Selama hampir separuh abad Romo Prier membantu membangun tradisi musik liturgi Katolik Indonesia yang vakum sejak ditinggal Belanda. Kini ia menjadi korban keganasan di kota yang ia cintai dan perlahan menjadi intoleran.
Iklan
"Datanglah ke Indonesia. Memang panas, tapi dijamin tidak membosankan," tulis seorang misionaris kepada Karl Edmund Prier tahun 1957. Negeri berpeluh di ujung dunia itu sejatinya adalah tempat terakhir yang ingin dikunjungi Karl muda.
Sejak usia 12 tahun murid Ordo Yesuit itu terpesona oleh salju abadi benua Arktik, oleh kisah heroik sekelompok misionaris yang membelah es demi memperkenalkan Tuhan pada suku Eskimo.
Ke utara ia ingin berkelana.
Toh hatinya tertambat di tempat lain. Di negeri yang panas dan bergolak oleh perang ideologi, yang digerus kemiskinan dan penuh luka akibat penjajahan. "Takdir," ujarnya soal alasan pindah ke Indonesia.
Penggalan kisah masa lalu itu kembali menyeruak setelah serangan amok di Gereja Santa Lidwina Bedog, Yogyakarta, Minggu (11/2). Romo Prier menderita luka di kepala saat seorang bernama Suliyono menghunus parang dan menyerang jemaat yang sedang beribadah. "Saya melihat orang itu mengancam tapi saya tidak lari. Kena pukulan. Itulah salah saya," kisahnya saat dikunjungi Sri Sultan Hamengkubuwono X di rumah sakit.
Keluarga Muslim Jaga Gereja Makam Suci
Meski terdapat enam golongan Kristen saling berbagi Gereja Makam Suci di Yerusalem, kunci gereja dipercayakan pada keluarga Muslim, yang selama ratusan tahun menjaga gereja itu.
Foto: picture-alliance/dpa
Gereja Makam Kudus
Inilah Gereja Makam Kudus atau gereja makam Suci di Yerusalem (The Holy Sepulchre). Ini merupakan sebuah gereja Kristen di Kota Tua Yerusalem, yang dipercaya orang Kristen sebagai tempat Yesus disalib, dimakamkan dan dan mengalami kebangkitan.
Foto: Reuters/Cohen
Enam Golongan Kristen
Gereja ini terbagi dalam enam golongan Kristen, yakni Ortodoks Yunani, Ortodoks Armenia, Katholik, Ortodoks Siria, Ortodoks Koptik Aleksandria-Mesir, dan Ortodoks Ethiopia Tewahedo. Katholik Roma, Yunani, dan Armenia -- memegang 70 persen kepemilikan gereja. Tak jarang terjadi percekcokan di antara mereka.
Foto: Reuters/Cohen
Alasan manajemen
Ke-6 golongan Kristen yang berbagi gereja ini sulit menyepakati banyak masalah praktis seperti perbaikan, bahkan pembersihan gereja. Ada kekuatiran bahwa jika salah satu dari mereka memegang kunci, mereka bisa saja mengunci agar yang lain tak bisa masuk. Maka salah satu alasan ini diyakini sebagai alasan kunci diserahkan pada keluarga Muslim.
Foto: G.Tibbon/AFP/Getty Images
Tradisi Nenek Moyang
Nusseibeh adalah keluarga Muslim Yerusalem kuno -- yang turun-temurun dari zaman Nabi Muhammad. Mereka memegang kunci Gereja Makam Suci di Yerusalem. Dua jam setelah matahari terbenam, mereka mengunci gereja dan membukanya sebelum fajar, setiap pagi. Ini tradisi sejak zaman nenek moyang mereka selama ratusan tahun. Keluarga Nusseibeh sendiri tinggal di luar Kota Tua.
Foto: picture-alliance/Marius Becker
Sang Penjaga
Wajeeh Nusseibeh adalah penjaga pintu saat ini. Keluarganya telah melakukannya lebih dari 1.300 tahun, meskipun ada satu celah selama 88 tahun, ketika Tentara Salib Kristen memerintah Yerusalem pada abad ke-12. Kisah tetntang ini pernah difilmkan dengan judul: Im Haus Meines Vaters Sind Viele Wohnungen (Di Rumah Bapakku Banyak Apartemen).
Foto: X-Verleih
Harus Pulang tepat Waktu
Para biarawan yang tinggal di dalam harus tepat waktu untuk pulang. Jika tidak, terpaksa bermalam di tempat lain. Ini ritual terperinci. Ritualnya, begitu pintu dari kayu tebal ditutup, seorang biarawan di dalam mendorong tangga lewat lubang yang sengaja dibangun, sehingga orang dari luar hanya bisa memanjat untuk mencapai kunci paling atas.
Foto: picture alliance/Bildagentur huber
Peziarah datang dari Segala Penjuru
Peziarah datang dari berbagai penjuru dunia. Banyak di antara mereka yang terharu saat menyentuh batu di pintu masuk, dimana tubuh Yesus dibaringkan setelah diturunkan dari kayu salib. Setiap masa prosesei keagamaan, gereja ini dipadati peziarah.
Foto: Reuters/Cohen
Di Bawah Satu Atap
Biarawan dari gereja Armenia memulai prosesi di sekitar makam, sementara para biarawan Katholik berjarak tak jauh di depan mereka. Ibarat kompetisi bagi telinga Tuhan. Ini satu-satunya gereja di dunia dimana gereja timur dan barat memuji Tuhan, di bawah atap yang sama, pada saat bersamaan.Tentu saja terkadang ada beberapa perbedaan pendapat.
Foto: Tibbon/AFP/Getty Images
Dari Perselisihan Hingga Kekerasan
Terkadang, perbedaan pandangan berujung pada kekerasan, seperti pada perayaan Paskah Ortodoks tahun 1995. Tampak polisi Israel baku hantam dengan pemuda Kristen yang ambil bagain dalam perayaan itu. Pada umumnya konflik terjadi karena sengketa batas wilayah. Pihak yang satu cemas jika pihak yang lain mencoba melanggar batas wilayah yang bukan miliknya.
Foto: AP
9 foto1 | 9
Selama lebih dari separuh abad hidup di Yogyakarta, Romo Prier turut menyaksikan betapa kota yang ia cintai itu berubah makin intoleran. Di sinilah ia belajar mencintai budaya dan musik Jawa. Di Yogya pula ia bertekad membantu membangun dunia musik liturgi Katolik di Indonesia yang vakum setelah ditinggal Belanda.
Kini karyanya dinyanyikan saban minggu di gereja-gereja. Ia turut mengarang kumpulan lagu Misa Raya II, atau Hendaklah Langit Bersuka Cita yang ia tulis pada 1967, hanya tiga tahun setelah menjejakkan kaki di nusantara. Irama liturgi yang dulunya kental budaya Gregorian khas Eropa, oleh Romo Prier dibuat mengalun dalam corak lokal, dengan gamelan dan alat musik tradisional lainnya.
"Liturgi diharap mencari wajah pribumi dan menimba dari kekayaan musik setempat," tuturnya. "Saya kira adalah sebuah pencapaian, bahwa orang kini bisa bangga Indonesia memiliki tradisi musik gereja," ucap Romo Prier soal peran Pusat Musik Liturgi di Yogyakarta yang dia dirikan hampir separuh abad silam.
Sang Romo saat ini masih terbaring di Rumah Sakit Panti Rapih setelah menjalani operasi di kepala. Kondisinya terus membaik, kata tim dokter. Ia beruntung sayatan parang Suliyono hanya melukai kulit kepala. Namun kasus penyerangan Gereja Santa Lidwina lagi-lagi mengungkap wajah muram intoleransi di Indonesia.
"Sekali lagi, tidak ada tempat bagi mereka yang tidak mampu bertoleransi di negara kita, di Indonesia, apalagi dengan cara-cara kekerasan, berujar saja tidak, apalagi dengan cara kekerasan," kata Presiden Joko Widodo. "Masyarakat kita ini sudah puluhan tahun bisa hidup bersama dengan pemeluk keyakinan yang beragama dan berbeda," imbuhnya.
Kejutan di Balik Makam Yesus
Selama 60 jam tim Arkeolog Yunani berkesempatan membuka dan meneliti tempat pembaringan terakhir Yesus Kristus. Apa yang mereka temukan mengejutkan ilmuwan
Foto: A.Gharabli/AFP/Getty Images
Mati dan Bangkit Kembali
Gereja Makam Kudus di Yerusalem adalah situs suci paling penting buat umat Kristiani. Menurut keyakinan Kristen, gereja tersebut berdiri di atas lokasi penyaliban Yesus Kristus. Di sini pula ia dimakamkan setelah meninggal dunia dan bangkit kembali beberapa hari kemudian. Setiap tahun jutaan umat Kristiani menyambangi makam Yesus untuk berdoa.
Foto: A.Gharabli/AFP/Getty Images
Aedicula dalam Bahaya
Di atas makam Yesus berdiri sebuah kapel yang telah mengalami kerusakan sejak gempa bumi tahun 1927. Untuk menyelamatkan Aedicula ini tim arkeologi antara lain harus memindahkan lempengan marmer yang menutup makam Yesus.
Foto: Getty Images/AFP/G. Tibbon
Peziarah di Siang Hari
Untuk tetap memberikan akses bagi para peziarah, tim arkeolog dan restorator hanya boleh bekerja malam hari. Gereja Makam Kudus di Yerusalem dikelola secara kolektif oleh Gereja Ortodoks Yunani, Katholik Roma dan gereja Ortodoks Armenia. Adapun umat Kristen Protestan tidak terwakili di gereja ini.
Foto: picture-alliance/AP Photo/S. Scheiner
Berlapis Marmer
Selama berabad-abad makam Yesus dibiarkan kosong. Tapi ketika dibuka, arkeolog menemukan batu-batuan dan lempengan marmor lain. Lempengan tersebut diyakini berasal dari abad ke 12. Peneliti mengatakan lempengan marmer dipasang untuk melindungi bagian dalam makam dari tangan jahil peziarah
Foto: Getty Images/AFP/G. Tibbon
Batu Suci
Tim arkeolog bentukan Uniersitas Teknik Athena berharap menemukan bongkahan batu gamping yang diyakini menjadi makam Yesus. Bongkahan tersebut ditutup oleh lempengan marmer, setidaknya sejak tahun 1555.
Foto: Getty Images/AFP/G. Tibbon
Tertutup untuk Selamanya
Setelah mendokumentasikan semua temuan, tim arkeolog Universitas Athena kembali menutup makam Yesus dan merestorasi lempengan marmer asli yang sebelumnya rusak. Makam ini tidak akan lagi dibuka selama setidaknya beberapa abad mendatang. "Konservasi yang kami implementasikan diniatkan untuk bertahan selamanya," kata Antonia Moropoulou, Wakil Rektor Universitas Teknik Athena.