Perundingan sengketa atom Iran mencapai kesepakatan. Diplomat kedua pihak mengkonfirmasi tercapainya "deal" dalam perundingan di Wina. Para jururunding kedua pihak masih gelar sidang terakhir bahas rinciannya.
Iklan
Iran dan mitra perundingan lima negara pemilik hak veto di Dewan Keamanan PBB, Amerika Serikat, Rusia, Cina, Inggris dan Perancis ditambah Jerman yang disebut Grup 5+1 mencapai kesepakatan bersejarah dalam perundingan sengketa atom Iran yang digelar di Wina. Diplomat kedua pihak mengkonfirmasi Selasa (14/7) tercapainya "deal" dalam perundingan yang rencananya tuntas 30 Juni dan telah diperpanjang beberapa kali itu.
"Semua kerja keras berbuah hasil dan kami berhasil mencapai kesepakatan", ujar seorang diplomat tinggi Iran kepada kantor berita Reuters. Juga secara senada seorang diplomat senior negara barat kepada kantor berita AP mengungkapkan kesepakatan yang dicapai kedua belah pihak. Saat berita ini diturunkan belum ada konfirmasi resmi dari pejabat tertinggi dalam perundingan itu.
Catherine Ray, jurubicara petugas urusan luar negeri Uni Eropa Frederica Mogherini menyatakan, delgasi Iran dan delegasi Grup 5+1 akan melanjutkan sidang final pukul 10.30 waktu Eropa. Lebih lanjut disebutkan, jika "deal" sudah diresmikan, para pihak yang berunding akan menggelar konferensi pers bersama.
Ambisi Program Atom Iran
Iran berulang kali menegaskan, program atomnya murni hanya untuk tujuan sipil. Tapi, pemanfaatan energi atom untuk tujuan sipil dan keperluan militer, hanya terpaut satu langkah.
Foto: Getty Images/AFP
Apa Niat Terselubung Iran?
Sejak bertahun-tahun memperluas know-how di bidang teknik nuklir. Badan energi atom internasional-IAEA meyakini, Iran hingga paling tidak hingga tahun 2010, berusaha membuat bom atom.
Foto: aeoi.org.ir
Ingin Bukan Berarti Bisa
Tapi juga diketahui, untuk memproduksi senjata atom yang berfungsi, termasuk sistem roket peluncurnya, merupakan tantangan teknologi sangat berat. Sederhananya, ada lima langkah yang harus ditempuh, dan tidak semua negara memiliki kemampuan itu.
Foto: aeoi.org.ir
Langkah Pertama : Material
Untuk membuat bom atom diperlukan unsur Uranium yang diperkaya atau Plutonium dengan kemurnian tinggi. Dalam hal ini Iran memiliki cukup cadangan Uranium, misalnya dari pertambangan Sarghand, yang ditambang untuk reaktor nuklir sipil. Artinya syarat pertama sudah terpenuhi.
Foto: PD
Langkah Kedua : Pengayaan Uranium
Uranium harus diperkaya menggunakan peralatan sentrifugal gas, agar lebih mudah meluruh. Untuk senjata atom, diperlukan pengayaan hingga 85 persen. Iran membeli sentrifugal canggih itu dari luar negeri, lewat perusahaan bayangan. November 2012 dilaporkan, Iran sudah mencapai tingkat pengayaan 20 persen.
Foto: picture-alliance/dpa
Langkah Ketiga : Hulu Ledak Nuklir
Uranium yang diperkaya kadar tinggi saja tidak cukup, untuk membuat bom atom yang bisa meledak. Para teknisi dan insinyur juga harus mampu mencetak logam berat itu menjadi bentuk tententu, agar lewat impuls terarah, bisa dipicu reaksi berantai. Sejauh ini tidak diketahui, apakah Iran sudah menguasai teknik ini.
Foto: picture-alliance/dpa
Langkah Keempat : Pemicu Ledakan
Teknik pemicu ledakan pada bom atom mirip sumbu peledak senjata konvensional. Iran sudah menguasai tekniknya. Selain itu, para ilmuwan Iran sudah membuat model algoritma dan melaksanakan ujicoba simulasi sifat-sifat hulu ledak.
Foto: AFP/Getty Images
Langkah Kelima : Sistem Roket Pengangkut
Iran juga sudah sukses mengujicoba roket yang bisa dimuati hulu ledak nuklir. Roket jarak menengah Shabab-3 sebuah varian dari roket Korea Utara Nodong-1, mampu mencapai sasaran sejarak 2000 kilometer.
Foto: picture-alliance/dpa
Keinginan Memiliki Senjata Nuklir
Tanpa pengawasan, sebuah program atom untuk tujuan sipil nyaris tidak bisa dibedakan dari yang bertujuan militer. Pada dasarnya instalasi tekniknya sama. Pertanyaan apakah Iran mampu membuat bom atom, atau sudah direalisasikan, jawabannya sangat tergantung dari keinginan para penguasa di negara itu.
Foto: Getty Images/AFP
8 foto1 | 8
Para pengamat menyebut, "deal" itu antara lain akan menjamin bahwa Iran tidak berusaha membuat senajat nuklir dan mengurangi jumlah sentrifugal yang dimiliki Teheran. Selain itu Iran harus mentaati aturan ketat yang ditetapkan oleh IAEA dan mengijzinkan pengawasann oleh inspektur atom internasional. Sebagai imbalannya, negara-negara barat dan PBB akan mencabut sanksi ekonomi terhadap Iran. Saat ini masih yang dipersoalkan adalah jadwal pencabutan sanksi serta jangka waktu berlakunya kesepakatan.