1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Teka Teki Seputar Lokasi MH 370 Berlanjut

12 Maret 2014

Otoritas Penerbangan Malaysia mendulang kritik lantaran acap memberikan keterangan kontradiktif mengenai lokasi hilangnya pesawat MH370. Terakhir, Malaysia meminta bantuan pencarian di Laut Cina Selatan dan Laut Andaman.

Malaysia Airlines Suche 11.03.2014
Foto: picture alliance/Zumapress.com

Teka teki seputar nasib naas yang menimpa pesawat milik maskapai Malaysia Airlines bertambah. Empat hari setelah menghilang di langit, otoritas Malaysia mengklaim pihaknya tidak mengetahui arah terbang pesawat bernomer MH 370 itu usai bertolak dari Kuala Lumpur.

Pernyataan tersebut mempersulit upaya tim penyelamat menemukan kembali korban yang berjumlah 239 orang. Otoritas penerbangan dan militer Malaysia sebelumnya mengatakan, pesawat itu berbalik arah sebelum memasuki Vietnam. Beberapa pihak meyakini, pesawat itu bisa jadi menghilang di selat Malaka.

Panglima Angkatan Udara, Tan Sri Rodzali Daud bertutur, pesawat dideteksi terakhir pada pukul 2:40 di dekat Pulau Perak yang terletak di selat Malaka. "Setelah itu sinyal dari pesawat menghilang," katanya kepada pers. Selama ini kawasan timur Laut Cina Selatan diyakini sebagai lokasi kejatuhan pesawat.

Simpang Siur Lokasi Hilang

Namun pernyataan dari militer bernada sebaliknya. "Pesawat mengubah arah terbang setelah melintasi Kota Bharu dan turun ke ketinggian yang lebih rendah," kata seorang perwira militer kepada kantor berita Reuters. Pilot seharusnya mengabarkan menara pengawas jika ia mengubah arah terbang. MH370 tidak berupaya mengontak atau memberikan alarm darurat.


Ketika ditanya kenapa tim penyelamat masih mencari pesawat di selat Malaka yang terletak di arah berlawanan, Kepala Otoritas Penerbangan Malaysia, Azharuddin Abdul Rahman menjawab datar, "ada hal yang bisa saya katakan, ada hal yang tidak bisa saya katakan."

Seorang perwira Angkatan Udara Indonesia, Kolonel Umar Fathur mengklaim, pihaknya mendapat informasi resmi dari Malaysia, bahwa pesawat menghilang dari radar ketika terbang 20 Kilometer dari Kota Bharu, di atas Laut Cina Selatan. Setelah itu pesawat berbalik arah ke selat Malaka dan menghilang.

TNI AU sebelumnya terlibat dalam upaya pencarian di selat Malaka. Namun lantaran kabut asap membatasi jarak pandang, pencarian pun dibatalkan.

Kritik Terhadap Otoritas Malaysia

Pemerintah Malaysia mendulang hujan kritik lantaran acap melayangkan kabar simpang siur terkait arah terbang Boeing 777-200 itu. Sejauh ini Malaysia sudah menyebut dua lokasi, yakni selat Malaka dan Laut Cina Selatan. Sembilan negara terlibat dalam upaya pencarian, termasuk di antaranya Indonesia.

Malaysia juga dikabarkan meminta pemerintah India untuk melakukan pencarian di laut Andaman di selatan Rangoon, Myanmar. Permohonan bantuan tersebut membingungkan karena laut Andaman terletak ratusan kilometer dari selat Malaka. Serupa dengan di selat Malaka, pencarian yang digawangi Malaysia dikritik lantaran tidak berbasis pada informasi akurat mengenai keberadaan pesawat.

Namun otoritas Malaysia bersikers dengan keputusannya. "Kami tidak akan membuang-buang peluang sekecil apapun. Kami melihat semua kemungkinannya," sanggah Kepala Otoritas Penerbangan, Azharuddin Abdul Rahman.

rzn/hp (afp,rtr,ap)