Target Vaksinasi AS hingga Akhir 2020 Diperkirakan Meleset
24 Desember 2020
Meski telah berhasil memvaksinasi 1 juta warganya, AS kemungkinan tidak akan dapat mencapai target yang ditetapkan hingga akhir tahun ini. Sementara di Brasil, hasil studi vaksin Sinovac kembali ditunda.
Direktur Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Robert Redfield mengatakan AS "mencapai tonggak awal namun penting - yurisdiksi sekarang telah melaporkan bahwa lebih dari satu juta orang telah menerima dosis pertama vaksin COVID-19 sejak proses administrasi dimulai 10 hari lalu."
Tetapi Moncef Slaoui, Kepala Penasihat Operasi Warp Speed, mengatakan target menyediakan 20 juta dosis vaksin sebelum akhir 2020 "tidak mungkin tercapai".
Slaoui mengatakan AS masih menargetkan untuk mengimunisasi 100 juta orang pada akhir kuartal pertama 2021, dan 100 juta lainnya pada pertengahan tahun depan, karena Pfizer setuju untuk memberikan 100 juta dosis lagi ke AS tahun depan setelah Maret. Jumlah itu nyaris mencapai dua pertiga dari penduduk Amerika.
Dosis kedua vaksin Pfizer-BioNTech diberikan dengan selang waktu dua minggu, seperti vaksin Moderna.
Kosta Rika yang juga menggunakan vaksin Pfizer-BioNTech diperkirakan akan memulai proses inokulasi pada hari ini, Kamis (24/12), kata Presiden Kosta Rika Carlos Alvarado.
Hasil studi vaksin Sinovac di Brasil ditunda
Para peneliti di Brasil mengatakan vaksin Sinovac yang dikembangkan oleh Sinovac Biotech Cina memiliki tingkat efektivitas melebihi 50%. Namun, mereka tidak akan merilis hasil lengkap penelitian.
Brasil adalah negara pertama yang menyelesaikan uji coba tahap akhir vaksin, tetapi hasil lengkap uji coba tersebut telah ditunda tiga kali. Penundaan tersebut kemungkinan besar akan meningkatkan skeptisisme terhadap vaksin di negara tersebut.
Sementara itu, Kanada pada Rabu (23/12) telah menyetujui penggunaan vaksin Moderna, negara kedua yang menyetujui setelah AS. Kanada akan menerima hingga 168 ribu dosis vaksin Moderna pada akhir tahun ini, yang menurut para pejabat pemerintah akan digunakan di daerah terpencil di utara.
Kanada mengharapkan untuk menerima 6 juta dosis pada akhir Maret. Negara ini membutuhkan sekitar 80 juta dosis untuk mencakup semua penduduk.
Vaksin Covid-19 yang Sudah Siap Pakai dan Masuki Uji Fase Akhir
Ada 4 vaksin Covid-19 yang sudah berizin dan digunakan secara massal. Efikasinya diklaim antara 70% hingga 95%. Sedikitnya ada 7 kandidat vaksin lainnya yang masuk fase akhir uji klinis dan akan segera diluncurkan.
Foto: H. Pennink/AP Photo/picture-alliance
Vaksin BioNTech/Pfizer dari Jerman
Perusahaan Bio-farmasi BioNTech dari Jerman yang digandeng Pfizer dari AS menjadi yang pertama umumkan sukses memproduksi vaksin anti-Covid-19 yang diberi nama BNT162b2 dengan efektifitas 95%. Vaksinnya sudah mendapat izin. Vaksinasi massal di AS dan Jerman dimulai bulan Desember 2020. Satu-satunya kendala, vaksin harus didinginkan hingga minus 70°C sebelum dipakai.
Foto: SvenSimon/picture alliance
Vaksin Moderna dari Amerika Serikat
Perusahaan Bio-farmasi Moderna dari AS menyusul umumkan sukses dengan vaksin yang diberi nama mRNA-1273 dengan efektifitas 94,5%. Belum lama ini UE izinkan vaksin. Sama dengan BioNTech, vaksin dikembangkan dengan teknologi teranyar berbasis mRNA virus. Keunggulan vaksin Moderna adalah hanya perlu pendinginan minus 30° C dan tahan seminggu dalam lemari pendingin biasa.
Foto: picture-alliance/NurPhoto/J. Porzycki
Vaksin AstraZeneca/Oxford dari Inggris
Perusahaan farmasi AstraZeneca dari Inggris menjadi yang ketiga umumkan sukses uji coba vaksin yang ampuh 70% hingga 90%. Pengembangan vaksin menggandeng para ilmuwan dari Oxford University. Unsur aktifnya AZD1222 berasal dari gen virus corona yang dilemahkan dan sudah diuji klinis pada 60.000 responden.
Foto: picture-alliance/Flashpic
Vaksin Janssen/Johnson&Johnson dari AS
AS dan Kanada sudah memberikan izin bagi vaksin Johnson & Johnson. Vaksin berasal dari vektor virus yang memicu jawaban imunitas perlindungan tubuh. Disebutkan pemberian satu dosis vaksin mencukupi untuk mengembangkan antibodi pencegah Covid-19.Juga penyimpanan vaksin relatif mudah pada kulkas yang lazim.
Foto: Michael Ciaglo/Getty Images
Vaksin Sinovac dari Cina
Perusahaan farmasi Sinovac Biotech dari Cina sedang menuntaskan fase tiga uji klinis vaksin Covid-19 dengan sekitar 29.000 responden. Uji klinis skala besar dilakukan di Brazil, Indonesia dan Turki. Vaksin dikembangkan dari virus corona yang inaktif.
Foto: Wang Zhao/AFP/Getty Images
Vaksin Sinopharm dari Cina
Perusahaan farmasi lain dari Cina, Sinopharm juga sudah masuki fase tiga uji klinis kandidat vaksinnya pada 55.000 responden. Uji klinis antara lain dilakukan di Uni Emirat Arab, Bahrain, Yordania, Maroko, Peru dan Argentina. Sinopharm menggunakan virus yang inaktif sebagai basis pembuatan vaksinnya.
Foto: picture-alliance/Photoshot/Z. Yuwei
Vaksin Sputnik V dari Rusia
Berdasar klaim sendiri, Rusia menyatakan vaksin Sputnik V buatan Gamaleya ampuh perangi Covid-19. Vaksin yang kini sudah mendapat izin regulasi dari Moskow itu dilaporkan baru melakukan uji klinis fase 1 dan 2 tanpa kejelasan berapa jumlah sampelnya. Vaksinnya berbasis vektor adenovirus manusia yang diizinkan WHO. Penulis: Agus Setiawan