Presiden Joko Widodo diundang untuk bertemu Presiden AS Donald Trump di sela-sela KTT G20 di Hamburg, Jerman. Keduanya diyakini akan membahas perang melawan terorisme.
Presiden Amerika Serikat, Donald TrumpFoto: Getty Images/C. Somodevilla
Iklan
Presiden Joko Widodo kemungkinan bakal bertemu dengan Presiden Amerika Serikat Donald Trump di sela-sela KTT G20 di Hamburg, Jerman. Hal tersebut diutarakan Menteri Luar Negeri Retno Marsudi setelah berbicara dengan Menlu AS Rex Tillerson, Selasa (21/6). Keduanya juga menyiapkan agenda yang akan dibahas kedua kepala negara.
"Ada rencana buat Presiden Jokowi untuk bisa bertemu Presiden Trump pada KTT G20. Mereka antara lain akan membahas ancaman terorisme," kata Retno seperti dilansir Jakarta Globe.
Kepada Retno, Tillerson mengklaim Presiden Trump mengaku terkesan dengan pidato Jokowi pada KTT Arab Islamic American Summit di Riyadh, Mei lalu. Saat itu ia mendorong negara-negara muslim untuk memerangi terorisme dan "tidak menghabiskan energi dengan bermusuhan satu sama lain."
Daftar Tokoh Muslim Paling Berpengaruh di Dunia
Daftar "The Muslim 500" memuat peringkat tokoh muslim berdasarkan pengaruhnya di dunia Islam. Sejumlah tokoh Indonesia juga masuk dalam 20 besar. Siapa saja?
Foto: picture-alliance/Godong
#1. Syeikh Ahmed Al-Tayyeb
Sejak mundur dari jabatan Presiden Universitas Al-Azhar, Kairo, Syeikh Ahmed Al-Tayyeb diangkat menjadi Imam Besar Al-Azhar. Di jabatan barunya ia banyak mengkampanyekan perdamaian. Dia berpesan kepada kaum Muslim agar menerapkan ajaran nabi Muhammad dalam konteks "kasih sayang dan perdamaian dunia." Menurut Al-Tayyeb siapa yang bertindak sebaliknya berarti mengamalkan Islam yang "sesat."
Foto: picture alliance/AP Photo/A. Nabil
#2. Raja Abdullah II bin Al-Hussein
Raja Abdullah II dari Yordania secara resmi bergelar "Pelindung Yerusalem". Ia tidak hanya berhasil meniti di antara dua badai Timur Tengah, yakni perang di Palestina dan Suriah, tetapi juga menawarkan diri sebagai payung pelindung pluralisme dalam Islam dengan menggagas Risalah Amman yang menyerukan toleransi dan mengharamkan kebiasan saling mengkafirkan.
Foto: Getty Images/D. Angerer
#3. Raja Salman Ibn Abdul Aziz
Pengaruh kuat Raja Salman di dunia Islam tidak hanya berwujud jaringan dakwah Salafisme Arab Saudi yang dikelola secara profesional dan menyebar di seantero Bumi. Tetapi juga manuver politiknya yang kerap berpegang pada statusnya sebagai penjaga dua kota suci Islam, yakni Mekkah dan Madinah. Tidak heran jika Raja Salman ditetapkan sebagai tokoh muslim nomer tiga paling berpengaruh di dunia.
Foto: Reuters/Saudi Press Agency
#4. Ayatollah Ali Khamenei
Selama 28 tahun Ayatollah Ali Khamanei memimpin Iran di bawah sistem Wilayatul Faqih. Bersamanya Iran menjadi kekuatan penyeimbang di Timur Tengah yang didominasi poros Arab Saudi, Israel dan Amerika Serikat. Pada 2010 Khamenei mengeluarkan fatwa bersejarah yang mengharamkan kaum Syiah menghina atribut keagamaan Sunni. Langkah itu disambut baik mufti besar Al-Azhar, Syeikh Ahmed Al-Tayyeb.
Foto: picture-alliance/AP Photo
#5. Raja Muhammad VI
Muhammad VI sering dijadikan contoh betapa sistem monarki tidak harus bernafas otoriter. Pada 2011 ia menggagas referendum konstitusi yang membatasi wewenangnya sendiri sebagai raja. Pengaruhnya terhadap umat muslim yang ia tanamkan melalui Universitas Al-Karouine mencakup sebagian besar pengikut madzhab Al-Maliki di seantero Afrika Utara.
Foto: imago/CTK Photo
#7. Ayatollah Ali Sistani
Ali Sistani tidak hanya dianggap sebagai otoritas agama tertinggi buat 21 juta pengikut Syiah di Irak, sikapnya yang menolak konsep Wilayatul Faqih juga menjadikannya sebagai kekuatan penyeimbang terhadap Ayatollah Khamenei di Iran. Sang Ayatollah juga aktif merajut damai kala perang Irak berkecamuk dan mendorong warga untuk memperkuat institusi demokrasi setelah kepergian Amerika Serikat.
Foto: AFP Photo/Getty Images
#8. Recep Tayyip Erdogan
Kendati banyak mendulang kritik lantaran manuver politiknya pasca kudeta 2016, Erdogan tetap dipandang sebagai salah satu tokoh muslim paling berpengaruh. Keberhasilannya membawa Turki menjadi salah satu negeri muslim paling makmur adalah salah satu alasan. Selain itu ia juga dinilai berhasil ikut menghadang geliat Islamic State di Suriah dan Irak.
Foto: Reuters/M. Sezer
#11. Sultan Qaboos bin Said al-Said
Selama 40 tahun berkuasa, Sultan Qaboos dinilai berhasil membawa Oman dari negeri miskin menjadi salah satu negara paling makmur di dunia. Tanpa gembar-gembor ia mendorong wajah Islam yang lebih moderat. Sultan Qaboos juga sukses membangun budaya keislaman yang mengawinkan tradisi lama dan asas modern. Tidak heran jika masyarakat muslim Oman sering dianggap sebagai permata dunia Islam.
Foto: imago/Xinhua
#12. Pangeran Muhammad bin Zayid al-Nahyan
Sebagai calon pewaris tahta Abu Dhabi dan calon Presiden Uni Emirat Arab, kecakapan Pangeran Muhammd bin Zayid al-Nahyan sebagai seorang politisi sudah banyak terbukti. Sang pangeran terutama dikenal royal mengucurkan dana sumbangan. Ia tercatat pernah menghabiskan dana hampir 200 juta US Dollar untuk memerangi Polio dan bisnis gelap perdagangan manusia.
Foto: imago/PanoramiC
#13. Joko Widodo
Kiprahnya menuju RI 1 berlangsung tanpa dukungan mayoritas tokoh muslim. Tapi Presiden Joko Widodo tetap dipandang berpengaruh di dunia Islam. Gaya pemerintahannya yang dinilai agresif dalam membangun perekonomian Indonesia dan kinerjanya yang dinilai bersih dari korupsi menjadikan Jokowi sebagai salah satu tauladan bagi kaum muslim.
Foto: Reuters/G. Lotulung
#15. Syeikh Abdul Aziz al Syeikh
Keluarga al-Syeikh sejak lama mengawal penerapan Syariah Islam di Arab Saudi. Mereka adalah keturunan langsung Muhammad Ibn Abdul Wahhab, pendiri ajaran Wahabisme dan Salafisme. Kendati pandangan keagamaannya yang sangat konservatif, ia berulangkali menyerukan umat Muslim agar memerangi ideologi terorisme sebagai musuh terbesar Islam.
Foto: Getty Images/AFP/H. Ammar
#20. Dr. Said Aqil Siradj
Bersama Nahdlatul Ulama, KH. Said Aqil Siradj adalah benteng terakhir konsep Islam Nusantara yang mengedepankan pluralisme dan perdamaian. Ia juga menggagas program internasional buat mengkampanyekan Islam moderat ala Nahdlatul Ulama di dunia. Sejak lama ia juga aktif membela kaum terpinggirkan dan menentang diskriminasi terhadap minoritas.
Foto: Gemeinfrei
12 foto1 | 12
"Trump ingin menindaklanjuti rincian pidato tersebut yang berpeluang membuahkan kerjasama dalam upaya memerangi terorisme," kata Retno. Menlu AS Tillerson juga menghargai inisatif Indonesia mengambil alih peranan kunci dalam meredam ancaman terorisme di kawasan, terutama setelah gejolak di selatan Filipina.
"Terorisme tidak mengenal batas embarkasi. Kami (Indonesia dan AS) akan saling menginformasikan satu sama lain ihwal situasi keamanan terbaru dan kami berkomitmen untuk bekerjasama memerangi terorisme," tutur Retno.
KTT G20 di Hamburg, Jerman, akan digelar pada 7 dan 8 Juli 2017.
Penguasa Qatar dan Krisis Diplomatik Timur Tengah
Qatar dipimpin oleh dinasti keluarga al Thani yang ingin mengambil posisi independen dari pengaruh Arab Saudi.
Foto: Getty Images/AFP/M. Ngan
Dinasti kepemimpinan
Emir Qatar Sheikh Hamad bin Khalifa al Thani (kanan) dan Putera Mahkota Sheikh Tamim bin Hamad al-Thani (kiri) menyaksikan turnamen sepakbola di Qatar, Mei 2013.
Foto: Karim Jaafar/AFP/Getty Images
Kunjungan diplomasi
Putera Mahkota Qatar Tamim bin Hamad al Thani ketika berkunjung ke Polandia, Mei 2017.
Foto: picture alliance/dpa/NurPhoto/M. Wlodarczyk
Terpilih sebagai penyelenggara FIFA World Cup 2022
Meski mengundang banyak kritik, Qatar dalam rapat di Swiss tahun 2010 akhirnya dipilih FIFA menjadi penyelenggara kejuaraan sepakbola World Cup tahun 2022. Sheikh Hamad bin Khalifa al Thani dengan bangga mengusung Piala Dunia disamping Presiden FIFA saat itu, Joseph S. Blatter.
Foto: picture-alliance/dpa/W. Bieri
Mengambil Posisi Netral
Pertemuan antara Thamim Hamad al Thani dan Salman dari Arab Saudi di Riyadh, Februari 2015. Dalam konflik antara kalangan Islam Sunni dan Syiah, yang terutama diwakili dua negara besar Arab Saudi dan Iran, Qatar mengambil posisi netral. Hal ini sering menggusarkan Arab Saudi, yang menuduh Qatar mendukung dan mendanai organisasi teroris.
Foto: picture alliance / AP Photo
Politik luar negeri bebas dan aktif
Selama ini Qatar bersikap terbuka kepada semua pihak dan membuka pintu, baik bagi diplomat barat maupun perwakilan Taliban dan kelompok-kelompok militan seperti Hamas dan Ikhwanul Muslimin.
Foto: Picture alliance/AP Photo/K. Jebreili
Konferensi Gulf Cooperation Council (GCC)
Dewan Kerjasama Teluk GCC menjadi wadah konsultasi bagi politik dan diplomasi negara-negara di kawasan itu, Anggotanya antara lain Uni Emirat Arab, Bahrain, Kuwait dan Arab Saudi.
Foto: picture-alliance/dpa
Kerjasama militer dengan Amerika Serikat
Pertemuan antara Putra Mahkota Qatar Tamim bin Hamad al Thani dengan Presiden baru AS Donald Trump di Riyadh, Mei 2017. Qatar menjadi lokasi pangkalan udara AS yang terbesar di Timur Tengah dengan lebih 10 ribu serdadu.