Malam sebenarnya gelap, sangat gelap. Tetapi karena cahaya penerangan yang tak kunjung henti, kota-kota tidak gelap sepenuhnya. Di tempat tergelap Jerman, pakar astronomi sekarang ingin menjaga kegelapan langit malam.
Iklan
Langit malam yang paling gelap di Jerman bisa ditemukan di Gülpe, di daerah Havelland, sekitar 100 km di sebelah barat Berlin. Di desa kecil, yang termasuk negara bagian Brandenburg itu, hanya bermukim160 orang. Tetapi di sanalah, pada malam hari cahaya sebagian besar bintang dapat diamati.
Situasi ideal bagi pertemuan pakar astronomi, yang berlangsung baru-baru ini. Di antara mereka juga hadir pakar astronomi dari Osnabrück, Andreas Hänel, yang aktif mengusahakan perlindungan langit malam yang sangat gelap. Ia menuntut ditetapkannya status taman bintang bagi Gülpe, semacam kawasan lindung untuk malam yang penuh bintang.
Inilah Teleskop Terbesar Sejagad
Sebuah teleskop raksasa sedang dibangun di Chile. Dengan cermin selebar 39 meter, ELT diyakini akan merevolusi pemahaman manusia tentang alam semesta, serupa hasil teropongan Galileo 400 tahun lalu
Foto: ESO/L. Calçada
Mata Manusia di Alam Semesta
Tidak lama lagi ilmuwan akan mampu melihat lebih jauh ke kedalaman alam semesta dengan teleskop terbesar sejagad di Chile. Setelah proses perencanaan yang berlangsung alot, kini Observatorium Selatan Eropa meresmikan peletakan batu pertama. Jika semua berjalan lancar, ELT akan mulai bisa dioperasikan pada 2024.
Foto: ESO/L. Calçada
Cermin Raksasa
ELT atau Extremly Large Telescope dilengkapi dengan lima cermin raksasa yang berdiameter 39 meter yang terdiri atas 798 keping berbentuk heksagon selebar 1,4 meter. Materi dasarnya merupakan sejenis keramik bernama Zerodur. Sebagai perbandingan, teleskop terbesar saat ini hanya memiliki cermin berdiameter 10 meter.
Foto: ESO/L. Calçada/ACe Consortium
Teknologi Teranyar
Teknologi yang digunakan ELT tergolong paling mumpuni. Dua jenis spektograf teranyar ikut melengkapi teknologi optik adaptif yang digunakan untuk mengoreksi gangguan atmosfer. Modul optik adaptif yang mengandalkan cermin lunak ini diberi nama Maori dan memiliki ukuran sebesar rumah.
Foto: ESO/L. Calçada
Akurasi Tingkat Tinggi
Untuk pembuatan cermin, ESO menggaet perusahaan Jerman Schott AG yang memiliki hak paten atas Zerodur, serta perusahaan Perancis Safran Reosc yang berpengalaman memoles cermin teleskop. Cermin ELT akan dipoles rata dengan batas toleransi hanya 10 nanometer. Artinya jika ukuran cermin seluas Perancis, maka cacat pada permukaan cermin hanya boleh sebesar seekor kumbang.
Foto: ESO/L. Calçada
Di Puncak Gunung di Tengah Gurun
Sebanyak 16 negara ikut terlibat mengembangkan teleskop raksasa untuk ESO. Fase pertama pembangunan diperkirakan bakal menelan biaya satu miliar Euro. Untuk memaksimalkan potensinya, ELT dibangun di puncak gunung Cerro Armazonas di kawasan gurun Atacama pada ketinggian 3048 meter dari permukaan laut.
Foto: ESO/L. Calçada/ACe Consortium
Melacak Kehidupan Lain
Salah satu tujuan pembangunan ELT adalah untuk mencari kehidupan lain di alam semesta. Teleskop super ini mampu membuat citra akurat dari eksoplanet di luar sistem tata surya dan mempelajari karakter atmosfernya. ESO meyakini ELT akan merevolusi pemahaman kita terhadap semesta serupa teleskop yang digunakan Galileo sekitar 400 tahun yang lalu.
Foto: picture-alliance/dpa
Menguak Misteri Alam Semesta
Selain itu ELT juga bakal ditugaskan mengungkap rahasia materi gelap dengan memotret cahaya pertama di semesta yang dipancarkan bintang dan galaksi primordial. ELT juga akan membantu ilmuwan mengumpulkan informasi yang lebih akurat dari fenomena lubang hitam. Menurut ESO, salah satu bidang studi paling mendebarkan yang melibatkan ELT adalah laju percepatan ekspansi alam semesta.
Foto: ESO/L. Calçada/N. Risinger (skysurvey.org)
7 foto1 | 7
Di Kota-Kota Lampu Selalu Bersinar
Di banyak daerah yang padat dihuni orang, tidak banyak lagi bintang bisa dilihat di malam hari. Lampu penerangan jalan, iklan-iklan bercahaya di jalanan juga cahaya penerangan gedung. Semua itu terus memancarkan cahaya sepanjang malam.
Dampaknya? Polusi cahaya. Karena debu dan molekul, jauh di atas atmosfer membiaskan cahaya itu dan menyebabkan malam tidak gelap pekat lagi. Kota-kota di malam hari ibaratnya berada di bawah kubah cahaya, oleh sebab itu lebih terang dari daerah-daerah pedesaan.
Keindahan Hujan Meteor
Siapa yang tidak ingin melihat hujan meteor? Apa lagi kata orang, jika menyebut keinginan saat melihat bintang jatuh, keinginan Anda akan terwujud. Berikut foto-foto hujan meteor yang berhasil dibidik kamera.
Foto: picture-alliance/dpa
Bola Api Leonid Tahun 1966
Hujan meteor Leonid datang setahun sekali sekitar pertengahan November. Di hari itu ada sekitar 10 hingga 20 meteor yang tampak di angkasa setiap jam. Setiap 33 tahun akan ada hujan meteor Leonid yang spektakuler. Menurut pakar astronomi, puncaknya di tahun 1966 saat 144.000 meteor terlihat per jamnya.
Foto: Nasa/Getty Images
Meteor di Tembok Besar Cina
Foto ini diambil tanggal 18 November 1998. Hujan meteor Leonid membuat langit di atas Tembok Cina menyala. Para pengamat tidak mempedulikan suhu dingin minus 20 derajat dan tampak memenuhi tembok tersebut dengan menggunakan lampu senter.
Foto: AFP/Getty Images
Hujan Meteor Perseid di Nevada.
12 Agustus 2008 hujan meteor Perseid terlihat di langit dekat Rogers Spring, Nevada, AS. Meteor ini dinamakan Perseid karena titik radian hujan meteornya seakan berasal dari arah rasi bintang Perseus. Meteor Perseid berasal dari serpihan debu ekor komet Swift-Tuttle. Komet ditemukan pertama kali tahun 1862 dan akan mengelilingi matahari setiap 130 tahun sekali.
Foto: Getty Images
"Sternschnuppen" di Langit Eifel
Sternschnuppen, begitu istilah bahasa Jerman untuk meteor. Foto Perseid ini diambil hari Minggu pagi (12.08.2012) di dekat Nettersheim, Eifel. Tampak lintasan cahaya di langit yang menghilang secepat datangnya.
Foto: picture-alliance/dpa
Seperti Kembang Api
Hujan meteor di Oder-Spree dekat Brandenburg tanggal 11 Agutus 2013. Sekilas tampak seperti kembang api. Ini termasuk meteor Perseid.
Foto: picture-alliance/dpa
5 foto1 | 5
Polusi Cahaya Sebabkan Sakit?
Masalah ini juga sudah dikenal peneliti. Mereka mempelajari, dampak polusi cahaya terhadap orang dan hewan. Sudah jelas, ritme siang dan malam binatang terganggu. Burung-burung kelana kehilangan orientasi, rubah dan kelelawar tidak tahu lagi, bahwa hari sudah malam, sehingga sudah tiba waktunya bagi mereka untuk berburu. Demikian peringatan Badan Perlindungan Alam Jerman.
Tetapi bukan itu saja. Keseimbangan hormon pada tubuh manusia juga bisa terganggu. Demikian diungkapkan pakar biologi pada Institut Leibniz di Dortmund yang meneliti pekerjaan manusia.
Pencahayaan langit malam yang terus-menerus bisa dibandingkan dengan televisi yang terus menyala, atau lampu di samping tempat tidur yang dinyalakan. Kedua benda itu, jika terus menyala, juga mengganggu fase regenerasi tubuh di malam hari.
Rahasia Fenomena Pendar Cahaya Kutub
Cahaya kutub atau "Aurora" yang berpendar warna-warni di langit, ibarat menyihir ribuan turis untuk datang menonton. Apa sebenarnya dan bagaimana cahaya kutub ini terbentuk?
Foto: picture-alliance/dpa/P. Pleul
Fenomena Langit di Kutub
Pendar warna warni yang terus bergerak di langit kutub, adalah fenomena magis selama jutaan tahun. Sebetulnya ada dua macam cahaya kutub, di belahan utara Bumi disebut "Aurora Borealis" dan di belahan selatan "Aurora Australis".
Foto: picture-alliance/dpa/P. Pleul
Rantai Cahaya Multiwarna
Cahaya kutub terbentuk di sepanjang sabuk magnetik Bumi. Foto ini diambil dari stasiun ruang angkasa internasional ISS. Pendar cahaya seolah menggambarkan matahari yang baru saja terbenam. Aurora borealis bisa dilihat dari Skandinavia, Islandia, Greenland, Kanada, Alaska dan pantai utara Siberia.
Foto: picture alliance / ZUMA Press
Aurora Australis
Fenomena pendar cahaya di kutub selatan Aurora Australis tidak banyak dikenal, walau tidak kalah indahnya. Pasalnya di kawasan Antartika nyaris tak ada penguhininya. Foto ini diambil dari ruang angkasa oleh astronot Tim Peake dari ISS.
Foto: ESA/NASA/Tim Peake
Fisika Nuklir di Langit
Cahaya kutub terbentuk dari interaksi medan magnet Bumi dengan lapisan terluar Matahari atau Korona. Saat partikel angin Matahari memasuki atmosfir Bumi, medan magnet memblokir hujan partikel. Tapi di kawasan kutub sebagian partikel bisa menembus dan bertabrakan dengan molekul udara. Energi yang dilepaskan saat tabrakan memancarkan pendar warna indah, seperti di Islandia ini.
Foto: Getty Images/AFP/H. Kolbeins
Bentuk dan Warna
Bentuk dan warna cahaya kutub tergantung dari angin matahari. Pada prinsipnya ada empat bentuk dan warna, yakni: seperti mahkota, layar, busur dan pita. Warna hijau tercipta saat angin matahari bertabrakan dengan atom oksigen di ketinggian 100 kilometer dan warna merah jika atom oksigen berada di ketinggian 200 kilometer. Sementara warna ungu dan biru tercipta akibat tabrakan dengan atom nitrogen.
Foto: Getty Images/AFP/O. Morin
Keberuntungan atau Kebetulan?
Tidak ada jaminan, bahwa fenomena cahaya kutub akan muncul pada musimnya. Peristiwa alami ini amat tergantung dari berbagi aspek di luar angkasa maupun di Bumi. Faktor keberuntungan atau kebetulan juga memainkan peranan jika ingin menonton permainan cahaya langit ini. Lazimnya jika langit cerah dan gelap, peluang melihat cahaya kutub akan lebih besar.
Foto: picture-alliance/dpa
Kawasan Potensial
Kawasan yang potensinya amat besar untuk bisa menonton cahaya kutub adalah busur di sekitar medan magnet Bumi di kutub utara. Zona ini memanjang dari Greenland, Skandinavia utara, Islandia, Amerika Utara dekat kutub dan Siberia utara. Statistik mencatat, tanggal 23 September dan 21 Maret saat titik balik matahari, cahaya kutub selalu bisa terlihat di zona tersebut.
Foto: picture-alliance/dpa/P. Pleul
Cahaya Fotogenik
Keindahan cahaya kutub sebaiknya direkam dalam bentuk foto atau video. Dengan begitu Anda akan memiliki kenangan indah sepanjang masa. Jadi jika memburu cahaya kutub, jangan lupa bawa perlengkapan kamera dan berlatih dulu dengan bukaan rana optimal maupun pencahayaan panjang. Penulis:Hannah Fuchs (as/vlz)
Foto: Getty Images/AFP/J. Nackstrand
8 foto1 | 8
Astronom Kuatirkan Hilangnya Malam
Ilmuwan yang ikut pertemuan astronom di Gülpe juga kuatir akan hal lain lagi. Di banyak tempat langit juga terlalu terang untuk dapat mengamati bintang-bintang. "Benda-benda angkasa kategori deep sky, seperti nebula dan galaxi tidak bisa diamati lagi di daerah perkotaan", jelas Thomas Gursch, yang mendalami astronomi sebagai hobi.
Oleh sebab itu, para pencinta ilmu perbintangan menuntut didirikannya "taman bintang" setidaknya untuk daerah Gülpe. Sebuah daerah perlindungan, di mana sumber cahaya yang berlebihan dan mengganggu dihindari, dan para astronom dijamin akan bisa meneliti bintang di malam hari, jika cuaca mengizinkan.
Planet Paling Ganjil di Alam Semesta
Karakter sejumlah Eksoplanet mendefinisikan ulang konsep neraka: sebagian dihantam badai kaca atau disaput uap panas, yang lain bersuhu 1700 derajat Celcius. Inilah daftar eksoplanet paling misterius di alam semesta
Foto: ESO/L. Calçada
Cincin Monster
Berlokasi 434 tahun cahaya dari Bumi dan memiliki massa 40 kali lipat lebih besar ketimbang Jupiter, J1407B mendapat julukan Super Saturnus lantaran cincin kosmiknya. Berbeda dengan Saturnus, cincin J14070B membentang sepanjang 120 juta kilometer, alias 200 kali lipat lebih besar ketimbang planet terindah di sistem tata surya itu. Ilmuwan berspekulasi J1407B sedang dalam proses membentuk bulan
Foto: NASA/Ron Miller
Planet Es yang Terbakar
Planet ini memiliki inti batuan dan permukaan yang diselimuti es. Gliese 436b mengorbit bintang induknya dalam jarak dekat. Tidak heran jika temperatur di permukaannya mencapai 439 derajat Celcius. Keunikan Gliese 436b adalah awan hidrogen yang menyelimuti planet dan menyisakan jejak di sepanjang jalur orbitnya. Lantaran karakternya itu Gliese 436b dijuluki planet es yang terbakar
Foto: NASA/public domain
Lebih Pekat dari Arang
Di antara eksoplanet, TrES-2b adalah yang paling misterius. Pasalnya planet ini hanya memantulkan 1% cahaya dari bintang induknya. Tidak heran jika TrES-2b dicatat sebagai planet paling gelap di semesta dan memiliki permukaan yang lebih pekat ketimbang arang. Ilmuwan meyakini TrES-2b adalah raksasa gas serupa Jupiter.
Foto: NASA/Kepler/TrES/David A. Aguilar (CfA)
Mengorbit Tiga Bintang
HD 188753 Ab merupakan planet pertama yang diketahui mengorbit tiga bintang induk sekaligus. Planet ini ditemukan oleh seorang ilmuwan Polandia tahun 2005 setelah melakukan observasi dengan teleskop raksasa di Mauna Kea, Hawaii. Namun upaya lanjutan untuk menemukan kembali planet misterius ini gagal, meski menggunakan metode yang sama.
Foto: NASA/JPL-Caltech
Neraka Kaya Intan
55 Cancri e adalah dunia api yang mengorbit bintang induknya dari jarak yang 25 kali lipat lebih dekat ketimbang jarak Merkurius ke Matahari. Keunikan terbesar planet ini adalah susunan elemen pembentuknya yang diyakini didominasi karbon, sehingga tidak menutup kemungkinan permukaan 55 Cancri e dipenuhi intan. Hanya saja temperatur di permukaannya melebihi 1700 derajat Celcius.
Foto: NASA/JPL-Caltech
Biru tapi Mematikan
Meski berwarna biru layaknya Bumi, HD189733 bukan surga kehidupan. Sebaliknya temperatur di permukaan HD189733 melebihi 1000 derajat Celcius. Terlebih setiap pengunjung eksplanet ini harus bersiap menghadapi hujan kaca yang menyapu dengan kecepatan 7000 kilometer per jam.
Foto: NASA/ESA/M. Kornmesser
Bumi Raksasa
Penemuan Gliese 581 C sempat memicu harapan tinggi bahwa ada benda langit lain serupa Bumi. Pasalnya Gliese 581 C mengorbit bintang induknya di zona hijau dan diyakini memiliki temperatur serupa Bumi. Namun rotasi Gliese 581C terkunci gaya gravitasinya, sehingga hanya satu sisi saja yang menghadap bintang induknya.
Foto: ESO
Berselimut Uap Panas
Planet GJ1214b serupa kolam panas. Pasalnya permukannya dilapisi samudera berukuran raksasa, namun temperatur di permukannya mencapai 230 derajat Celcius. Tidak heran jika hasil observasi menujukkan GJ1214b diselimuti atmosfir yang terbuat dari uap dan awan tebal.
Foto: ESO/L. Calçada
8 foto1 | 8
Tempat Paling Gelap di Dunia
Permohonan agar "taman bintang" itu diakui secara internasional akan diajukan akhir tahun ini kepada asosiasi yang mengurus hal ini di AS, International Dark Sky Association. Organisasi ini mengkhususkan diri dalam memerangi polusi cahaya. Gülpe kemungkinan akan jadi taman bintang pertama Jerman yang diakui secara internasional, dengan segel resmi untuk kawasan yang malam harinya sangat pekat.
Di seluruh dunia, sudah ada 12 taman bintang yang diakui secara internasional, sembilan di antaranya terletak di AS, antara lain di Texas dan New Mexiko. Selain itu, sebuah daerah di Skotlandia dan dua daerah di Hungaria juga termasuk tempat yang sangat gelap, di mana astronom amatir dapat menikmati malam-malam yang dipenuhi bintang.
Jupiter: Dewa Langit Berbalut Jutaan Badai
Selama lima tahun wahana nirawak Juno mengorbit planet Jupiter buat menjawab teka-teki seputar raksasa gas tersebut. Foto-foto yang dikirimkan ke Bumi menampilkan jutaan badai yang berpusar di jantung sang dewa langit
Foto: NASA
Berjuta Topan dan Badai
Jupiter adalah raksasa gas yang berulangkali menyelamatkan Bumi dari hujan meteor. Intinya diselimuti samudera Hidrogen cair dan atmosfirnya dipenuhi awan Hidrogen dan Helium. Tanpa permukaan berbatu yang menghadang angin, badai di Jupiter bisa berlangsung selama jutaan tahun. Mempelajari pergerakan gas di permukaan Jupiter bisa membantu manusia memahami sistem cuaca di Bumi.
Foto: NASA
Bintik Hitam Misterius
Citra teranyar yang dijepret oleh wahana nirawak NASA, Juno, menampilkan keunikan Jupiter yang belum pernah dilihat sebelumnya: Berjuta badai berpusar secara acak, seakan tanpa struktur yang baku. Terutama kemunculan mata badai berwarna hitam pekat menjadi teka teki yang hingga kini belum terpecahkan oleh ilmuwan.
Foto: NASA
Api dari Jantung Planet
Dengan rata-rata temperatur minus 145 derajat Celcius, cuaca terhangat di Jupiter bisa membuat Bumi membeku dalam sekejap. Tapi berbeda dengan Bumi, suhu di Jupiter berubah sesuai ketinggian, lantaran panas tidak datang dari Matahari, melainkan memancar dari bagian dalam planet. Sebab itu pula musim badai di Jupiter bisa berlangsung selama 70 tahun.
Foto: NASA
Keindahan Badai
Citra teranyar yang dijepret Juno diolah oleh ilmuwan amatir Jason Major dengan memanipulasi warna untuk memperjelas detail pada pusaran badai dan formasi awan Jupiter. Untuk membuat gambar menjadi lebih spektakuer, ia memusatkan fokus pada salah satu pusaran badai Jupiter sehingga terlihat seperti lukisan. NASA kemudian mempublikasikan hasil olahan Major.
Foto: NASA
Bintik Merah Raksasa
Gambar ini diambil Juno pada Desember 2016 dari jarak 459.000 kilometer. Bintik merah raksasa dan saudara kecilnya, Oval BA, terlihat jelas ketika sebagian planet bermandikan warna hijau dan biru. Pada gambar ini, formasi awan tebal di Kutub Selatan Jupiter menyembunyikan jutaan badai yang berpusar di bawahnya.
Foto: NASA
Pojok Penuh Gejolak
Kawasan di barat Bintik Merah Raksasa atau selatan sabuk Ekuator merupakan salah satu bagian langit Jupiter yang paling bergolak. NASA mengklaim gambar ini memiliki resolusi yang jauh lebih baik ketimbang foto serupa yang dibuat dari Bumi atau wahana lain sebelumnya. Tahun 2010 sabuk awan yang dulunya membagi kawasan ini tiba-tiba menghilang dan membuat takjub ilmuwan.
Foto: NASA
Mutiara Maut
The Pearl atau Mutiara Jupiter merupakan kumpulan pusaran badai raksasa yang terletak pada 40 derajat lintang selatan. Kawasan yang juga disebut "Rangkaian Mutiara" ini menyimpan delapan badai sekaligus yang berputar dengan kecepatan lebih dari 600 kilometer per jam. Sejak 1996, formasi badai berbentuk oval ini berfluktuiasi dari enam hingga sembilan pusaran.