Anak-anak dan tekanan darah tinggi sepertinya tidak berhubungan. Tapi mereka bisa menderita penyakit ini. Konsekuensinya sama parahnya seperti pada orang dewasa. Ini bisa dicegah.
Iklan
Anak-anak dan remaja penderita tekanan darah tinggi atau hipertensi berisiko akan terus menderita penyakit tersebut hingga dewasa.
Menurut penelitian di Kanada yang diterbitkan di National Library of Medicine pada tahun 2022, hipertensi adalah salah satu penyebab kematian utama yang dapat dicegah di seluruh dunia.
Dan jumlah anak dengan hipertensi telah meningkat secara signifikan dalam beberapa dekade terakhir.
Apa penyebab tekanan darah tinggi pada anak?
Penyebab gangguan kesehatan berupa tekanan darah tinggi pada anak-anak secara umum adalah obesitas, kurang olahraga, atau penyakit ginjal kronis. Berat badan yang rendah ketika lahir juga bisa menjadi faktor risiko potensial.
Selain itu, ada pula kecenderungan genetik, misalnya jika orang tuanya sudah menderita tekanan darah tinggi. Orang tua yang sama-sama perokok juga bisa berdampak buruk pada tekanan darah anak.
Saat anak merasa pusing, sulit belajar atau berkonsentrasi, atau mengalami mimisan, hanya sedikit orang yang menduga tekanan darah tinggi bisa jadi penyebabnya.
Jangan Biarkan Anak Anda Minum Soda
Anak Anda hobi jajan minuman bersoda? Bagi mereka mungkin terasa nikmat, manis dan menyegarkan. Tapi jika Anda sayang anak, sebaiknya hentikan kebiasaan itu. Simak efek mengerikan minuman soda pada anak-anak.
Foto: Colourbox/Monkey Business Images
1. Kandungan dalam soda menimbulkan kecanduan
Sifat candu pada soda berasal dari kandungan minuman itu, kafein misalnya. Studi menunjukkan kafein menimbulkan ketergantungan. Anak-anak tidak kebal terhadap ketergantungan ini. Kandungan gula menimbulkan efek serupa. Sementara soda dengan pemanis buatan sebenarnya mengelabui otak karena membuat peminumnya selalu ingin lagi.. Jika mengkonsumsinya berlebihan, sulit pula untuk berhenti.
Foto: Fotolia/ Nitr
2. Soda tidak ada gizinya
Soda tidak memberikan nutrisi yang sangat dibutuhkan tubuh kita. Sebaliknya, soda malah menekan nafsu makan. Mengkonsumsi soda dapat menyebabkan anak-anak hanya ingin makan sedikit dari yang mereka butuhkan untuk bahan bakar tubuh. Mereka yang sering minum soda bisa kekurangan vitamin A, kalsium, dan magnesium serta mineral penting lainnya.
Foto: Imago/Indiapicture
3. Soda merugikan otak anak-anak
Otak anak berkembang hingga mereka remaja. Ketika minum soda, mereka mengkonsumsi bahan kimia yang mengubah otak. MSG bersembunyi dalam asam sitrat soda dan penambah rasa buatan. Penelitian menunjukkan, excitotoxin dalam MSG merusak neuron di otak tikus. Tingginya tingkat excitotoxin bisa menjadi pemicu tumor otak, alzheimer dan parkinson, gangguan belajar dan perilaku.
Foto: Colourbox/R. Gusov
4. Soda merapuhkan tulang anak-anak
Minum soda dapat menguras kalsium yang sangat dibutuhkan tulang. Jika konsumsi fosfor dalam soda terlalu tinggi, bisa memicu turunnya kalsium sehingga kepadatan tulangpun terganggu. Kafein dalam soda juga mengganggu penyerapan kalsium pada tulang. Anak-anak yang kenyang minum soda, sulit mengkonsumsi susu atau minuman yang kaya kalsium lainnya, dalam jumlah yang dibutuhkan tubuh.
5. Soda menyebabkan gangguan perilaku
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi perilaku anak-anak peminum soda. Ini bisa dari kafein, gula, pewarna buatan, atau lonjakan gula darah. Menurut sebuah survei yang respondennya lebih dari 3000 ibu menunjukkan: anak-anak yang minum soda yang lebih agresif dan memiliki kesulitan untuk bisa fokus atau konsentrasi.
Foto: picture-alliance/Denkou Images
6. Soda menghancurkan gigi anak-anak
Gula maupun asam dalam soda tidak baik untuk gigi. Asam sitrat dan fosfor berlebihan bisa mengikis enamel gigi dan menyebabkan kerusakan. Berkombinasi dengan sifat adiktif soda, gigi yang sering terkena minuman berbahaya ini bisa mengalami erosi gigi.
Foto: luna/Fotolia.com
7. Soda bisa menyebabkan diabetes pada anak
Dalam sebuah percobaan, tikus di laboratorium diberi pemanis buatan: aspartam yang bisa ditemukan di soda diet. Hasilnya, ditemukan tanda awal dari sindrom metabolik dan diabetes tipe 2. Yang menakutkan, hanya minum soda sedikit pun tidak mengurangi risiko itu. 12 ons soda sehari dapat meningkatkan risiko diabetes tipe 2 hingga seebesar 22%.
Foto: Fotolia/Dmitry Lobanov
8. Soda memicu kelebihan berat badan
Sebuah studi yang dilakukan pada anak usia 3-5 tahun menunujukkan: konsumsi minuman manis bersoda secara signifikan meningkatkan kemungkinan obesitas. Bahkan memilih soda diet untuk menghindari gula tidak akan mencegah hal ini, karena aspartam meningkatkan hasrat besar akan gula, dimana otak terus memerintahkan agar tubuh mengkonsumsi lebih banyak gula.
Foto: AP/S. Aivazov
9. Soda dapat menyebabkan penyakit jantung
Satu botol/kaleng soda sehari dapat meningkatkan risiko kardiovaskular sebesar 61%. Mengingat soda bisa menimbulkan kecanduan, anak-anak yang mulai minum soda di usia dini cenderung mengkonsumsinya secara teratur. Mereka yang mengkonsumsinya sejak kecil lebih berisiko terkena sakit jantung. daripada seseorang yang mulai minum soda di usia dewasa.
Foto: Imago/UIG
10. Soda dapat menghambat pencernaan
Soda dan kafein bersifat menaikkan laju urinasi sehingga menyebabkan dehidrasi, terutama jika kebiasaan minum air tergantikan soda. Gula dan kafein dapat meningkatkan tingkat asam lambung yang mengarah ke sindrom iritasi usus. Apa alternatif pengganti soda? Air putih dan susu pilihan terbaik. jus buah tentu pilihan yang lebih baik daripada soda, tetapi tetaplah waspada terhadap kadar gulanya.
"Penting untuk memperhatikan tekanan darah pada anak-anak dan remaja," saran Robert Dalla-Pozza dari Rumah Sakit Universitas Ludwig Maximilian di München.
"Hal ini terutama berlaku untuk anak-anak yang, misalnya, pernah mengalami infeksi saluran kemih yang melibatkan ginjal atau anak-anak dengan kelainan bawaan pada ginjal, kista ginjal, atau penyempitan arteri ginjal," jelas Dalla-Pozza.
Ginjal merupakan bagian penting dari sirkuit kontrol yang kompleks dan mengatur tekanan darah.
Ayo berlangganan gratis newsletter mingguan Wednesday Bite. Recharge pengetahuanmu di tengah minggu, biar topik obrolan makin seru!
"Gizi yang buruk adalah alasan lain mengapa begitu banyak anak menderita tekanan darah tinggi. Ini berlaku di seluruh dunia," kata Dalla-Pozza.
"Jika anak-anak di negara-negara berkembang mengadopsi gaya hidup Barat, yang mengejutkan adalah anak-anak ini tidak hanya mengidap penyakit yang biasa ditemui di masyarakat, seperti obesitas, tetapi juga, sebagai akibatnya, hipertensi."
Anak-anak di negara-negara Afrika, misalnya, mengalami kenaikan berat badan di atas rata-rata karena makanan cepat saji, kata Dalla-Pozza.
"Setiap pembuluh darah menua, dan tidak lagi elastis, lalu akan mengeras. Ini adalah proses penuaan yang normal. Jika hipertensi sudah ada pada masa kanak-kanak, ketika mereka dewasa proses penuaan ini seolah dipercepat."
Iklan
Bahaya hipertensi pada anak-anak
Jika anak-anak mengidap tekanan darah tinggi, darah terus-menerus dipompa ke seluruh tubuh dengan terlalu banyak tekanan pada dinding pembuluh darah. Pembuluh darah otomatis merenggang. Hal ini sangat berbahaya pada anak-anak karena diameter arteri dan vena mereka lebih kecil dibandingkan orang dewasa.
Paparan tekanan darah tinggi dapat meningkatkan risiko arteriosklerosis bahkan juga pada anak-anak. Hal ini menyebabkan terbentuknya endapan di dinding bagian dalam arteri.
Bahan-bahan endapan tersebut antara lain lemak, kolesterol, dan kalsium sehingga menyebabkan arteri menyempit dan darah tidak lagi dapat mengalir dengan mudah. Dampaknya adalah penyakit kardiovaskular dan, dalam kasus terburuk, stroke bisa terjadi pada usia muda.
Kerusakan pada mata adalah konsekuensi lain yang mungkin terjadi. Jika anak punya masalah penglihatan, harus segera dibawa menemui dokter.
"Dokter mata kemudian memperhatikan perubahan pada retina, misalnya. Ada pembuluh darah di retina mata yang semakin berubah tergantung tekanan darah. Bahkan bisa berujung pada pendarahan," jelas Dalla-Pozza.
Mengenali Hipertensi dan Pencegahannya
04:29
Pengobatan tekanan darah tinggi pada anak
Karena obesitas adalah salah satu penyebab paling umum dari tekanan darah tinggi, mengubah pola makan adalah prioritas utama. Jika tidak ada perubahan positif setelah sekitar enam bulan, anak akan diobati dengan obat-obatan, misalnya ACE inhibitor.
Seperti banyak penyakit lainnya, hal terpenting dalam penderita tekanan darah tinggi adalah hidup sesehat mungkin, menjaga berat badan normal, lebih sedikit mengonsumsi makanan cepat saji, dan mengonsumsi sedikit garam.
Minuman energi juga harus dihindari sebisa mungkin, meskipun minuman tersebut populer di kalangan anak-anak dan remaja.