Teleskop luar angkasa, Gaia siap menjalankan misinya memetakan galaksi Bimasakti. Wahana buatan Eropa itu sebelumnya sempat dihinggapi segudang masalah ketika sedang bermanuver menuju orbitnya.
Iklan
Teleskop Gaia yang bernilai ratusan juta US Dollar dan didesain untuk memetakan galaksi Bimasakti siap berfungsi setelah mengalami penundaan akibat masalah teknis. Kabar tersebut diungkapkan Badan Antariksa Eropa (ESA), Selasa (29/7).
"Menyusul manuver orbit yang diperpanjang dan beberapa masalah tak terduga, Gaia kini siap memulai misi sains-nya," tulis ESA.
Diluncurkan 19 Desember silam, Gaia yang bernilai 990 juta US Dollar itu adalah teleskop luar angkasa paling mutakhir yang pernah dibuat oleh Eropa. Gaia bertugas melakukan "cacah bintang" terhadap sekitar satu miliar benda langit di galaksi Bimasakti.
Untuk itu Gaia ditempatkan pada Titik Lagrangian, sebuah spot parkir untuk satelit yang sangat stabil karena berada di antara daya gravitasi dua benda besar, yakni bumi dan bulan. Titik Lagrangian yang dituju Gaia terpaut jarak 1,5 juta kilometer dari bumi.
Segudang Masalah
ESA berharap, informasi mengenai jarak, kecepatan, arah dan gerakan bintang-bintang ini akan membantu astronom menciptakan peta tiga dimensi dari kawasan langit di sekitar tatasurya kita di galaksi Bimasakti.
Manuver orbit Gaia dijadwalkan akan tuntas dalam waktu empat bulan. Tapi teknisi ESA menemui rentetean masalah ketika mempersiapkan piranti sains untuk misi lima tahun wahana tersebut.
Salah satunya adalah embun yang terperangkap di dalam rongga teleskop sebelum peluncuran dan membeku pada permukaan lensa. ESA akhirnya memutuskan untuk memanaskan teleskop.
Siap menjalankan Misi
Masalah lain adalah apa yang disebut sebagai "stray light". Cahaya ini berasal dari matahari yang melewati tameng solar Gaia dan mempengaruhi daya teleskop untuk mendeteksi cahaya bintang yang redup.
"Fase manuver orbit sejauh ini memang penuh tantangan. Tapi secara keseluruhan Gaia berada dalam kondisi baik untuk menjalankan misinya. Semua sasaran sains masih bisa dicapai, seperti yang diharapkan," kata ilmuwan Gaia Timo Prusti.
Para ilmuwan berharap dapat memublikasikan data pertama pada pertengahan 2016, lebih lambat dari yang diperkirakan, kata Prusti.
rzn/hp (afp,dpa)
Curiosity Siap Jelajah Mount Sharp di Mars
Wahana nirawak penjelajah Mars. Curiosity, tiba di tujuan terakhir, yakni Mount Sharp. Di sanalah Curiosity akan melakukan penjelajahan dan penelitian lapangan terakhir.
Foto: NASA/JPL-Caltech
Tiba di Tujuan Terakhir
Wahana Mars, Curiosity akhirnya tiba di kaki gunung Sharp yang menjulang di tengah kawah Gale. Di sinilah wahana robotik itu akan menjalankan misi terakhir. Awalnya ilmuwan akan memerintahkan Curosity untuk menjelajahi kaki gunung. Setelah tiba di bukit Pahrump, Curiosity lalu akan melanjutkan perjalanan mendaki ke puncak Sharp.
Foto: NASA
Rekor Jarak Tempuh
Januari 2004 misi Opportunity resmi dimulai di Mars. Sejatinya sang robot cuma direncanakan berjalan sekitar satu kilometer di permukaan planet merah itu. Namun dalam sepuluh tahun terakhir Opportunity membuktikan ketangguhannya dan mencetak rekor baru, yakni perjalanan terpanjang sebuah wahana di planet lain. Wahana NASA itu menempuh jarak 40 kilometer.
Foto: picture alliance/dpa
Akhir Rekor Abadi Lunochod
Catatan tersebut melampaui rekor yang dibuat rover milik Uni Sovyet, Lunochod 2 pada tahun 1973. Wahana tersebut menempuh jarak 39 kilometer di permukaan bulan dalam waktu lima bulan. Opportunity menurut Manajer Proyek NASA, John Callas, adalah wahana buatan manusia yang berjalan paling jauh di sebuah benda langit selain Bumi.
Foto: picture-alliance/dpa
Menuju Lembah Marathon
Adapun Spirit, saudara kembar Opportunity, meregang nyawa 2010 silam. Sebaliknya Opportunity terus berjalan hingga kini. Cuma sekitar dua kilometer memisahkannya dari jarak lari Marathon. Lokasi yang menjadi tujuan perjalanan rover tersebut sudah dibaptis oleh ilmuwan dengan nama, Lembah Marathon.
Foto: picture-alliance/dpa
Mars Curiosity
Beginilah sosok robot penjelajah Mars Curiosity yang diluncurkan NASA. Sejak Agustus 2012, Curiosity bergerak menjelajahi Planet Merah itu. Targetnya, robot ini harus meneliti, apakah planet Mars saat ini atau di masa lalu, memiliki kemampuan mendukung adanya kehidupan. Kini robot itu mengambil sampel batuan pertama.
Foto: NASA/JPL-Caltech/MSSS
Kawasan Yang Mendukung Kehidupan
Belerang, Nitrogen, Fosfor dan Karbon adalah elemen kimia yang ditemukan dalam sampel batuan Mars. Unsur-unsur ini memainkan peranan penting dalam munculnya kehidupan. Manajer NASA. Grotzinger mengumumkan dengan bangga : Berhasil menemukan kawasan yang dulunya bisa dihuni di Planet Merah itu.
Foto: picture alliance/AP Photo/NASA
Debu Penting
Debu tanah yang timbul saat pengeboran akan terus diteliti Curiosity. Para ilmuwan berharap, lewat debu tersebut mereka bisa mengetahui lebih jauh tentang keberadaan air di masa lalu Planet Merah itu.
Foto: Reuters/NASA/JPL-Caltech/MSSS
Pengeboran Pertama
Marsrover menggunakan lengan yang dilengkapi bor untuk menggali lubang selebar 1,6 sentimeter dan sedalam 6,4 sentimeter. Manajer NASA Grunsfeld menyebutnya sebagai "keberhasilan terbesar sejak mendarat".
Foto: Reuters/NASA/JPL-Caltech
Merayap
Sejauh ini robot penjelajah itu sudah menempuh jarak lebih 500 meter di permukaan planet Mars dan mencapai sasaran pertama Glenelg (Foto). Di sini dilakukan eksperimen dengan tangan robot, dimana Curiosity mengumpulkan sampel batuan pertama.
Foto: NASA/JPL-Caltech/Univ. of Arizona
Eksplorasi Berlanjut
Wahana penjelajah berbobot 900 kg itu digerakkan dengan energi listrik yang dikumpulkan panel sel surya dan sebuah baterai radionuklida, dilengkapi 6 roda yang menjelajahi pasir serta batuan di planet Mars. Foto menujukkan roda kiri dengan latar belakang lereng Mount Sharp.
Foto: NASA/JPL-Caltech/Malin Space Science Systems
Potret Diri
Curiosity dilengkapi beragam perangkat teknis. Komputer, antena, pemancar, kamera serta tangan robot. Pemeliharaan sebagiannya dilakukan robot itu sendiri. Selain itu, secara ajeg robot memotret dirinya sendiri, dan mengirimkan citranya ke Bumi.
Foto: NASA/JPL-Caltech/Malin Space Science Systems
Mata Yang Bergerak
Sebuah kamera dipasang di ujung tangan robot ini. Namanya Mars Hand Lens Imager disingkat MAHLI. Ini sebetulnya sejenis mikroskop yang dengan bantuan tangan robot didekatkan ke obyek penelitian, untuk meneliti struktur berukuran amat kecil.
Foto: NASA/JPL-Caltech/MSSS
Gerhana Matahari
Sebuah kamera lainnya dipasang pada sebuah tiang di wahana penjelajah membuat foto ini September 2012 lalu. Bulan Mars Phobos, salah satu dari dua satelit alami Mars menghalangi matahari dan menciptakan gerhana matahari sebagian.
Foto: NASA/JPL-Caltech/MSSS
Jejak di Pasir
Seluruhnya misi ke Mars menelan biaya 2,5 Milyar US-Dollar, dan sementara dirancang berjalan selama 687 hari atau satu tahun Mars.