Apa yang memicu generasi muda Jerman sukarela bergabung dengan milisi teror Islamic State? Pengadilan seorang eks jihadis tidak banyak memberi penjelasan. Tajuk Jens Thurau.
Iklan
Pernyataan mantan jihadis ISIS di Suriah, Kresnik B. di depan pengadilan Frankfurt justru melontarkan lebih banyak pertanyaan ketimbang jawaban.
Siapa di Jerman yang mendorong dia menjadi radikal? Siapa yang membantunya pergi ke Suriah? Bagaimana kiprahnya di sana? Siapa yang menolongnya pulang kembali ke Jerman? Terdakwa keturunan Kosovo yang lahir di Jerman itu hanya menjawab singkat "lupa".
Diduga Kreshnik tidak bersedia menyebut nama berdasar kesetiaan pada kelompok. Atau ia takut aksi balas dendam bekas rekannya sesama Islamis? Semua pertanyaan tidak terjawab.
Lugu dan naif, begitu kesan orang jika mendengar pengakuan terdakwa. Mungkin ini salah satu jawabannya. Pria muda yang tidak punya rasa percaya diri, terjaring dalam incaran kelompok Islamis radikal. Kreshnik mengaku, sebelum tahun 2011 ia bukan orang yang relijius. Ia hanya diiming-imingi petualangan besar, yang tidak terbukti.
"Jihadis" Arab di Suriah yang berkuasa memutuskan, dan diduga kurang percaya kepada rekan seideologi yang datang dari Eropa. Apakah aksi remaja Jerman bergabung dengan milisi teror ISIS itu muncul sebagai kelanjutan dari fantasi permainan kekerasan pada komputer?
Berbagai upaya hakim untuk mengorek fakta, apa yang mendorong remaja Jerman untuk bermain dengan maut dengan bergabung bersama milisi radikal, di akhir proses tetap mengambang dalam awan gelap. Bukan hanya hakim, juga polisi, anggota dinas rahasia dan pelindung konstitusi tetap tidak mengetahui, apa yang memicu para pria muda asal Jerman itu berangkat ke kawasan perang di Suriah atau Irak.
Yang jelas, setiap hari jumlah "jihadis" ini makin banyak. Dan teka-teki tak terjawab terkait faktor pendorongnya, membuat aksi mereka makin berbahaya.
Kelompok Salafis di Jerman
Mayoritas masyarakat Islam di Jerman berpandangan moderat. Ada beberapa kelompok kecil yang bersikap radikal dan bersuara cukup lantang. Tapi kelompok kecil ini tidak mewakili suara Islam di Jerman.
Foto: Reuters/Wolfgang Rattay
Makin Banyak
Menurut laporan, semakin banyak pengikut salafi di Jerman yang menyatakan siap berangkat ke Suriah atau Irak untuk ikut "perang suci". Tahun 2013 tercatat hanya 2.000 anggota salafi yang berniat berjihad, tahun ini mencapai 7.000 orang.
Foto: picture-alliance/dpa/Melanie Dittmer
Pelaku Terorisme
Menurut Badan Perlindungan Konstitusi Jerman, Verfassungsschutz, mayoritas pendukung Salafi di Jerman tidak terkait dengan aksi terorisme. Namun ”hampir semua pelaku dan jaringan teror Islamis yang beraksi di Jerman punya latar belakang Salafi”. Foto: Enea B. anggota Salafi, tersangka pelaku upaya pemboman di Bonn 2012 lalu.
Foto: Reuters
Lebih Disorot
Seiring dengan pernyataan dukungan kepada Islamic State, kelompok Salafi semakin mendapat sorotan tajam di Jerman. Kelompok Salafi mengartikan ungkapan-ungkapan seperti ”Syariah” dan ”Jihad” secara radikal dan hanya berdasarkan pemahamannya sendiri. Pandangan Salafi tidak bisa dianggap sebagai pandangan warga muslim di Jerman.
Foto: picture-alliance/dpa/ W.Steinberg
Islam Moderat
Kebanyakan komunitas mesjid di Jerman dan para imamnya berpandangan moderat. Dan warga Muslim Jerman pun mengutuk kebiadaban teror yang mengatasnamakan Islam. September lalu, dengan motto: Melawan Kebencian dan Ketidakadilan, organisasi-organisasi muslim di Jerman menggelar aksi menentang penyalahgunaan nama Islam. Mereka menolak khotbah kebencian, ekstrimisme dan fanatisme.
Foto: DW/A. Almakhlafi
Memancing di Air Keruh
Ada kelompok populis dari kalangan ekstrim kanan di Jerman yang sengaja memanfaatkan situasi saat ini untuk menyulut kebencian terhadap Islam. Sejak 20 tahun terakhir ada perubahan menarik yang terjadi di kalangan ekstrim kanan. Kalau dulu mereka fokus pada propaganda anti Israel, sekarang mereka makin fokus pada propaganda anti Islam.
Foto: DW/F. Sabanovic
Radikalisme Baru
Fenomena radikalisme baru di Jerman dengan alasan anti Islamis dicemaskan banyak pihak. Disadari, tren yang digalang kelompok Neo Nazi ini merupakan kebalikan dari fenomena makin banyaknya generasi muda Jerman bergabung dengan milisi Islamic State di Suriah.