Manusia miliki insting rasa takut sebagai hasil evolusi. Kini buat pengidap takut ketinggian atau Akrofobia, dikembangkan terapi unik didukung teknologi realita virtual, yang efektif membantu pengidap rasa takut itu.
Iklan
Terapi Realita Virtual Atasi Takut Ketinggian
04:16
Pemandangan dari loteng rumahnya adalah mimpi buruk bagi Nicole Vehring. Ia menderita takut ketinggian - bahkan saat membersihkan jendela
"Tidak enak. Saya hanya memandang ke atas, dan ini saya tidak suka. Saya gemetar. Saya memegang jendela bukan supaya ia tidak menutup, melainkan supaya punya pegangan", ujar Nicole terus terang.
Hanya beberapa kilometer dari sana: ada bangunan yang disebut Bottroper etraeder.
Puncaknya sepuluh kali lipat lebih tinggi daripada loteng rumah Nicole. Bagi banyak orang ini salah satu atraksi di kawasan Ruhr. Tapi bagi Nicole ini stres murni.
5 Hal yang Paling Ditakuti Manusia
Takut pada kegelapan, orang asing, sendirian sebagian dari pengalaman emosi pada anak-anak. Seiring dengan bertambahnya usia, bentuk ketakutan pun bertambah. Berikut beberapa hal yang paling ditakuti oleh manusia:
Foto: Fotolia
Kematian
Semua orang tahu dan tidak bisa menolaknya, kehidupan akan berakhir dengan kematian. Namun begitu, hal yang pasti ini merupakan rasa takut paling utama yang dimiliki manusia. Sebagian besar merasa takut atau mencemaskan, apa yang akan terjadi setelah kematian. Dan tidak sedikit yang mengidap Thanatofobia, ketakutan berlebihan akan datangnya ajal.
Foto: Imago/epd
Kehilangan
Kebersamaan adalah saat-saat yang paling membahagiakan dalam hidup. Namun dalam tiap kebersamaan ada juga kehilangan, sesuatu yang ditakuti manusia. Kehilangan, seperti perpisahan, perceraian ataupun kematian, akan membuat seseorang menjadi begitu terpukul dan merasa sedih, dan kerap meningkat menjadikan orang mengidap stress dan depresi.
Foto: Fotolia/muro
Kegagalan
Suskses, salah satu yang selalu dinginkan manusia. Namun, tidak semua yang kita lakukan berjalan seperti yang diharapkan. Banyak orang takut menghadapi kegagalan. Ketakutan ini timbul biasanya karena tidak begitu merasa yakin pada dirinya sendiri dan menganggap kegagalan sebagai satu ancaman. Atychiphobia, ketakutan yang berlebihan terhadap kegagalan, membuat seseorang tidak mau memulai sesuatu.
Foto: Fotolia/konradbak
Kemiskinan
Semua orang menginginkan kehidupan yang layak dan berkecukupan. Memiliki harta kekayaan menjadi salah satu tujuan hidup banyak orang. Hal ini kerap membuat orang sangat takut jatuh miskin atau kehilangan harta benda. Peniaphobia, ketakutan berlebihan akan menjadi miskin, kadang menjadikan orang menghalkan segala cara dengan tujuan utama mendapatkan uang, atau bahkan menjadi serakah.
Foto: picture-alliance/dpa/K.J. Hildenbrand
Penolakan
Keinginan agar kehadirannya diterima oleh orang lain merupakan perasaan dasar yang dimiliki manusia sebagai mahluk sosial. Banyak orang bahkan sangat bergantung pada pengakuan atau penilaian orang lain, sehingga malah menimbulkan rasa takut yang kemudian membuat orang menarik diri karena takut ditolak. Mereka akhirnya menjauhkan diri dari orang-orang, lingkungan dan bahkan keluarga.
Foto: Fotolia/ lassedesignen
5 foto1 | 5
Nicole mengatakan mengapa ia takut: Ya, ketinggiannya… orang bisa jatuh kapan saja. Dan ini hanya ditahan tali. Tidak bagus." Ia sudah sering berusaha memerangi rasa takunya. Tapi tanpa hasil.
"Tadi saya agak berani, tapi sekarang saya merasa kalau melepas pegangan saya tidak bisa lagi. Sekarang cukup sampai sini. Tidak perlu terus. Kalau sekarang bersama anak-anak ingin terus ke atas, saya pasti merasa gagal, karena saya tidak bisa ikut. Memang sedih, karena saya tidak bisa terus. Tapi rasa takut akhirnya menang."
Terapi unik didukung realita virtual
Di Universitas Regensburg ada harapan bagi pengidap rasa takut. Di sini, pakar terapi Andreas Mühlberger dan Theresa Wechsler bertekad memerangi rasa takut.
Di realita virtual mereka mengkonfrontasikan Nicole dengan bangunan, yang membuatnya menyerah dalam hidup sesungguhnya. Bottroper Tetraeder adalah konstruksi yang hanya terdiri dari kerangka. Di dunia virtual ini juga tempat yang tepat untuk terapi rasa takut.
10 Hal yang Mungkin Anda Takuti
Pernahkah Anda merasa takut akan sesuatu yang sebenarnya tidak masuk akal? Bisa jadi Anda menderita fobia. Berikut 10 jenis fobia yang mungkin belum Anda kenal.
Foto: RPM - Fotolia.com
Efebifobia
Takut akan remaja
Foto: Fotolia/Sergey Nivens
Coulrofobia
Takut badut
Foto: Fotolia/Lisa F. Young
Arachibutyrofobia
Rasa takut akan selai kacang yang menempel di langit-langit mulut
Foto: picture-alliance/Bildagentur-online
Akustikofobia
Takut kebisingan
Foto: Fotolia/Jürgen Fälchle
Didaskaleinofobia
Takut pergi ke sekolah
Foto: Fotolia/Mikael Damkier
Ablutofobia
Takut mandi
Foto: apops - Fotolia
Pogonofobia
Takut jenggot
Foto: Fololia/farbkombinat
Chorofobia
Takut menari
Foto: Fotolia/J. Stutz
Paraskavedekatriafobia
Takut akan hari Jumat tanggal 13
Foto: BilderBox
Genufobia
Takut lutut
Foto: RPM - Fotolia.com
10 foto1 | 10
Begini tanya jawab saat terapi:
Bisa Anda katakan, sejauh apa Anda berhasil kemarin?
Saya rasa saya tidak bisa mencapai platform pertama
Setinggi apa rasa takut anda? Antara 0 sampai 100?"
Lambat laun naik ke 70. Sekarang saya masih berdiri di bawah.
Seberapa tinggi sekarang?
Sekarang,saya rasa... 100
Ja.
Kalau begitu kita berenti sebentar di sini
Inilah rasa takut maksimal. Walaupun Nicole sebenarnya tahu, bahwa itu hanya terjadi di dalam pikirannya. Mengapa tidak mendaki menara sebenarnya?
"Itu masalah eksposisi pada realita, dan jarang diterapkan. Karena di satu sisi rumit, dan di sisi lain banyak yang menjauhkan diri dan tidak bisa membayangkan untuk ikut dalam terapi semacam ini. Lebih mudah dan siap, jika dicoba di realita virtual terlebih dahulu. Dan di sana mereka dikonfrontasi dengan situasi takut", papar ahli terapi Andreas Mühlberger
Sukses tergantung ilusi
Semakin sempurna sebuah ilusi, semakin baik terapi berfungsi. Para psikolog membantu: dengan simulasi angin dari ventilator dan jalan yang bergoyang..
Tiga hari lalu di sinilah Nicole terpaksa berhenti.
Ok, sekuat apa rasa takut?
Nol
Ada simptom? Tidak? Bisa lanjut?"
Ja
Sekarang Nicole bahkan tidak butuh pegangan.
"Da wird es jetzt luftiger. Hüpf. Hööö. Super. Haha"
Di sana, di mana ada pembangunan. Di belakangnya. Di sana kami tinggal. Saya merasa panas. Tapi mungkin karena memanjat menara."
Kesuksesan besar – setidaknya untuk waktu singkat. Dengan pasien lain tidak sesukses ini. Tapi Nicole berhasil mencapai tujuannya dengan terapi Realita Virtual. Ia kini bebas dari rasa takut.
(DWInovator)
Begini Jika Anda Pemberani
Perasaan takut adalah sesuatu yang wajar sebagai hasil evolusi manusia. Tetapi jika berlebihan bisa menjadi beban hidup. Ada cara untuk mengatasinya. Yang utama: jangan biarkan rasa takut berkembang.
Foto: Fotolia/fovito
Tidak Mengabaikan Rasa Takut
Rasa takut bisa saja diabaikan. Tetapi orang tidak mungkin jadi pemberani, jika tidak ada rasa takut yang harus dihadapi dan ditaklukkan. Dengan mengakui adanya rasa takut, orang sudah mengambil langkah pertama yang berani. Yang penting dalam hal ini adalah mengidentifikasi rasa takut, misalnya rasa takut pada kucing hitam. Tapi jangan memberikan penilaian apapun, baik buruk maupun bagus.
Foto: MEHR
Mempertanyakan Asal dan Penyulut Takut
Rasa takut bisa sangat abstrak, misalnya: takut pergi kuliah. Mungkin penyebabnya adalah takut gagal. Jika tahu persis apa yang menyulut rasa takut, orang bisa mulai mengambil langkah untuk mengatasinya. Jangan lupa, memikirkan penyulut rasa takut juga sudah merupakan langkah yang berani.
Foto: Fotolia/fasphotographic
Tidak Mengutamakan Rasa Aman
Berbagai studi tunjukkan, orang menjadikan rasa aman sebagai hal terpenting dalam hidup. Orang cenderung tolerir pekerjaan yang mereka benci, atau hubungan yang membuat mereka menderita, hanya karena takut tinggalkan situasi yang aman. Untuk mengatasi takut, orang harus menurunkan perasaan aman dari posisi terpenting dalam hidup. Mungkin dengan cara itu Anda malah jadi lebih sukses.
Foto: Fotolia/lassedesignen
Jadikan Rasa Takut Acuan Ambil Tindakan
Jika rasa takut disebabkan hal yang tidak bisa Anda kontrol, misalnya ekonomi memburuk, pikirkan dan tulis langkah yang bisa diambil untuk antisipasi. Jika sudah selesai, beranikan diri untuk melupakan, karena memang hanya itu yang bisa dilakukan. Jika rasa takut bisa dikontrol (menulis e-mail, menelpon seseorang, dsb.) ambil waktu untuk persiapan, kemudian lakukan sekarang juga.
Foto: Fotolia/Stefan Schurr
Belajar Relaksasi
Jika orang takut, tubuh memberikan reaksi. Mekanisme alami sesuai evolusi adalah dorongan untuk menyerang atau lari. Teknik relaksasi bisa digunakan untuk mengatasi dorongan ini. Dengan relaksasi, Anda "mengatakan" kepada tubuh bahwa tidak ada bahaya dan situasi aman. Jika tenang, Anda bisa memberikan reaksi lebih baik atas situasi.
Foto: Colourbox/Pressmaster
Kontrol Imajinasi
Kemampuan berimajinasi adalah sesuatu yang positif. Itu memungkinkan orang memikirkan apa yang bisa terjadi, dan menghadapinya. Beranikan diri untuk membayangkan hal yang positif. Misalnya: apa yang akan terjadi jika proyek Anda sukses. Di samping itu, lebih baik jika tidak terlalu banyak membayangkan masa depan.
Foto: Fotolia/olly
Fokuskan Diri Pada Aspek "Seru"
Perhatikan dan fokuskan diri pada aspek rasa takut yang menyenangkan. Misalnya: terakhir kali naik roller coaster, Anda ketakutan, tapi disamping itu ada rasa seru dan menyenangkannya juga. Coba bayangkan: hidup tanpa rasa takut, dan tanpa keberanian untuk melawan takut, pasti membosankan.
Foto: Getty Images/Afp/T. Kienzle
Melihat Rasa Takut Sebagai Peluang
Rasa takut bisa digunakan untuk mengidentifikasi masalah, dan menyelesaikannya dengan efektif. Itu ibaratnya jadi bendera merah yang memberi peringatan atas "bahaya" yang harus Anda perhatikan. Jika rasa tak nyaman dan gelombang pertama rasa takut sudah lewat, analisa hal yang membuat takut, supaya Anda bisa belajar darinya.