1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Terima Kasih Belanda Bagi Beatrix

Dyan Kostermans29 Januari 2013

Ratu Belanda Beatrix mengumumkan pengunduran dirinya. 30 April ia akan menyerahkan mahkota kerajaan kepada putranya Willem-Alexander.

epa03553839 Dutch Queen Beatrix delivers a speech during a state banquet in Singapore, 24 January 2013. The Queen is on an official state visit to Singapore together with Prince Willem-Alexander and Princess Maxima. EPA/ROBIN UTRECHT +++(c) dpa - Bildfunk+++
Ratu Belanda BeatrixFoto: picture-alliance/dpa

Sudah tiba waktunya "menyerahkan tanggung jawab negara ini ke tangan generasi baru," demikian disampaikan Ratu Beatrix dalam pidatonya yang disiarkan langsung lewat radio dan televisi. Lebih dari 7,4 juta warga Belanda Senin (28/1) malam menyaksikan pidato televisi ratunya yang mengumumkan pengunduran diri. Harian-harian pada edisi Selasa (29/1) banyak yang terbit dengan halaman ekstra bewarna oranye yang berisi kilas balik hampir 33 tahun masa kekuasaan Beatrix. Pada 31 Januari nanti Ratu Belanda itu akan berusia 75 tahun. Dan ia sudah memimpin kerajaan Belanda sejak 30 April 1980.

Ratu Beatrix saat sampaikan pidato turun tahta (28/1)Foto: Reuters

Kesadaran Luar Biasa akan Tugasnya

Satu hari setelah pengumuman turun tahta, Ratu Beatrix dihujani pujian dan ucapan terima kasih. Warga Belanda menyampaikan ucapan terima kasih mendalam. "Danke Majestät" demikian judul harian kuning Belanda "De Telegraaf". Sementara harian De Volksrant menghargai sang ratu sebagai "Ibu Negara."

Seniman dan politisi seluruh partai juga memuji masa tugas sang ratu. Sebagai "Simbol kesatuan nasional" seperti yang pernah julukan yang diberikan oleh penulis dan pakar bangsawan Han van Bree, serta "Manajer Monarki" Beatrix amat dicintai warganya. Dan dalam politik Belanda yang demokratis, pimpinan monarki itu memanikan peranan penting.

Ratu Belanda BeatrixFoto: Reuters

Akhir Sebuah Era

"Saya tidak mencari kehormatan kerajaan, melainkan menerimanya," demikian pernah dikatakan Beatrix. Ratu adalah pekerjaannya. "Direktur Utama Perusahaan Belanda," julukan yang sering bernada sindiran tapi juga sebagai pengakuan. Ia bekerja keras, selalu memiliki informasi yang baik dan luar biasa sadar akan tugasnya, demikian pujian semua jurnalis yang pernah bekerja sama dengan Beatrix. Sejumlah jurnalis juga mengritiknya sebagai "selalu ingin mengawasi."

Kanselir Jerman memuji Ratu Belanda itu dengan rasa hormat. "Terutama yang amat dihargai adalah jasa sang ratu dalam perdamaian antara Jerman dan Belanda." Merkel juga menekankan, "bahwa kini tercipta normalitas dan persahabatan antara warga, juga merupakan jasa besar sang ratu." Demikian dikatakan jurubicara pemerintah Jerman Steffen Seibert.

Ratu Beatrix dan Putra Mahkota Willem-AlexanderFoto: Reuters

Sementara itu di Den Haag Selasa (29/1) digelar sidang istimewa sehubungan persiapan peralihan tahta. Kesibukan persiapan penyerahan mahkota kerajaan kepada Willem-Alexander mulai berlangsung untuk tanggal 30 April mendatang. Dimana selama ini tanggal 30 April di Belanda dikenal sebagai Koninginnedag, "Hari Ratu." Willem-Alexander (45), adalah putra tertua Ratu Beatrix dan mendiang suaminya Claus von Amsberg. Willem-Alexander menikah dengan warga kelahiran Argentina Maxima Zorreguieta. Pasangan itu memiliki tiga anak perempuan. Dengan Willem-Alexander, yang setelah dinobatkan akan menyandang gelar Raja Willem IV, setelah lebih dari 120 tahun Belanda dipimpin para ratu, seorang raja akan kembali memimpin Dinasti Oranye.