Tersebar berita istri Mateen kemungkinan tahu rencana serangan yang tewaskan 50 orang. Sementara itu Presiden AS Barack Obama menyatakan solidaritas kepada komunitas LGBT setelah peristiwa Orlando.
Iklan
Berbagai indikasi semakin menegaskan, bahwa istri Omar Mateen, Noor Salman mengetahui rencana suaminya menyerang kelab malam gay Pulse di Orlando. Tetapi ia tidak melaporkannya kepada polisi dan berbohong kepada petugas yang melakukan penyelidikan. Demikian laporan FoxNews.com berdasarkan informasi dari FBI.
Serangan di Orlando, Florida Minggu dini hari berakhir dengan ditembak matinya Mateen oleh tim SWAT. Sebelumnya dengan berondongan tembakan senapan otomatis ia membunuh 49 orang dan melukai 53 lainnya. Dari yang cedera, enam masih berada dalam kondisi kritis.
Senator Angus King, anggota Komite Intelejen di Senat AS mengatakan, kemungkinan besar Noor Salman tahu rencana suaminya. Kini tim penyelidik berharap akan mendapat lebih banyak informasi. Menurut laporan NBC News, Salman menyatakan berusaha meyakinkan suaminya untuk tidak melaksanakan serangan. Ia mengantar suaminya ke klub malam Pulse karena suaminya ingin merampok klub malam tersebut.
Omar Mateen dan Noor Salman menikah 2013. The Washington Post melaporkan, kemungkinan Noor Salman sudah meninggalkan Mateen sebelum peristiwa penembakan. Tapi ia mendampingi Mateen ketika membeli amunisi.
Obama nyatakan solidaritas pada komunitas LGBT
Presiden AS Barack Obama menyatakan solidaritas kepada komunitas LGBT Selasa kemarin. Ia menyebut Omar Mateen pria muda yang marah, sakit secara psikis dan terradikalisir. Berkaitan dengan serangan di Orlando, Obama dengan tajam mengecam calon presiden AS dari Partai Demokrat, Donald Trump. Ia menyebut Trump sengaja memecah belah Amerika dengan slogannya yang sembarangan, seperti rencana penetapan larangan masuk bagi orang beragama Islam.
Berkaitan dengan serangan di Orlando, Obama menyampaikan laporan tentang kesuksesan dalam upaya mengalahkan ISIS. Ia menyatakan kelompok seperti ISIS atau Al Qaida ingin menjadikan perang melawan teror sebagai perang melawan Islam dan dunia Barat.
Mateen seorang homoseksual?
Sebelumnya sudah terungkap bahwa Mateen kerap datang ke klub malam khusus gay dan lesbian tersebut. Selain itu, Mateen juga menggunakan app untuk kencan antara kaum homoseksual. Kini FBI sedang meneliti kembali kebenaran laporan itu.
Ayah Mateen, Seddique Mateen, menampik tuduhan anaknya gay. Dikatakannya, anaknya memang pernah datang ke klub malam Pulse, tetapi kemungkinan untuk mengamati lokasi itu. Sementara bekas istri Mateen, Sitora Yusufiy mengatakan sebelumnya, bahwa Mateen sakit mental, bersifat mengontrol dan sering melakukan kekerasan fisik terhadap dia.
Kepada CNN Sitora Yusufiy mengatakan, ketika mereka baru menikah, Mateen mengakui senang datang ke klub dan menikmati kehidupan malam. Yusufiy menduga, itu sisi gelap Mateen yang disembunyikannya dari pandangan orang.
ml/as (rtr, ap, cnn)
Inilah Negara Islam yang Legalkan Gay dan Lesbian
Kendati legal, kaum gay dan lesbian di negara-negara ini tidak serta merta bebas dari diskriminasi. Tapi inilah negara-negara Islam yang mengakui hak-hak kaum gay dan lesbian.
Foto: picture-alliance/dpa
1. Turki
Sejak kekhalifahan Utsmaniyah melegalkan hubungan sesama jenis tahun 1858, Turki hingga kini masih mengakui hak kaum gay, lesbian atau bahkan transgender. Namun begitu praktik diskriminasi oleh masyarakat dan pemerintah masih marak terjadi lantaran minimnya perlindungan oleh konstitusi. Namun begitu partai-partai politik Turki secara umum sepakat melindungi hak kaum LGBT dari diskriminasi.
Foto: picture-alliance/abaca/H. O. Sandal
2. Mali
Mali termasuk segelintir negara Afrika yang melegalkan LGBT. Pasalnya konstitusi negeri di barat Afrika ini tidak secara eksplisit melarang aktivitas homoseksual, melainkan "aktivitas seks di depan umum". Namun begitu hampir 90% penduduk setempat meyakini gay dan lesbian adalah gaya hidup yang harus diperangi. Sebab itu banyak praktik diskriminasi yang dialami kaum LGBT di Mali.
Foto: Getty Images/AFP/J. Saget
3. Yordania
Konstitusi Yordania tergolong yang paling maju dalam mengakomodir hak-hak LGBT. Sejak hubungan sesama jenis dilegalkan tahun 1951, pemerintah juga telah menelurkan undang-undang yang melarang pembunuhan demi kehormatan terhadap kaum gay, lesbian atau transgender. Pemerintah misalnya mentolelir munculnya cafe dan tempat hiburan di Amman yang dikelola oleh kaum LGBT.
Foto: picture-alliance/AP Photo
4. Indonesia
Undang-undang Dasar 1945 secara eksplisit tidak melarang aktivitas seksual sesama jenis. Indonesia juga tercatat memiliki organisasi LGBT tertua di Asia, yakni Lambda Indonesia yang aktif sejak dekade 1980an. Kendati menghadapi diskriminasi, presekusi dan tanpa perlindungan konstitusi, kaum gay dan lesbian Indonesia belakangan tampil semakin percaya diri buat memperjuangkan hak mereka.
Foto: picture-alliance/NurPhoto/A. Rudianto
5. Albania
Kendati bermayoritaskan muslim, Albania dianggap sebagai pionir di tenggara Eropa dalam mengakui hak-hak kaum LGBT. Negeri miskin di Balkan ini juga telah memiliki sederet undang-undang yang melindungi gay dan lesbian dari praktik diskriminasi.
Foto: SWR/DW
6. Bahrain
Negara pulau di tepi Teluk Persia ini telah melegalkan hubungan sesama jenis sejak tahun 1976. Namun begitu Bahrain tetap melarang lintas busana di ruang-ruang publik. Terutama sejak 2008 pemerintah bertindak tegas terhadap pelanggaran aturan berbusana. Bahrain juga berulangkali dilaporkan mendakwa warga asing yang menawarkan layanan seksual sesama jenis di wilayahnya.
Foto: Getty Images
7. Palestina (Tepi Barat)
Resminya praktik hubungan sesama jenis masih dilarang di Jalur Gaza. Tapi tidak demikian halnya dengan Tepi Barat Yordan sejak dilegalkan tahun 1951. Ironisnya aturan yang melarang LGBT di Jalur Gaza tidak berasal dari pemerintahan Hamas, melainkan dari Inggris sejak zaman penjajahan.