Lewat telekop FAST ilmuwan Cina temukan pulsar milidetik baru. Beijing terus mengejar ambisi menjadi salah satu negara adidaya yang berada di jajaran terdepan riset alam semesta.
Iklan
Astronom Cina Temukan Bintang Pulsar Milidetik
00:53
Temuan Pulsar milidetik (MSP) baru lewat Five-hundred-meter Aperture Spherical radio Telescope (FAST) milik Cina menjadi prestasi teranyar riset astronomi para ilmuwan di negara itu. Cina terus meningkatkan kualitas riset astronominya untuk menjajari Amerika Serikat dan Eropa yang terlebih dulu menguasai riset alam semesta.
Temuan dikonfirmasi oleh team Fermi-Large Area Telescope pada tanggal 18 April, setelah melakukan proses ulang datanya. Fermi LAT adalah instrumen ilmu pengetahuan terpenting proyek satelit observatorium luar angkasa Gamma Ray Large Area Space Telescope-GLAST yang didanai 12 negara.
Inilah Teleskop Terbesar Sejagad
Sebuah teleskop raksasa sedang dibangun di Chile. Dengan cermin selebar 39 meter, ELT diyakini akan merevolusi pemahaman manusia tentang alam semesta, serupa hasil teropongan Galileo 400 tahun lalu
Foto: ESO/L. Calçada
Mata Manusia di Alam Semesta
Tidak lama lagi ilmuwan akan mampu melihat lebih jauh ke kedalaman alam semesta dengan teleskop terbesar sejagad di Chile. Setelah proses perencanaan yang berlangsung alot, kini Observatorium Selatan Eropa meresmikan peletakan batu pertama. Jika semua berjalan lancar, ELT akan mulai bisa dioperasikan pada 2024.
Foto: ESO/L. Calçada
Cermin Raksasa
ELT atau Extremly Large Telescope dilengkapi dengan lima cermin raksasa yang berdiameter 39 meter yang terdiri atas 798 keping berbentuk heksagon selebar 1,4 meter. Materi dasarnya merupakan sejenis keramik bernama Zerodur. Sebagai perbandingan, teleskop terbesar saat ini hanya memiliki cermin berdiameter 10 meter.
Foto: ESO/L. Calçada/ACe Consortium
Teknologi Teranyar
Teknologi yang digunakan ELT tergolong paling mumpuni. Dua jenis spektograf teranyar ikut melengkapi teknologi optik adaptif yang digunakan untuk mengoreksi gangguan atmosfer. Modul optik adaptif yang mengandalkan cermin lunak ini diberi nama Maori dan memiliki ukuran sebesar rumah.
Foto: ESO/L. Calçada
Akurasi Tingkat Tinggi
Untuk pembuatan cermin, ESO menggaet perusahaan Jerman Schott AG yang memiliki hak paten atas Zerodur, serta perusahaan Perancis Safran Reosc yang berpengalaman memoles cermin teleskop. Cermin ELT akan dipoles rata dengan batas toleransi hanya 10 nanometer. Artinya jika ukuran cermin seluas Perancis, maka cacat pada permukaan cermin hanya boleh sebesar seekor kumbang.
Foto: ESO/L. Calçada
Di Puncak Gunung di Tengah Gurun
Sebanyak 16 negara ikut terlibat mengembangkan teleskop raksasa untuk ESO. Fase pertama pembangunan diperkirakan bakal menelan biaya satu miliar Euro. Untuk memaksimalkan potensinya, ELT dibangun di puncak gunung Cerro Armazonas di kawasan gurun Atacama pada ketinggian 3048 meter dari permukaan laut.
Foto: ESO/L. Calçada/ACe Consortium
Melacak Kehidupan Lain
Salah satu tujuan pembangunan ELT adalah untuk mencari kehidupan lain di alam semesta. Teleskop super ini mampu membuat citra akurat dari eksoplanet di luar sistem tata surya dan mempelajari karakter atmosfernya. ESO meyakini ELT akan merevolusi pemahaman kita terhadap semesta serupa teleskop yang digunakan Galileo sekitar 400 tahun yang lalu.
Foto: picture-alliance/dpa
Menguak Misteri Alam Semesta
Selain itu ELT juga bakal ditugaskan mengungkap rahasia materi gelap dengan memotret cahaya pertama di semesta yang dipancarkan bintang dan galaksi primordial. ELT juga akan membantu ilmuwan mengumpulkan informasi yang lebih akurat dari fenomena lubang hitam. Menurut ESO, salah satu bidang studi paling mendebarkan yang melibatkan ELT adalah laju percepatan ekspansi alam semesta.
Foto: ESO/L. Calçada/N. Risinger (skysurvey.org)
7 foto1 | 7
Pulsar yang baru ditemukan ilmuwan Cina diperkirakan berlokasi sejarak 4.000 tahun cahaya dari Bumi. Diduga ini merupakan pulsar radio milidetik paling lemah yang ditemukan dalam riset selama ini.
Pulsar adalah dua bintang neutron yang saling berrotasi. Pulsar yang baru ditemukan diberi nama PSR J0318 0253 dan periode rotasinya hanya 5,19 milidetik. Temuan tersebut diharapkan makin mendekatkan langkah dalam mendeteksi gelombang gravitasi fekuensi rendah.
Kunci riset gelombang gravitasi
"Pulsar dengan rotasi sangat tinggi seperti yang baru ditemukan, adalah bintang yang berusia relatif tua. Berdasar riset dasar, kami memperkirakan umurnya minimal satu milyar tahun", ujar Li Di, seorang peneliti di National Astronomical Observatories.
Li Di menyebutkan, pulsar dengan rotasi kecepatan tinggi bisa dijadikan jam sangat stabil untuk alam semesta. Pulsar radio milidetik seperti itu, juga bisa memainkan peranan penting untuk memahami evolusi bintang neutron. Serta untuk persamaan kondisi materi termampatkan.
Galaksi Paling Misterius di Alam Semesta
Memetakan semesta mustahil tanpa menemukan anomali. Beberapa galaksi menyimpan misteri yang hingga kini tidak bisa dijawab ilmu pengetahuan. Mulai dari galaksi bermata iblis hingga yang berjantung ganda. Simak daftarnya
Foto: NASA/R. Lucas
Galaksi Lumba-lumba
Tidak sulit menerka kenapa NGC 2936 dijuluki lumba-lumba. Galaksi ini awalnya berbentuk spiral dan berubah bentuk setelah ditarik gravitasi galaksi eliptis ARP 142 yang bermassa jauh lebih besar. Kuatnya gaya gravitasi ARP 142 membuat NGC 2936 berbentuk lumba-lumba. Pada bagian matanya terletak inti galaksi. NGC 2936 dan ARP 142 akan melebur dalam waktu satu milyar tahun.
Foto: NASA, ESA, and The Hubble Heritage Team (STSci/AURA)
ARP 87
ARP 87 ibaratnya tarian maut dua galaksi, NGC 3808A dan NGC 3808B, yang hampir bertabrakan. Interaksi gaya gravitasi kedua obyek langit raksasa ini mendistorsi bentuknya. NGC 3808A dan NGC 3808B akan terus berdansa dan saling tarik menarik selama dua miliar tahun sebelum menyatu menjadi sebuah galaksi raksasa. ARP 87 berjarak 300 juta tahun cahaya dari Bumi
Foto: NASA, ESA, and The Hubble Heritage Team (STScI/AURA)
Galaksi Antena
Serupa ARP 87, Galaksi Antena adalah hasil perkawinan dua galaksi, NGC 4038/39, yang saat ini berada dalam fase akhir. Tarian maut kedua galaksi spiral ini berawal beberapa ratus juta tahun lalu. Dua gugus bintang berwarna kuning adalah inti galaksi yang belum menyatu. Ilmuwan hanya bisa membayangkan apa yang terjadi jika galaksi Bima Sakti membaur dengan Galaksi Adromeda..
Foto: NASA, ESA, and the Hubble Heritage Team (STScI/AURA)-ESA/Hubble Collaboration
NGC 474
Tidak ada seorangpun yang tahu apa yang terjadi dengan NGC 474. Galaksi berbentuk eliptis ini memiliki halo yang seakan bereaksi terhadap gaya gravitasi berskala besar. Penyebab kemunculan ekor pasang-surut (tidal tail) pada NGC 474 kemungkinan adalah hasil interaksi gravitasi dengan galaksi spiral di dekatnya atau jejak penyatuan dengan galaksi-galaksi yang lebih kecil.
Foto: P.-A. Duc (CEA, CFHT), Atlas 3D Collaboration
Messier 83
Messier 83 adalah galaksi spiral berpalang yang tergolong paling cemerlang di langit Bumi. Kendati terlihat biasa, M83 pernah mengalami ratusan ledakan bintang raksasa alias supernova. Saat ini ilmuwan sedang mengamati enam fenomena supernova pada Messier 83. Keunikan lainnya pada M83 adalah inti ganda yang berpusar pada jantungnya.
Foto: European Southern Observatory (ESO)
NGC 660
NGC 660 tergolong langka di alam semesta. Tipenya dikategorikan sebagai galaksi cincin kutub dan sejauh ini cuma ada belasan dari 10.000 galaksi yang diteliti ilmuwan. NGC 660 memiliki bintang, gas dan debu kosmik yang mengorbit inti galaksi dengan sudut yang nyaris vertikal. Tapi dari mana materi itu berasal? Pada NGC 660 ilmuwan berharap bisa mempelajari efek materi gelap pada cakram galaksi
Biasanya galaksi raksasa berbentuk spiral atau eliptis. Tapi Centaurus A
memiliki keduanya. Galaksi yang berjarak 16 juta tahun cahaya dari Bumi ini adalah satu-satunya galaksi eliptis yang memiliki lengan spiral. Ilmuwan berspekulasi, Centaurus A menyantap galaksi spiral antara 200 hingga 700 juta tahun silam, namun perkawinan semacam itu biasanya tidak menyisakan lengan spiral dalam bentuk utuh
Foto: ESO/Y. Beletsky
Galaksi Mata Hitam
Galaksi bernama Messier 64 ini memiliki julukan lain yang lebih seram, yakni galaksi mata iblis. Pasalnya M64 memiliki cakram berwarna hitam yang terbentuk dari debu kosmik di sekitar intinya. Misteri terbesar M64 adalah ketika cakram bagian dalam berputar searah, cakram terluarnya yang berisikan debu dan bintang bergerak ke arah sebaliknya. Fenomena semacam ini jarang ditemukan pada galaksi lain.
Foto: NASA and The Hubble Heritage Team
Galaksi Sombrero
Selain bentuknya yang menyerupai topi tradisional Meksiko, Messier 104 memiliki misteri yang belum bisa dijawab ilmuwan. Jika disimak lebih dekat M104 memiliki inti galaksi yang terdiri bukan cuma dari satu, melainkan beberapa gugus bintang sekaligus. Selain itu Galaksi Sombrero mengandung bintang-bintang muda yang cemerlang di cakram terluarnya. NASA menyebut M104 berkeperibadian ganda
Foto: NASA/ESA/ Hubble Heritage Team
Obyek Hoag
Sejak lama Obyek Hoag menjadi teka teka buat ilmuwan. Terutama bentuknya yang unik memicu pertanyaan, apakah obyek misterius ini terdiri atas satu atau dua galaksi. Pasalnya di antara gugus bintang di jantung galaksi dan cincin terluar terdapat ruang hampa yang sepenuhnya gelap. Ilmuwan belum bisa mengungkap bagaimana Obyek Hoag terbentuk. Galaksi ini berjarak 600 juta tahun cahaya dari Bumi.
Foto: NASA/R. Lucas
10 foto1 | 10
Para ilmuwan juga mengembangkan penala denyut pulsar untuk mendeteksi gelombang gravitasi frekuensi rendah, yang dipancarkan dua atau lebih lubang hitam masif yang melakukan penyatuan atau fusi.
FAST milik Cina adalah radio teleskop piringan tunggal terbesar sedunia yang dresmikan 2016 silam. Sejauh ini, teleskop milik Cina itu telah menemukan 20 pulsar baru.
as/vlz
Apa Itu Gelombang Gravitasi?
Penemuan gelombang gravitasi membuka bab baru pengamatan alam semesta. Tapi bagaimana gelombang ajaib tersebut terbentuk dan kenapa penemuan ini menandai lompatan besar dalam dunia sains? Simak jawabannya berikut ini:
Foto: picture-alliance/dpa
Kerutan Ruang Waktu
Gelombang gravitasi diprediksi Albert Einstein seabad silam. Intinya, setiap gerakan obyek bermassa akan menimbulkan kerutan pada ruang waktu atau juga disebut gelombang gravitasi. Fenomena ini diamati oleh ilmuwan untuk pertamakali ketika dua lubang hitam bermassa 50 matahari saling berbenturan di jarak 1,3 milyar tahun cahaya dari Bumi.
Foto: S. Ossokine/A. Buonanno/Max-Planck-Institut für Gravitationsphysik/W. Benger/Airborne Hydro Mapping GmbH/dpa"
Mata Kedua
Ada dua cara buat mengamati alam semesta. Pertama, melalui gelombang elektromagnetik yang mencakup sinar gamma, sinar x, cahaya atau gelombang radio. Kedua, melalui gelombang gravitasi. Karena lubang hitam tidak memancarkan radiasi elektromagnetik, raksasa langit itu cuma bisa diamati lewat gelombang gravitasi. Menemukan gelombang ajaib itu berarti membuka jendela baru pengamatan luar angkasa
Foto: picture-alliance/dpa/M. Hanschke
Jala Angkasa
Einstein mengatakan, ruang dan waktu bukan dimensi terpisah, melainkan sebuah kesatuan. Ia membayangkannya seperti sebuah jala multidimensi yang bersifat plastis, dapat melengkung atau mengerut bergantung pada massa benda yang ada di dalamnya. Semakin berat benda itu, semakin tajam pula lengkungannya. Ketika sebuah benda berakselerasi, ia akan menimbulkan gelombang seperti riak di permukaan air
Foto: picture-alliance/Wissen Media Verlag
Rahasia Gravitasi
Gravitasi tidak cuma memiliki gaya tarik, tetapi juga menyebabkan gangguan pada ruang waktu atau mengubah arah rambatan cahaya. Pada gambar ini misalnya gaya gravitasi yang dipancarkan sebuah lubang hitam mampu membelokkan cahaya yang dipancarkan galaksi di belakangnya. Lubang hitam juga menghentikan waktu dan dalam dimensi raksasa mampu memicu kerutan pada jala ruang waktu yang dapat dideteksi
Foto: cc-by-sa 2.0/Ute Kraus
Cahaya Murni
Untuk membuktikannya, ilmuwan mengembangkan interferometer yang bisa mendeteksi perubahan terkecil sekalipun. Alat tersebut berupa sinar laser yang dibagi dua sepanjang empat kilometer. Teorinya karena gelombang gravitasi menyebabkan kerutan pada ruang waktu, panjang sinar laser semestinya juga akan berubah, kendati perubahannya cuma berukuran seperseribu diameter sebuah inti atom.
Foto: Courtesy Caltech/MIT/LIGO Laboratory
Lubang Hitam
Berbekal penemuan tersebut, ilmuwan kini dapat mengamati fenomena lubang hitam di alam semesta dengan lebih akurat. Astronom malah membandingkan penemuan gelombang gravitasi dengan saat ketika Galileo pertama kali menggunakan teleskopnya. Energi yang dipancarkan benturan dua lubang hitam lewat radiasi gravitasi misalnya, tercatat lebih besar ketimbang semua energi yang diproduksi di jagad raya.
Foto: 2014 Warner Bros. Entertainment, Inc. and Paramount Pictures Corporation
Semesta yang Hilang
Pengetahuan mengenai gravitasi dapat membantu ilmuwan mengungkap misteri terbesar alam semesta, yakni partikel gelap. Partikel kasat mata ini bisa diamati dari gaya gravitasinya yang mempengaruhi pergerakan bintang di wilayah terluar galaksi. Diperkirakan 84,5% dari materi di alam semesta berupa materi gelap.