Terminal 3 Bandara Soekarno Hatta Jakarta Mulai Beroperasi
9 Agustus 2016
Bandara Internasional Soekarno Hatta diperluas dengan terminal baru untuk menangani jutaan penumpang setiap tahun. Indonesia adalah salah satu pasar lalulintas penerbangan yang tumbuh paling pesat.
Iklan
Jumlah penumpang udara di Indonesia terus melonjak selama beberapa tahun terkahir. Layanan penerbangan bagi kelas menengah di Indonesia bukan barang mewah lagi. Tapi infrastruktur lalulintas penerbangan masih tertinggal. Pemerintahan Jokowi kini bekerja keras mengejar ketinggalan itu.
Terminal 3 di Bandara Internasional Soekarno-Hatta adalah rancangan bergaya futuristik yang dibangun dengan dana lebih dari 500 juta dolar AS. Terminal baru ini mulai beroperasi hari Selasa (09/08) dan dijadwalkan bisa beroperasi penuh bulan Maret 2017.
Sebelumnya sudah ada tiga terminal di bandara Soekarno Hatta yang setiap tahun menangani sekitar 60 juta penumpang. Terminal baru yang kini dinamakan Terminal 3 bisa melayani sampai 25 juta penumpang tiap tahunnya. Pada awalnya terminal ini akan melayani penerbangan dengan pesawat Garuda Indonesia.
Menteri Perhubungan Budi Sumadi mengatakan, pengoperasian Terminal 3 akan meningkatkan pelayanan bagi penumpang. Dia yakin Terminal 3 bisa bersaing dengan bandara di luar negeri.
"Kita bisa berkompetisi lebih baik di kancah internasional. Kita ingin Terminal 3 menjadi pusat transit internasional," katanya.
Direktur Eksekutif Garuda Indonesia Arif Wibowo menerangkan, pembangungan Terminal 3 adalah "tonggak besar" dalam dunia penerbangan dan akan membantu memberikan layanan yang lebih baik bagi penumpang.
Seorang penumpang Indonesia Eman Suherman mengatakan dia bangga dengan terminal yang baru: "Ini di luar harapan kami," kata dia. Pesawat Garuda Indonesia adalah pesawat pertama yang dilayani di Terminal 3.
Tapi masih banyak penumpang yang salah masuk ke Terminal 3 lama, yang menjadi tempat pemberangkatan pesawat AirAsia dan Lion Air. Sedangkan Terminal 3 yang baru berada di tenmpat lain dan bisa dicapai dengan Shuttle Bus yang singgah di Terminal 1, 2 dan 3.
10 Bandara Berbahaya di Dunia
Sejumlah bandar udara dikenal amat berbahaya. Penyebabnya: landas pacu pendek, dikurung tebing tinggi, tidak ada zona pengaman atau traffic udara padat. Inilah 10 Bandara yang berbahaya saat lepas landas atau mendarat.
Foto: picture alliance/ZB/Daniel Gammert
Sint Maarten, Karibia
Princess Juliana Airport di Antilles Belanda terkenal dengan citranya yang spektakuler. Pesawat terbang rendah puluhan meter di atas pantai dan jalanan. Pancaran jet beberapa kali memecahkan kaca mobil. Satu atraksi: mencari sensasi terjangan pancaran jet, sekaligus berusaha agar tidak terpental.
Foto: picture alliance/ZB/Daniel Gammert
Gibraltar
Akibat sempitnya lahan, landas pacu harus melintasi jalan raya yang ramai. Setiap lepas landas atau pendaratan pesawat, harus dilakukan dengan menutup lalu lintas di jalan. Persimpangan seperti ini, menjadikan Gibraltar bandara internasional paling unik sedunia
Foto: Jose Luis Roca/AFP/Getty Images
Pulau Barra, Skotlandia
Lalu lintas udara di pulau Barra tergantung pasang surut samudra Atlantik. Saat pasang naik, landas pacu seluruhnya terendam air laut. Pendaratan langsung pesawat di teluk landai ini sangat berbahaya.
Foto: Chris Ware/Keystone Features/Getty Images
Male, Maladewa
Hulhulé International Airport berada di sebuah pulau buatan. Panjang landas pacunya 3 kilometer, tidak tergolong pendek, tapi tanpa zona pengaman apapun, dan berakhir langsung ke laut. Jadi salah perhitungan dalam pendaratan berarti langsung tercebur ke laut.
Foto: picture alliance/dpa Themendienst
Lukla, Nepal
Mereka yang ingin mendaki Mount Everest harus mendarat di bandara Lukla di Nepal, atau jalan Kaki selama seminggu. Pilot hanya bisa melakukan pendaratan dengan mengarah ke gunung, karena landas pacu di sana menurun sekitar 12 persen. Tapi tepat di ujung landasan terdapat jurang sedalam 600 meter.
Foto: momesso/Fotolia
Madeira, Portugal
Landas pacu berada di kawasan panati curam, yang sebagian hanya ditopang tiang pancang. Saat mendarat penumpang akan merasa seolah menabrak gunung. Pilot baru bisa membalik arah pesawat di menit terakhir di ujung landasan. Karena itu hanya pilot berlisensi khusus yang diizinkan mendarat di sini.
Foto: crimson/Fotolia
Courchevel, Perancis
Bandara kawasan ski Courchevel terletak pada ketinggian 2000 meter, dengan landas pacu sependek 537 meter dan amat curam. Itu sebabnya bandara ini dijuluki Altipol. Pendaratan hanya bisa dilakukan pesawat kecil dengan mengarah ke tebing. Lepas landas dilakukan dengan cara seperti peloncat ski.
Foto: picture-alliance/World Pictures/Photoshot
Paro, Bhutan
Paro Airport adalah satu-satunya bandara internasional di Bhutan. Letaknya di ketinggian 2236 meter, di lembah cukup dalam. Pendaratan atau lepas landas hanya bisa dilakukan jika cuaca bagus. Sebelum tahun 1990, panjang landas pacunya hanya 1400 meter, yang sangat menyulitkan manuver. Sekarang landas pacunya diperpanjang menjadi hampir 2 km.
Foto: nyiragongo/Fotolia
Tegucigalpa, Honduras
Bandara di ibukota Honduras itu punya tiga tingkat kesulitan. Landas pacunya pendek, hanya 2 km, terletak di kawasan pegunungan dan jika hendak mendarat, pilot harus berbelok tajam melewati beberapa puncak gunung.
Foto: imago stock&people
JFK Airport, New York
JFK Airport di New York terletak diantara dua bandara sibuk lainnya, La Guardia dan Newark. Tantangan utama bagi Pilot adalah: jangan menghalangi pesawat lainnya yang akan mendarat atau lepas landas serta sebaliknya.
Foto: ManuelHurtado/Fotolia
10 foto1 | 10
Saat ini belum ada jalur kereta api antara bandara Soekarno Hatta dan pusat kota Jakarta. Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan, pembangunan jalur kereta api Bandara Soekarno Hatta akan dilakukan oleh kontraktor lokal dan dijadwalkan selesai awal 2017.