Tarif Listrik Gulingkan Pemerintah Bulgaria
21 Februari 2013Ribuan orang berdemonstrasi di Bulgaria beberapa hari terakhir. Mula-mula protes ditujukan terhadap biaya listrik dan gas yang menurut mereka terlalu tinggi. Namun protes itu berkembang menjadi protes terhadap pemerintah. Secara nominal harga listrik di Bulgaria paling rendah di seluruh Uni Eropa. Di Jerman biaya energi listrik tiga kali lipat lebih mahal. Meski demikian dua pemasok listrik swasta, CEZ dari Ceko dan EVN dari Austria mengenakan biaya jaringan listrik yang amat tinggi. Sehingga dalam satu tahun harga listrik naik dua kali lipat dan bagi banyak warga Bulgaria ini praktis tidak terbayar.
Dalam upah rata-rata per bulan sekitar 360 Euro (Rp 4.500.000) atau untuk uang pension sekitar 150 Euro, kenaikan harga listrik dan gas ini sudah membawa banyak warga Bulgaria pada musim dingin terdesak eksistensinya. Dan itu meskipun pemerintah menetapkan batas harga listrik maksimum. Namun itu tidak mampu membendung harga dari pemasok listrik dan mereka membelanya dengan alasan, tanpa kenaikan harga itu mereka tidak meraih untung. Selain itu jaringan listrik Bulgaria yang sudah usang menyebabkan hilangnya energi sekitar 25 persen, tiga kali lebih besar dari rata-rata di Uni Eropa, dan ini berpengaruh pada harga.
Stabilitas Dibayar Mahal
Kabinet dari Boiko Borissov adalah kabinet hasil pemilihan pertama di Bulgaria, setelah negara itu masuk menjadi anggota Uni Eropa pada tahun 2007. Kabinet ini juga yang pertama sejak 16 tahun yang mundur lebih awal. Harga listrik hanya pemicu protes dan krisis pemerintahan. Tapi penyebab utamanya adalah harapan warga Bulgaria untuk cepat tercapainya kesejahteraan yang tinggi tidak terpenuhi, demikian dijelaskan Marco Arndt, pimpinan Yayasan Konrad Adenauer di Sofia. Karena Bulgaria di samping Rumania memang negara termiskin di Uni Eropa, tapi dari segi fiskal politis negara itu termasuk salah satu yang terstabil. Tapi stabilitas politik keuangan ini berharga mahal.
Investasi di bidang infrastruktur amat jarang, kalaupun ada, itu pun kebanyakan dibiayai dana bantuan Uni Eropa, papar Arndt. "Pendapatan penduduk amat kecil dan sejak bertahun-tahun tidak lagi mengalami kenaikan. Uang pensiun cukup menghidupi masa tua ala kadarnya. Menurut data statistik harian Bulgaria bulan Februari 1,5 juta orang hidup di bawah garis kemiskinan, ini meliputi seperlima jumlah penduduk.“
Rencana Pertahankan Kekuasaan
Borissov, baik di dalam maupun di luar negeri dikenal sebagai tokoh populis yang setia pada Uni Eropa, yang hanya mendengarkan rakyatnya. Dan jika aparat polisi melawan rakyat dengan kekerasan dan melukai para demonstran, seperti yang terjadi di Sofia Selasa (19/2), ia tidak lagi dapat memikul tanggungjawab. Demikian alasan yang disampaikan PM Borissov, Rabu (20/2), untuk pengunduran dirinya. Pada kenyataannya ia ingin mempertahankan kekuasaannya. Borissov ingin secepatnya dilakukan pemilihan parlemen yang diajukan, karena dukungan bagi partainya GERB merosot drastis dan terdapat ancaman bahwa pada jadwal pemilihan parlemen reguler tanggal 7 Juli mendatang, partai itu tidak akan memperoleh lagi suara mayoritas.