1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Tekanan terhadap Yunani Meningkat

6 Februari 2012

Tarik ulur seputar program penghematan Yunani berlanjut. Komisi Uni Eropa hilang kesabaran. Merkel dan Sarkozy ingin agar bantuan berikutnya tidak dikucurkan sepenuhnya.

epa03093023 The leaders of the three political parties backing Lucas Papademos' (2 L) interim government -- PASOK leader and former prime minister George Papandreou (R), New Democracy (ND) leader Antonis Samaras (3 L) and Popular Orthodox Rally (LAOS) leader George Karatzaferis (L) are seen at the Maximos Mansion government headquarters during a critical meeting chaired by the Greek Premier to take the final decisions on the PSI and a second EU-IMF bailout loan to Greece, in Athens, Greece, 05 February 2012. EPA/ORESTIS PANAGIOTOU +++(c) dpa - Bildfunk+++
Perundingan krisis utang Yunani di AthenaFoto: picture-alliance/dpa

Komisi Uni Eropa telah cukup lama menunjukkan kesabaran yang luar biasa terhadap Yunani. Namun kini tampaknya kesabaran itu mulai menghilang. Berbulan-bulan Troika Uni Eropa, Bank Sentral Eropa dan Dana Moneter Internasional melakukan perundingan mengenai paket bantuan kedua sejumlah sedikitnya 130 milyar Euro kepada Yunani yang sedang terlilit utang.

Tetapi kewajiban yang dikaitkan dengan paket bantuan pertama pun belum dipenuhi. Keraguan juga muncul bahwa Yunani tidak akan memenuhi janjinya. Terutama pemimpin kubu konservatif, Antonis Samaras secara terbuka menentang kebijakan penghematan yang dituntut oleh kreditor internasional. Perundingan antarpartai Yunani akhir pekan lalu tidak menghasilkan apa pun juga.

Gedung Uni Eropa di BrusselFoto: picture-alliance/ dpa

Keputusan di tangan Yunani

Jurubicara Komisi UE Amadeu Altafaj hari Senin (6/2) mengatakan di Brussel, waktu untuk kesepakatan sudah lewat. Pemerintah Yunani kini harus bertindak: "Lama sekali Yunani hidup memboroskan anggaran. Dampak wajar bagi sikap tersebut adalah pailit. Yunani adalah anggota Uni Eropa dan zona Euro serta mengambil keuntungan dari solidaritas mitranya yang sebelumnya belum pernah sebesar itu. Karena itu saya menolak tegas kesan seakan suatu pihak memaksa Yunani untuk melakukan sesuatu."

Rencana Perdana Menteri Yunani untuk melakukan membicarakan terkait isu ini dengan partai-partai koalisi hari Senin (6/2) ditunda ke hari Selasa ini (7/2). Sementara itu, di sela sidang bersama anggota kabinet Perancis dan Jerman di Paris hari Senin (6/2), Kanselir Jerman Angela Merkel dan Presiden Perancis, Nicolas Sarkozy menyarankan agar tidak membayar sepenuhnya bantuan finansial baru bagi Yunani.

Kedua politisi juga menyarankan membuat rekening khusus bagi semua pemasukan Yunani, untuk menjamin agar Athena membayar utangnya kepada kreditor internasional: "Waktu sudah mendesak, karena itu harus cepat bertindak. Saya dan juga Presiden Perancis mendukung hal ini, juga gagasan mengenai pembayaran bunga untuk utang yang dimasukkan ke dalam rekening khusus. Dengan begitu akan terjamin bahwa Yunani secara teratur menyediakan dana itu."

Merkel dan Sarkozy di Paris 06.02.2012Foto: dapd

Serikat kerja Yunani serukan pemogokan umum

Selanjutnya Merkel dan Sarkozy menekankan bahwa kedua negara ingin agar Yunani tetap berada dalam zona Euro dan situasi di Yunani harus diselesaikan secara tuntas.Di Athena, perundingan kembali digelar hari Senin (6/2) antara Perdana Menteri Yunani Lucas Papademos dengan pihak Troika.

Pemerintah Yunani juga melakukan pembicaraan dengan kreditor swasta mengenai kemungkinan pemotongan utang sekitar seratus milyar Euro. Bila Yunani tidak membayar 14, 4 milyar Euro tanggal 20 Maret mendatang, negara itu terancam pailit. Sementara itu, berbagai serikat kerja Yunani menyerukan pemogokan umum Selasa ini (7/2) untuk memprotes rencana penghematan pemerintah.

Christa Saloh-Foerster/dpa/rtrd/dapd

Editor: Andy Budiman