Pejabat kesehatan di Korea Selatan menyetujui tes baru yang dirancang untuk mendeteksi COVID-19 dan influenza dari sampel yang sama, yang akan mengurangi beban di rumah sakit saat pandemi meluas hingga musim flu tiba.
Iklan
Korea Selatan telah berjuang untuk membendung penyebaran virus corona, yang menurut beberapa ahli dapat menyebar lebih luas selama musim dingin ketika orang-orang lebih banyak menghabiskan waktu di dalam ruangan.
Badan Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Korea pada hari Rabu (04/11) melaporkan 118 kasus baru COVID-19, yang kebanyakan infeksi berasal dari daerah padat penduduk, Seoul. Beban kasus nasional telah mencapai 26.925, termasuk 474 kasus kematian.
"Meskipun otoritas kesehatan berupaya untuk melacak kontak dan menekan penularan, upaya seperti itu telah melampaui kecepatan penyebaran virus," kata pejabat senior Kementerian Kesehatan Yoon Taeho.
Bagaimana Sekolah di Korea Selatan Terapkan Protokol Corona
Korea Selatan menetapkan aturan ketat ketika membuka lagi sekolah-sekolah. Para siswa antara lain wajib memakai masker, diperiksa suhu tubuhnya ketika memasuki kompleks sekolah dan ada jarak aman di ruang kelas.
Foto: picture-alliance/Photoshot
Masa sekolah yang tertunda
Seorang anak laki-laki memegang tangan ibunya dari seberang penghalang saat kembali ke sekolah untuk masa liburan musim semi yang tertunda di Gwangju, Korea Selatan. Pemerintah mulai membuka sekolah secara bertahap di seluruh negeri, bahkan ketika ada peningkatan jumlah kasus virus corona dalam beberapa hari terakhir.
Foto: Reuters/Yonhap News Agency
Ruang kelas didisinfeksi
Ruang kelas didisinfeksi sebelum para siswa memasuki gedung sekolah di Seoul. Pada fase pertama pembukaan sekolah, murid senior sekolah menengah lebih dulu kembali ke kelas pada 20 Mei lalu.
Foto: Reuters/Yonhap News Agency
Menjaga keselamatan siswa
Para guru memeriksa pembatas yang dipasang untuk memastikan keamanan siswa ketika mereka kembali ke ruang kelas di Daegu. Akhir Februari, lalu kota Daegu melaporkan wabah virus corona besar pertama di luar Cina, yang mengakibatkan lonjakan besar pada angka infeksi COVID-19 Korea Selatan.
Foto: picture-alliance/dpa/Yonhap News Agency
Menjaga kebersihan
Siswa sekolah diwajibkan menggunakan pembersih tangan ketika kembali ke sekolah minggu lalu. Tahap kedua pembukaan sekolah sudah dimulai pada 3 Juni, melibatkan siswa tahun pertama di sekolah menengah atas dan tahun kedua di sekolah menengah pertama, dan tahun ketiga dan keempat di sekolah dasar.
Foto: picture-alliance/AP Photo/L. Jin-Man
Pemeriksaan suhu tubuh
Siswa menunggu dalam antrean ketika staf melakukan pemeriksaan suhu tubuh dengan kamera pencitraan termal di Chungju, Korea Selatan. Fase pembukaan sekolah minggu lalu membawa hampir 1,8 juta siswa kembali ke sekolah.
Foto: Reuters/Yonhap News Agency
Wajib jaga jarak aman
Aturan protokol kesehatan mewajibkan meja setiap siswa ditempatkan pada jarak aman. Dalam banyak kasus, sekolah juga memasang partisi untuk mencegah penyebaran virus. Korea Selatan sempat mengalami kenaikan kasus gelombang kedua dari klub malam dan acara kebaktian di gereja.
Aturan ketat diberlakukan di seluruh area sekolah. Foto menunjukkan suasana di kantin sekolah dasar di Chuncheon, yang dilengkapi dengan dinding pembatas transparan.
Foto: picture-alliance/dpa/Yonhap News Agency
Masker harus selalu digunakan
Juga pada jam pelajaran olahraga, para siswa di sekolah menengah di Gwacheon wajib memakai masker. Selain sanitasi rutin dan pemeriksaan suhu tubuh, masker wajib digunakan sepanjang waktu, kecuali untuk makan.
Foto: picture-alliance/dpa/Yonhap News Agency
Tekanan luar biasa
Seorang siswa sekolah dasar disambut para guru dalam kostum binatang di Daegu. Tekanan besar untuk implementasi protokol kesehatan ada di pundak para guru, yang bertanggung jawab memeriksa kesehatan siswa dengan sistem diagnostik mandiri dan melaporkannya secara online. (hp/rap)
Foto: picture-alliance/AP Photo/K. Hyun-Tai
9 foto1 | 9
Tes tunggal untuk COVID-19 dan flu
Tes baru yang menargetkan gen spesifik untuk COVID-19 dan flu musiman merupakan evolusi tes PCR, yang digunakan untuk mendeteksi COVID-19 dari sampel yang diambil dari hidung atau tenggorokan.
Laboratorium menggunakan sebuah mesin khusus untuk memperkuat materi genetik sehingga bagian terkecil virus dapat dideteksi.
COVID-19 dan flu sulit dibedakan dari gejalanya, namun dengan tes tunggal ini "akan membuat nyaman pasien dan juga mengurangi beban pekerja medis,'' kata Yoon.