-bunga kertas dilemparkan ke arah ilmuwan yang menuju ke Lapangan Kim Il-Sung. Dari orang tua hingga anak kecil berderet di jalan-jalan di Pyongyang. Mereka juga membawa bunga dan balon berwarna merah jambu.
Foto: Reuters/KCNA
Mengakhiri imperialisme AS
Koordinator pawai massal dalam, perayaan keberhasilan peledakan bom menyatakan militer Korea Utara akan mengakhiri nasib imperialis Amerika Serikat melalui serangan pencegahan yang tidak kenal ampun dan paling dahsyat.
Foto: Reuters/KCNA
Sukarela atau dipaksa?
Para perempuan Korea Utara bahkan mengenakan pakaian tradisional khas Korea Utara, Apakah mereka turun ke jalan karena memang benar-benar ingin merayakan keberhasilan peledakan bom itu atau memang diwajibkan turun ke jalan.
Foto: Reuters/KCNA
Sanksi lebih keras
Ledakan bom pada awal September 2017 kembali memicu kecaman dunia. Negara-negara adi daya mendesak sanksi lebih keras lagi dari Dewan Keamanan PBB terhadap Korea Utara. Kantor berita KCNA melukiskan ledakan nuklir itu sebagai uji coba Bom-H ICBM yang berhasil. Ed. ap/rzn/berbagai sumber)
Foto: Reuters/KCNA
6 foto1 | 6
"Cina selalu menerapkan resolusi Dewan Keamanan PBB atas Korea Utara secara keseluruhan dan memenuhi kewajiban internasionalnya. Kami tidak pernah mengizinkan perusahaan dan warga Cina melanggar resolusi itu," kata Hua.
"Jika, melalui penyelidikan dikonfirmasi bahwa ada pelanggaran terhadap resolusi Dewan Keamanan PBB, Cina akan menanganinya mereka secara serius sesuai dengan peraturan perundang-undangan."
Sanksi ekonomi belum efektif
Seorang pejabat Departemen Luar Negeri AS mengatakan kepada kantor berita Reuters, pemerintah AS mengetahui kapal-kapal yang terlibat dalam kegiatan yang melibatkan minyak dan batubara sulingan.
"Kami memiliki bukti bahwa beberapa kapal yang terlibat dalam kegiatan ini dimiliki oleh perusahaan di beberapa negara, termasuk Cina," kata pejabat yang tidak ingin disebut namanya.
Cina berulang kali menyatakan bahwa pihaknya memberlakukan resolusi PBB terhadap Korea Utara sepenuhnya, meskipun ada kecurigaan di Washington, Seoul dan Tokyo bahwa masih ada celah.
Keseharian Korea Utara dari Perspektif Seorang Pengguna Instagram
Di era teknologi komunikasi yang makin canggih, Korea Utara menjadi satu-satunya 'dunia gelap' bagi media dan publik. Warga Inggris Perre Depont lewat akun Instagramnya mengunggah foto-foto keseharian yang langka.
Foto: DW/P.Depont
Keseharian dibalik tirai besi
Meskipun sangat tertutup, Korea Utara tetap ingin menarik keuntungan dari pariwisata dan mengijinkan kunjungann wisatawan asing. Tapi perjalanan wisata selalu didampingi pemandu khusus yang mengawasi setiap langkah para turis. Pierre Depont telah mengunjungi negara itu tujuh kali dan berhasil merekam suasana kehidupan sehari-hari.
Foto: DW/P. Depont
Benih-benih kapitalisme?
Depont pertama kali berkunjung ke Korea Utara tahun 2013 - dan sejak saat itu dia mempelajari perubahan-perubahan yang terjadi di negara otoriter itu. Dua sampai tiga tahun terakhir, dia mengamati "bahwa di Pyongyang orang sudah bisa memamerkan kekayaan." Ada kelas menengah yang sedang berkembang dan banyak proyek pembangunan.
Foto: Pierre Depont
Jalan utama di Pyongyang
Menjalin kontak penduduk lokal tidak mudah, kata Pierre Depont. "Saya melakukan beberapa percakapan acak - selalu didengar oleh salah satu pemandu." Menurut pengalamannya, kebanyakan penduduk lokal tidak suka difoto. "Wanita Korea Utara berpakaian makin modis, tapi Anda hanya bisa melihatnya di kota-kota."
Foto: DW/P. Depont
Kehidupan kota yang mentereng
Sarana transportasi mewah: stasiun bawah tanah di Pyongyang ini dihiasi dinding marmer dan lampu gantung. Bagi Depont, Korea Utara adalah "ruang fotografi yang menakjubkan. "Anda sama sekali tidak menemukan iklan, tidak ada gangguan, rasanya seperti permainan baru." Tapi sementara ibukota makin berkembang, bagian lain dari Korea Utara tetap miskin.
Foto: Pierre Depont
Hidup yang keras
Sampai hari ini, Korea Utara tetap merupakan masyarakat agraris yang sangat militeristik. Tapi wisatawan yang datang tidak bisa melihat banyak kondisi kehidupan penduduk pedesaan. Di sini "setiap bidang tanah dibudidayakan, setiap meter persegi digunakan," tulis Depont.
Foto: Pierre Depont
Kemakmuran semu?
Turis yang tertarik dengan kehidupan di luar kota akan diantar tur berpemandu ke peternakan kooperatif. Ketika mereka mengunjungi satu peternakan di dekat Hamhung, kota terbesar kedua di negara itu, dia masuk ke supermarkt kecil yang menampilkan berbagai barang yang tersusun rapi. Rasanya seperti toko "hanya untuk pertunjukan," tulisnya.
Foto: DW/P.Depont
Sekolah elit jadi obyek wisata
Kunjungan ke sekolah percontohan adalah stasiun penting dalam kebanyakan agenda wisata. Kamp musim panas Songdowon yang telah direnovasi ini tahun 2014 dibuka kembali dan diresmikan langsung oleh pemimpin Korut Kim Jong Un. "Ada sesuatu yang luar biasa," kata Depont. "Anak-anak ini bermain di ruang hiburan menggunakan alat yang sangat canggih dan ada sekitar 20 komputer modern."
Foto: DW/P.Depont
Militerisme di setiap sudut
Militer adalah pusat identitas negara dan struktur masyarakatnya. Sekitar seperempat dari populasi bekerja sebagai personil militer. Korea Utara memiliki salah satu anggaran militer terbesar dunia dibandingkan dengan kekuatan ekonominya. Dari usia yang sangat muda, warga Korea Utara tumbuh dengan citra militer. Model panser miniatur ini ada di taman bermain anak-anak dekat Hamhung.
Foto: Pierre Depont
Ritual pemujaan
Selain militerisme, tingkat pengawasan politik dan tradisi kultus kepribadian sangat tinggi. Patung-patung Kim Jong Un dan pendahulunya ada di mana-mana. Pemujaan sehari-hari pemimpin tertinggi ini meninggalkan kesan kuat pada Pierre Depont. "Anda pikirkan, berapa uang dan usaha mereka mengangkat kisah para pemimpin besar dan patung besar mereka." (Teks: Helena Kaschel, Christine Bayer/hp/yf)