Di bawah kepemimpinan Ridwan Kamil, Bandung menjelma dari ladang polusi dan macet menjadi contoh terbaik kota hijau dengan layanan yang menjangkau semua penduduk. Apa yang menjadi motivasi kang Emil?
Foto: Imago/alimdi
Iklan
Di pintu masuk ruang Command Centre di Bandung yang futuristik, para pegawai terbiasa melepas sepatu sebelum memulai kerja agar tak mengotori karpet.
Di dalamnya operator memastikan sekitar 300 aplikasi ponsel yang dikelola pemerintah kota bekerja maksimal dan seluruh kanal media sosial dipantau buat menjaring keluhan penduduk. "Hewan liar masuk ke rumah sejauh ini aduan yang paling aneh," kata operator medsos, Dyar Dwiqi. "Ular, tawon dan bajing. Kami hubungi dinas pemadam kebakaran biar mereka yang menanganinya."
"Hal-hal seperti ini membuat pekerjaan saya lebih menarik," imbuhnya kepada Reuters.
Gubernur Jawa Barat Ridwan KamilFoto: Imago/Belga
Bandung Command Centre yang beroperasi selama 24 jam termasuk ke dalam kebijakan lima tahun pemerintah kota untuk mengurangi emisi Karbondioksida dan membuat kota terbesar ketiga di Indonesia itu lebih ramah lingkungan dan nyaman untuk ditinggali.
Kota-kota lain di tanah air sebenarnya juga sudah bereksperimen dengan proyek ramah lingkungan. Tapi kecepatan implementasi pemerintah kota Bandung dalam penggunaan teknologi untuk meningkatkan kualitas hidup warga dinilai satu-satunya di Indonesia.
Command Centre di Bandung misalnya dikelola oleh 27 operator yang antara lain bisa mengakses kamera lalulintas untuk mendeteksi titik kemacetan sejak dini. "Saya menikmati pekerjaan ini," kata Dwiqi. "Pekerjaan saya penting karena membantu warga mengakses layanan pemerintah."
Bandung menjelma jadi sebuah kota di era kolonialisme. Saat itu Belanda hanya merancang tata kota untuk menampung 300.000 penduduk. Namun populasi Bandung saat ini mencapai 2,4 juta manusia. Sekitar 1,4 juta kendaraan menyemuti jalan-jalan kota setiap harinya.
8 Kota Yang Paling Ramah Lingkungan di Dunia
Banyak kota yang kini membenahi lingkungannya dan berupaya mereduksi gas rumah kacanya. Inilah delapan kota yang layak disebut kota "terhijau" sedunia.
Foto: picture-alliance/dpa/R.Kaufhold
Kopenhagen, Denmark
Kopenhagen ingin menjadi ibukota netral karbon pertama dunia tahun 2025. Sejak 1995, emisi karbon telah berkurang setengahnya. Kota ini menerapkan zona bebas mobil yang luas, transportasi umum kualitas tinggi dan fasilitas bersepeda yang mengesankan. Sistem pemanasan dan pendinginan distrik - beberapa di antaranya menggunakan air laut - dilakukan dengan teknologi untuk mengurangi emisi karbon.
Foto: DW/E. Kheny
Reykjavik, Islandia
Ibukota Islandia ini telah memiliki sistem pemanas dan listrik dari energi terbarukan - terutama dari tenaga air dan panas bumi. 95 persen rumah terhubung ke jaringan pemanas umum. Kota ini juga menargetkan semua angkutan umum bebas energi fosil pada tahun 2040. Pemerintah kota sangat mendorong warga untuk melakukan kegiatan tanpa menggunakan mobil mereka.
Foto: picture-alliance/U. Bernhart
Curitiba, Brasil
Di kota terbesar kedelapan di Brasil ini, sekitar 60 persen penduduknya bergantung pada jaringan bus perkotaan. Kota ini juga memiliki 250 kilometer jalur sepeda, serta jalan pedalaman pertama di negara itu, Rua das Flores. Sabuk hijau Curitiba memberikan perlindungan alami terhadap banjir. Namun pertumbuhan penduduknya yang cepat membuat ambisi hijau berada di bawah tekanan.
Foto: picture alliance/GES/M. Gilliar
San Francisco, Amerika Serikat
Tahun 2016, San Francisco mengeluarkan undang-undang bahwa semua bangunan baru harus menyisihkan ruang untuk sistem fotovoltaik di atap - sebagai kota metropolitan pertama di AS. Penggunaan kantong plastik sudah dilarang sejak 2007. Tahun 2009 diperkenalkan program limbah makanan perkotaan. Kota ini berencana bebas dari sampah pada tahun 2020.
Foto: AFP/Getty Images/J. Edelson
Frankfurt, Jerman
Frankfurt adalah salah satu kota pertama yang mencanangkan ambisi untuk menggunakan energi terbarukan 100 persen pada tahun 2050. Gedung baru di kota ini harus mengikuti petunjuk efisiensi energi yang ketat. Frankfurt juga telah mengurangi limbahnya secara drastis, berkat sistem pengelolaan limbah modern, dan memiliki rencana ambisius untuk e-mobility.
Foto: CC BY Epizentrum 3.0
Vancouver, Kanada
Vancouver ingin menjadi kota terhijau dunia pada tahun 2020. Sampai saat itu, emisi karbon akan direduksi sampai 33 persen dibandingkan 2007. Listrik kota hampir seluruhnya berasal dari pembangkit listrik tenaga air. Namun untuk transportasi masih perlu beralih dari energi fosil. Tujuannya adalah untuk mengurangi emisi karbon sampai 33 persen per kepala.
Foto: picture-alliance/ZUMAPRESS.com/A. Chin
Kigali, Rwanda
Kigali dijuluki sebagai kota terbersih di Afrika. Sekarang sedang direncanakan koridor pejalan kaki dan pesepeda. Kantong plastik dilarang dan warga menghabiskan satu hari setiap bulan untuk membersihkan kotanya. Di Kigali sampah jarang kelihatan. Tapi kelompok hak asasi manusia juga mengecam apa yang mereka sebut "harga kebersihan," karena kontrol terhadap penduduk yang ketat dan diskriminatif.
Foto: Imago/robertharding
Ljubljana, Slovenia
Kota ini dianugerahi penghargaan European Green Capital 2016. Listriknya berasal dari tenaga air. Ljubljana memberi perhatian besar pada jaringan transportasi umum, pejalan kaki dan pengendara sepeda, dan melarang mobil masuk pusat kota. Inilah kota pertama di Eropa yang berambisi meddaur ulang semua sampahnya. Saat ini, sudah lebih 60 persen sampahnya didaur ulang. (Teks: Irene Banos Ruiz/hp/ml)
Foto: picture-alliance/dpa/R.Kaufhold
8 foto1 | 8
Akibatnya kota yang dikenal dengan sebutan Paris van Java itu tidak hanya berkutat dengan buruknya infrastruktur, tetapi juga moda transportasi publik yang terbatas dan banjir yang berulangkali melanda.
Kedekatan dengan ibukota dan jumlah lembaga pendidikan yang tergolong tinggi membuat Bandung menjadi salah satu kota studi paling digemari di Indonesia. Saat ini 60% populasi kota berusia di bawah 40 tahun. Sebab itu Bandung dianggap berpotensi menjaring investasi dan menjadi pusat inovasi di tanah air.
"Karena kotanya sangat menarik, orang-orang mengalir ke pusat kota," kata Tadashi Matsumoto, Koordinator Kebijakan Urban di Organisasi Kerjasama Ekonomi dan Pembangunan Eropa (OECD). Keberadaan universitas berkelas berarti "kota ini memenuhi persyaratan dasar potensi ekonomi," imbuhnya lagi.
Salah satu faktor terbesar di balik transformasi Bandung adalah Ridwan Kami yang terpilih sebagai walikota 2013 silam dan kini menjabat gubernur Jawa Barat, klaim sejumlah pakar tata kota. Sebelum memangku jabatan publik, dia bekerja sebagai arsitek seusai menyelesaikan studi di University of California di Berkeley.
Taman Langit untuk Kota Masa Depan
Ketika diluncurkan 2014 silam Urban Skyfarm menjadi model pengembangan ruang terbuka hijau buat kawasan urban. Ide yang dicetuskan di Korea Selatan itu menggabungkan berbagai konsep hijau untuk kota masa depan.
Foto: aprilli.com
Keterbatasan Ruang
Efisiensi ruang adalah kalimat magis yang mendefinisikan tata kota masa depan. Pasalnya keterbatasan ruang membuat fasilitas publik seperti taman sering dikorbankan untuk pembangunan. Ketika ruang menyusut, maka langit adalah satu-satunya arah pembangunan. Resep yang sama berlaku untuk ruang terbuka hijau.
Foto: aprilli.com
Lokalisasi Produksi
Masalah lain kota masa depan adalah pasokan makanan yang saat ini masih bergantung pada struktur distribusi nasional atau global. Untuk memangkas jejak karbon, produksi makanan harus dilokalisasi pada lingkup desa atau kota. Untuk itu taman kota yang awalnya cuma bersifat ruang hijau dan hiburan, harus diubah menjadi ruang produksi.
Foto: aprilli.com
Menara Hijau
Berdasarkan kedua pola pikir tersebut Aprilli Design Studio mengembangkan konsep Urban SkyFarm untuk ibukota Korea Selatan, Seoul. Taman langit yang berbentuk menara ini tidak cuma berfungsi sebagai ruang terbuka hijau, tetapi juga sebagai lahan berkebun dan paru-paru kota.
Foto: aprilli.com
Desain Alam
Pohon adalah sumber inspirasi terbesar buat Urban SkyFarm. Dengan menyontek desain alam, arsitek Aprilli bisa memanfaatkan perbedaan karakter masing-masing komponen pohon seperti akar, cabang, batang dan daun untuk berbagai jenis perkebunan. Bagian dahan dan daun misalnya cocok untuk menanam pohon yang membutuhkan banyak matahari. Sementara bagian batang bisa dibuat kebun hidroponik.
Foto: aprilli.com
Energi Bersih
Konsep SkyFarm disempurnakan dengan menambah produksi energi hijau. Selain panel surya seluas 3.200 meter persegi, menara hijau ini juga menggunakan turbin angin untuk memproduksi energi. Listrik yang dihasilkan bisa digunakan untuk pencahayaan dan pemanas di malam hari.
Foto: aprilli.com
Efisiensi Sumber Daya
SkyFarm juga menampung air hujan, memanfaatkannya untuk tanaman, mengolah limbahnya hingga bersih dan mendistribusikan air yang telah diolah ke saluran umum. "Taman ini dikonsep untuk menjadi pusat agrikultur buat komunitas lokal yang menyediakan ruang untuk kehidupan sosial dan ekonomi."
Foto: aprilli.com
Ruang Sosial
Jantung utama SkyFarm terletak pada konsep ruang sosial untuk publik umum. Hasil panen misalnya akan langsung dijual di pasar makanan yang terletak di lantai dasar. Konsepnya yang bersifat terbuka memungkinkan penduduk untuk bercocok tanam demi konsumsi pribadi, barter atau dijual. Aprilli ingin menjaga karakter sosial sebuah perkebunan kolektif pada Urban SkyFarm.
Foto: aprilli.com
Solusi Masa Depan
"Urban Skyfarm menciptakan ekosistem mini yang mengembalikan keseimbangan pada komunitas urban," tulis Aprilli dalam situsnya. Kendati desainnya mulai menua, konsep Urban SkyFarm yang mengubah lanskap urban menjadi ruang produksi hijau, paru-paru kota dan taman vertikal kini menjadi solusi paling ideal untuk kota masa depan.
Foto: aprilli.com
8 foto1 | 8
"Alasan utama kenapa saya terjun ke politik adalah karena saya marah sebagai warga," katanya. "Semua berada dalam kondisi buruk, banyak korupsi dan dan semua anak ingin pergi ke mall untuk bersenang-senang."
Untuk mengubah Bandung, Kamil memangkas birokrasi dan menciptakan kultur kerja yang inovatif dan berorientasi kinerja. Sejak 2013 dia meluncurkan 30 kebijakan baru yang kebanyakan diniatkan untuk mengurangi emisi Karbondioksida.
Salah satu Peraturan Daerah (Perda) yang digagas kang Emil mewajibkan pengembang membangun gedung yang efisien dalam penggunaan air dan energi, serta dilengkapi dengan fasilitas pemilah sampah untuk daur ulang dan mengelola ruang terbuka hijau untuk menyerap air ke dalam tanah.
Pemkot juga memastikan uji emisi terhadap kendaraan publik dan pribadi digelar setiap tiga bulan, kata Hery Antasari, Kepala Badan Perencanaan, Pembangunan dan Penelitian kota Bandung. Penduduk yang memiliki kendaraan berkadar emisi rendah mendapat stiker khusus agar diprioritaskan di semua area parkir.
Daftar Kota Indonesia Dengan Sistem Pemerintahan Terbuka
Konsep pemerintahan terbuka menjadi tren di Indonesia. Paradigma baru tata kelola pemerintahan itu melibatkan masyarakat sebagai penentu kebijakan. Inilah lima kota yang telah menerapkan konsep pemerintahan terbuka.
Foto: Getty Images/Ulet Ifansasti
DKI Jakarta
Sejak era Gubernur Joko Widodo Jakarta mulai menerapkan konsep Smart City yang ditandai dengan transparansi di hampir semua lini. Selain menyediakan data statistik dan keuangan, Pemprov DKI juga membuka portal layanan satu pintu dan laporan kinerja Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) hingga ke tingkat kecamatan yang bisa dipantau via aplikasi ponsel.
Foto: Getty Images/AFP/R. Gacad
Semarang
Semarang termasuk salah satu kota pertama di Indonesia yang menerapkan konsep pemerintahan terbuka. Terutama pelaku bisnis atau usaha bisa mengajukan izin secara online dan memantau prosesnya lewat aplikasi ponsel. Berkat terobosan itu aliran dana investasi ke Semarang melesat dari Rp. 357 milyar pada 2010 menjadi Rp. 10 trilyun pada 2016.
Foto: picture-alliance/Photoshot/Du Yu
Bojonegoro
Saban Jumat penduduk dan bupati Bojonegoro melakukan pertemuan terbuka di alun-alun kota. Dalam program Dialog Publik itu, masyarakat bisa menyampaikan aduan atau laporan mengenai kinerja perangkat daerah langsung ke pemerintah. Berkat keterbukaan tersebut, Bojonegoro terpilih menjadi salah satu kota percontohan untuk Pemerintahan Daerah Terbuka Tingkat Dunia pada 2016 silam.
Foto: picture-alliance/dpa/S.Gätke
Bandung
Melalui program Sabilulungan, pemerintah kota Bandung mengajak masyarakat ikut terlibat aktif menyusun atau menentukan proyek untuk bantuan sosial dan memantau aliran dananya. Dengan cara itu penduduk bisa membantu mencegah penyelewengan dana bantuan sosial.
Foto: Imago/Xinhua
Banda Aceh
Sejak 2016 lalu Banda Aceh menjadi proyek percontohan untuk program Open Government Indonesia (OGI) oleh Kementerian PPN/Bappenas. Selain menyediakan data dan mengelola kinerja perangkat daerah lewat aplikasi e-Kinerja, pemkot Banda Aceh juga melibatkan masyarakat menentukan kebijakan pembangunan melalui program SIPBM Online. (rzn/yf: OGI, Kompas, Tribun, Tempo, Detik)
Foto: Getty Images/Ulet Ifansasti
5 foto1 | 5
Sebanyak 30 taman dan ruang terbuka hijau yang kini tersebar di Bandung juga ikut menyumbang pada kualitas hidup penduduk, terutama keluarga. Warga juga didorong untuk bergotong royong membersihkan jalanan dari sampah, membangun taman kecil di lingkungan tinggalnya dan membuka pertanian urban di halaman belakang atau di atap rumah.
Pemkot juga menyediakan bus sekolah gratis dan mulai memperlebar trotoar, serta memberlakukan hari bebas kendaraan. Adapun pedagang makanan kini dilarang menggunakan kemasan styrofoam dan supermarket secara perlahan diminta mengurangi plastik sekali pakai.
Atas terobosan tersebut Bandung mendapat penghargaan Clean Tourist City Award dari Asosiasi Negara-negara Asia Tenggara (ASEAN), Januari silam.
"Saat saya kecil, setiap hari saya melihat tetes embun di atas daun. Sekarang tidak ada lagi," kenang kang Emil. "Jejak karbon yang rendah adalah tujuan yang logis dan mulia," imbuhnya.
Siapapun yang menggantikannya memimpin Bandung, Ridwan Kamil berjanji akan membawa kebijakan hijau yang ia terapkan ke level yang lebih tinggi. "Semua kualitas terbaik di Bandung akan saya implementasikan sebagai standar untuk satu provinsi."
rzn/hp (Reuters)
Bandung di Jantung Politik Dunia
Konferensi Asia Afrika 1955 menempatkan Bandung sebagai episentrum kekuatan politik negara berkembang. Pertemuan itu juga digunakan berbagai negara untuk mengusung agenda pribadi, termasuk untuk menolak negara Malaysia.
Foto: National Archives of the Republic of Indonesia
Episentrum Politik Dunia
Sebanyak 29 negara yang baru atau belum merdeka mencoba membebaskan diri dari himpitan neokolonialisme dengan berkumpul di Bandung. Setidaknya pada tanggal 18 April 1955, kota tersebut menjadi pusat episentrum kekuatan politik negara-negara berkembang yang muak dengan tekanan Perang Dingin.
Netralitas di Tengah Perang Dingin
Konfrensi Asia Afrika di Bandung diikuti oleh 23 negara Asia dan enam negara Afrika yang mewakili separuh penduduk Bumi. Saat itu Perang Dingin antara Uni Sovyet dan Amerika Serikat sedang memuncak. Konferensi di Bandung nantinya menjadi batu loncatan bagi terbentuknya kelompok negara-negara Non Blok.
Foto: National Archives of the Republic of Indonesia
Kepiawaian Nasser
Konferensi yang disiapkan oleh Ruslan Abdulgani itu antara lain dihadiri oleh Presiden Mesir, Gamal Abdul Nasser (3 dr. Ki.) dan pangeran Faisal Ibn Abdul Azis yang kemudian menjadi raja Arab Saudi (2 dr. Ki.) Terutama Nasser menjadi figur utama dalam konfrensi di Bandung. Ia antara lain berhasil membujuk negara lain mendukung kemerdekaan Tunisa, Aljazair dan Maroko dari penjajahan Perancis.
Foto: National Archives of the Republic of Indonesia
Misi Zhou
Perdana Menteri Cina, Zhou En Lai adalah nama mentereng lain yang hadir di Bandung. Zhou sempat selamat dari percobaan pembunuhan sesaat sebelum bertolak ke Indonesia. Di konfrensi Asia-Afrika pemimpin Cina itu memiliki misi besar, yakni memperkuat posisi Cina di dunia internasional dan mengisolasi Taiwan.
Foto: National Archives of the Republic of Indonesia
Loyalitas Tionghoa
PM Cina Zhou, tampak berbicara dengan Mufti Palestina Amin al Husaini, juga menandatangani deklarasi yang menyerukan kepada warga Tionghoa di luar negeri agar menyatakan loyalitas terhadap negara tempat tinggal dan bukan kepada Cina. Point tersebut adalah isu sensitif buat Indonesia dan beberapa negara lain yang hadir dalam konferensi.
Foto: National Archives of the Republic of Indonesia
Papua di Tangan Sukarno
Serupa kepala negara lain, Sukarno memanfaatkan Konferensi Asia Afrika buat mendorong agenda sendiri. Ia misalnya sukses memasukkan butir penolakan terhadap pembentukan negara Malaysia oleh Inggris dan membetoni klaim Indonesia atas Papua Barat.
Foto: Getty Images
Lima Menentang Adidaya
Kendati kemudian menghilang, Konferensi Asia-Afrika membuka jalan bagi terbentuknya Gerakan Non Blok yang digalang oleh Sukarno, Gamal Abdul Nasser, PM India Jawaharlal Nehru, Presiden Ghana Kwame Nkrumah dan Presiden Yugoslavia, Josip Broz Tito. Kelima negarawan sepakat menerapkan konsep "netralitas positif" untuk menghindari himpitan dua adidaya, Uni Sovyet dan Amerika Serikat.
Foto: National Archives of the Republic of Indonesia