1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Mesin Hibrida Kapal Kontainer Ramah Lingkungan

14 Januari 2019

Bisnis transportasi kontainer jadi pencemar berat emisi karbon karena mayoritasnya gunakan mesin disel. Kini dengan mesin hibrida LNG, angkutan kargo global diharap jadi lebih hijau.

China Qingdao - Containerhafen
Foto: picture-alliance/dpa/Imaginechina/H. Jiajun

Inilah Teknologi Mesin Hibrida untuk Kapal Kontainer

03:31

This browser does not support the video element.

Sebuah mesin kapal berteknologi paling modern dikembangkan di sebuah instansi penelitian di Kopenhagen, Denmark. Mesin kapal digerakkan bahan bakar diesel serta liquefied natural gas-LNG. Mesinnya didesain untuk mereduksi emisi karbon dioksida dan nitrogen okside.

Para peneliti dari proyek riset Eropa yang mengembangkan mesin ini menyebutkan, performanya sedikit berbeda dari mesin diesel normal. Insinyur mesin Michael Johnsen Kryger, menjelaskan pengoperasian tekniknya. "Operator kapal akan dilengkapi monitor ekstra untuk memantau operasi mesin. Satu-satunya fungsi ekstra adalah, operator dapat memompa gas ke dalam mesin jika diperlukan."

Para peneliti mengatakan, tantangan terbesarnya adalah mengembangkan komponen dari material baru, yang tetap aman dan murah. "Gas bertekanan sekitar 300 bar. Kami punya sistem diding ganda, terdiri dari pipa bagian dalam dan pipa luar. Pipa luar dilengkapi ventilasi dan kami memonitor aliran gasnya, untuk melihat apakah ada kebocoran gas dalam sistem", para insinyur mesin itu.

Para peneliti melakukan eksperimen untuk meneliti secara akurat, apa yang terjadi di dalam ruang bakar mesin jika gas dinjeksikan.

Pakar optik Johan Fredrik Hult menjelaskan tekniknya: "Kami menggunakan kamera kecepatan tinggi bersama endoskop untuk melihat ke dalam ruang bakar mesin. Pemahaman kami tentang bagaimana gas alam yang bertekanan tinggi terbakar oleh diesel di dalam ruang bakar mesin juga meningkat. Itu membuat kami mampu mengoptimalkan konfigurasi geometris injektor yang berbeda-beda, untuk memicu pembakaran gas lebih efisien.

Keuntungan jangka pajang bagi lingkungan dan pengusaha

Lebih100 mesin tipe ini sudah terjual kepada para pemilik kapal yang memasangnya di armada mereka. Para pembeli meyakini, jika sektor transportasi laut terus menerapkan aturan lingkungan makin ketat, investasi pembelian mesin baru akan impas.

"Kita harus melihat jangka panjang. Kami punya kapal yang akan beroperasi hingga 25 atau 30 tahun. Kemudian di zona ekologi Anda dilarang membakar minyak dengan kadar belerang tinggi, dari perspektif ini, langkah tersebut adalah situasi sama-sama untung", ujar Peter Andersson, Pimpinan Manajemen Perkapalan, UECC.

Para peneliti terus memandang ke depan. Teknologi mesin untuk menggunakan 100 persen gas alam sudah eksis. Sekarang tinggal masalah adaptasi pasar.

Koordinator proyeknya Lars R. Juliussen mengungkapkan lebih jauh, "Kita sekarang perlu melihat apakah sistem suplai dan penyimpanan tersedia dalam skala besar untuk LNG. Jika ini sudah tersedia, artinya kita punya suplai aman dengan struktur harga yang juga aman serta terjangkau. Barulah pengusaha akan melangkah ke sistem yang 100 persen berbahan bakar gas."

Dengan lebih 99% armada kapal komersial masih menggunakan bahan bakar konvensional, potensi pasar untuk mesin semacam ini, masih terbuka lebar untuk dieksploitasi.

DW Inovator