1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
IptekThailand

Menghidupkan Kanal Air Bangkok

Felix Nuhr | Michael Trobridge
7 Maret 2022

Bangkok yang padat peduduk ingin hidupkan lagi sistem kanalnya. Sebuah armada perahu bermotor listrik akan jadi bagian transportasi lokal publik.

Thailand Bangkok City
Foto: Jochen Tack/imageBROKER/picture alliance

Kota Bangkok didirikan sebagai kota penuh kanal air di abad ke-18. Sekarangpun, kota itu masih membanggakan 1.100 saluran airnya. Tapi sejak beberapa waktu lalu, di daerah pusat kota dan distrik pusat perekonomian, sarana transportasi yang dulu jadi tulang punggung kota terputus, atau sama sekali tidak ada.

Bahkan dua pertiga perjalanan di dalam kota Bangkok kini menggunakan kendaraan pribadi, termasuk lebih dari empat juta mobil dan sejumlah besar sepeda motor.

Menurut seorang penduduk Bangkok, Chularat Jeetniyom, banyak orang Thailand tidak mau memakai transportasi publik. "Kalau kita menggunakan bus, artinya tidak punya uang. Ini salah satu sikap orang Thailand yang saya nilai salah."

Perbaikan jaringan kanal air  Bangkok

Tetapi dalam tahun-tahun mendatang, itu bisa berubah. Misalnya jika pendapat perencana perkotaan, seperti Pongporn Sudbanthad didengar. Ia sedang mengusahakan perbaikan jaringan kanal air yang masih berfungsi. Ia dan timnya sedang memberikan konsultasi kepada pemerintah kota Bangkok untuk membuat kanal air kembali ke kejayaannya sesuai rencana pendiri kota ratusan tahun lalu.

Cara Thailand Menghidupkan Kembali Transportasi Umum

04:01

This browser does not support the video element.

“Kita perlu sistem drainase untuk Bangkok, kita perlu kanal dan konektifitas lebih baik." Demikian diutarakan Pongporn Sudbanthad. Mereka berrencana untuk mengintegrasikan sistem kanal Bangkok dengan sistem transit lainnya, terutama jaringan kereta bawah tanah. Idenya adalah menggabungkan lebih dari 400 km kanal di seluruh area metropolitan Bangkok dengan ratusan simpul transportasi.

Integrasi sistem kanal dan sistem transit lainnya

Kanal air Lad Phrao adalah titik awal dari seluruh proyek. Proyek restorasi artinya memindahkan tempat tinggal ribuan orang, yang sudah membangun gubuk di atas kanal air.

Di beberapa tempat ada dermaga kecil. “Kami harus membongkarnya untuk memperlebar kanal air,“ kata Pongporn  Sudbanthad. Dan semua rumah di tepiannya akan dirubuhkan, untuk mendirikan yang baru."

Bus air tua dan berbahanbakar diesel yang mondar-mandir di kanal Saen Saep adalah sumber bahaya bagi kesehatan dan lingkungan hidup. Pemerintah kota Bangkok juga sadar, bahwa transportasi air harus lebih atraktif, jika ingin memenuhi kebutuhan populasi yang kian membludak.

Oleh sebab itu pemerintah ingin menambahkan jumlah trayek bus air listrik di banyak kanal yang sudah diperbaiki. Perusahaan Jerman Torqeedo akan menyediakan mesin listrik bagi sedikitnya 20 perahu baru.

Program perahu listrik dari Jerman

Torqeedo berhasil membujuk pemerintah untuk menanamkan modal dalam program perahu listrik. Karena dalam jangka panjang, biaya murah akan akan menutupi pengeluaran awal yang tinggi.

Setelah selesai, bus air baru akan digerakkan oleh 12 baterai litium. Jika semua baterai penuh, perahu baru bisa digunakan selama empat jam, dengan kecepatan maksimum 17 km per jam. Sebagai suplai energi ekstra, setiap perahu dilengkapi 12 panel surya.

Walaupun mobilitas elektronik masih menghadapi keterbatasan, kanal-kanal di Bangkok menawarkan kondisi tepat bagi sarana transportasi yang digerakkan baterai. Karena rute-rutenya bisa direncanakan tergantung kekuatan baterai.

Kanal air Lat Phrao juga direncanakan akan mendapat layanan dengan perahu listrik, setidaknya setelah perbaikan selesai. Lat Phrao dulu dikenal dengan airnya yang berbau busuk, tumpukan sampah, dan perampasan area di sepanjang pinggirnya.

Ribuan penduduk yang tinggal ilegal di sini harus dipindahkan ke tempat lain. "Di masa depan, jika kanal sudah dilebarkan, kami akan memisahkan air limbah, sehingga di sini airnya akan bersih,“ kata Pongporn Sudbanthad, “Jadi seperti di Berlin dan di kota-kota Jerman lainnya."

Diharapkan, perbaikan kanal sepanjang 24 km itu akan tuntas pertengahan 2020-an. Dan bersama dengan itu, juga berakhirnya kerusakan lingkungan yang sudah meninggalkan bekas permanen di kanal-kanal air. (ml)