Pakar astrofisika telah menemukan tanda-tanda adanya belasan lubang hitam baru di lingkaran dalam Bima Sakti dan diyakini ada sekitar 10.000 lubang hitam disana.
Iklan
Menurut sebuah studi di jurnal Nature yang terbit Rabu (04/04), a lubang hitam yang ditemukan berbeda dengan lubang hitam supermasif Sagitarius A yang sudah diketahui sebelumnya dan berlokasi di tengah-tengah Bima Sakti.
Penemuan ini dikatakan bisa mengisyaratkan populasi lubang hitam yang jauh lebih besar di seluruh galaksi.
Para ilmuwan mengatakan ini bisa meningkatkan pemahaman tentang gelombang gravitasi dan riak dalam ruang-waktu yang diciptakan oleh peristiwa kosmik kuat seperti ketika obyek-obyek masif bertabrakan.
Studi ini menemukan bahwa lubang hitam baru massanya sekitar 10 kali massa matahari, sementara Sagitarius A massanya 4 juta kali darimatahari.
"Ada banyak aktivitas yang terjadi di sana," kata pemimpin tim studi Chuck Hailey, astrofisikawan Universitas Columbia. "Pusat galaksi adalah tempat yang aneh. Itulah mengapa orang suka mempelajarinya."
Radiasi Hawking: Menguak Misteri Lubang Hitam
Stephen Hawking adalah seorang fisikawan teoretis dari Inggris. Ia berkarya di bidang astronomi dan kosmologi. Salah satu teorinya yang terkenal adalah radiasi Hawking yang berusaha menguak misteri dari lubang hitam.
Foto: picture-alliance/abaca/A. Abd Rabbo
Lubang hitam tak kekal
Pada 1974 Stephen Hawking mengemukakan bahwa lubang hitam tidaklah abadi. Mereka memiliki siklus kehidupan seperti yang kita alami. Lubang hitam mengalami penguapan lalu menyusut karena memancarkan radiasi. Tapi untuk membuktikan pendapat tersebut, Hawking harus menggabungkan dua teori yang selama ini mustahil disejajarkan, yakni teori Kuantum dan teori Relativitas Einstein.
Foto: picture-alliance/dpa/S. Zaklin
Lubang hitam mengemisikan radiasi gelombang elektromagnetik
Medan gravitasi yang sangat kuat dan fluktuasi energi dalam ruang hampa membentuk pasangan partikel dan antipartikel pada area di sekitar horizon peristiwa lubang hitam. Salah satu dari pasangan kedua unsur ini "jatuh" ke dalam lubang hitam dan yang lainnya berhasil melepaskan diri sebagai emisi.
Foto: 2014 Warner Bros. Entertainment, Inc. and Paramount Pictures Corporation
Lubang hitam kehilangan energi
Melalui proses ini lubang hitam kehilangan energi, juga kehilangan massa menurut persamaan Einstein E = mc2 . Laju kehilangan massa lubang hitam sangat lambat.
Foto: Matthias Borchardt/mabo-physik.de
Laju penyusutan lubang hitam
Laju ini berbanding terbalik dengan massa lubang hitam sehingga lubang hitam dengan massa paling besar menjadi yang paling lambat “menguap”. Lubang hitam dengan massa setara dengan massa Matahari saja memiliki umur jutaan milyar tahun sebelum akhirnya lenyap “menguap”.
Foto: cc-by-sa 2.0/Ute Kraus
Lubang hitam tidak "menelan" secara menyeluruh
Teori Hawking tersebut menunjukkan bahwa semua yang dimakan lubang hitam akan meninggalkan informasi di sekitar lubang hitam. Ia mengungkapkan bahwa lubang hitam sebenarnya memiliki lingkaran "rambut lembut" yang mengelilinginya dan mampu menyimpan informasi berbagai hal yang ditelannya.
Foto: picture-alliance/Zhaoyu Li
Mematahkan keabadian lubang hitam
Dengan teorinya tersebut, Hawking mematahkan asumsi selama lebih dari 40 tahun yang menyatakan bahwa Lubang Hitam adalah abadi di alam semesta. yp/rzn (berbagai sumber)
Foto: NASA and M. Weiss (Chandra X -ray Center)
6 foto1 | 6
Para ilmuwan telah lama berteori bahwa ada banyak lubang hitam yang mengitari pusat galaksi, bintang raksasa yang karena gravitasi begitu kuat sehingga cahayanya tidak mampu terpancar keluar. Tetapi belum ada bukti tentang keberadaannya di pusat Bima Sakti sampai sekarang.
Teori ini diungkap pertama kali oleh fisikawan Karl Jansky tahun 1931, ketika ia menemukan gelombang radio dari wilayah tersebut.
Lubang hitam yang baru ditemukan berada dalam jarak sekitar 30,9 triliun kilometer dari lubang hitam supermasif di pusat. Bumi berada di lengan spiral sekitar 3.000 tahun cahaya dari pusat galaksi. (Satu tahun cahaya adalah 9,5 triliun kilometer -Red)
Lubang hitam adalah sumber gravitasi kuat yang menyedot debu dan gas di sekitarnya. Tarikan gravitasinya yang kuat dianggap sebagai penyebab bintang-bintang di galaksi mengorbit. Bagaimana lubang hitam terbentuk masih menjadi misteri.
vlz/hp (ap, afp)
Enam Babak Kematian Bintang
Kematian bintang menciptakan kehidupan dan keragaman di jagad raya. Tapi bagaimana sebuah bola api raksasa meregang nyawa? Jawabnya adalah salah satu peristwa paling spektakuler yang pernah ada di alam semesta.
Foto: NASA/CXC/SAO
Keseimbangan Mutlak Antara Dua Kekuatan
Bintang hidup melalui keseimbangan mutlak antara gaya gravitasi yang menarik massa ke dalam inti bintang dan tekanan gas panas yang membuyar ke luar. Keseimbangan tersebut selalu terjaga selama bintang masih memiliki elemen ringan seperti Hidrogen dan Helium dalam jumlah besar. Namun kondisi tersebut tidak berlangsung untuk selamanya.
Foto: Fotolia/mozzyb
Jantung Padat Bintang Sekarat
Menjelang akhir hayatnya, bintang seperti pula Matahari akan menghabiskan bahan bakarnya berupa hidrogen. Akibatnya reaksi fusi dari Hidrogen menjadi Helium di inti bintang terhenti. Pada saat itu inti bintang tidak lagi memproduksi helium, melainkan elemen yang lebih berat seperti oksigen, karbon atau yang terakhir besi.
Ketika massa pada inti bintang membesar, gaya gravitasi pun menguat sehingga keseimbangan antara gravitasi dan fusi menjadi goyah. Adapun reaksi fusi dari Hidrogen menjadi Helium hanya terjadi di lapisan terluar. Pada saat itu lapisan terluar bintang akan menggelembung sehingga wujudnya membesar menjadi raksasa merah. Matahari misalnya akan membesar hingga mencapai orbit Bumi.
Foto: picture alliance/dpa/CfA/M. Weiss
Tertelan Gravitasi Sendiri
Ketika inti bintang berubah menjadi besi, benda langit ini tidak lagi mampu memproduksi panas. Bintang akhrriya tertelan gravitasi sendiri. Gaya tarik pada inti bintang sedemikian besar sehingga membaurkan proton dan elektron menjadi neutron. Dalam waktu kurang dari satu detik, inti besi yang biasanya sebesar Bumi akan mengecil menjadi inti Neutron yang memiliki radius tak lebih dari 10 kilometer.
Foto: NASA/CXC/SAO
Kematian Spektakuler
Pada tahap ini, lapisan terluar bintang akan ambruk lantaran daya tarik inti neutron. Ketika massa pada inti bintang kian padat, temperaturnya melonjak hingga miliaran derajat celcius. Lalu terjadilah ledakan bintang atau yang disebut juga dengan istilah Supernova. Ledakan tersebut turut melontarkan berbagai jenis elemen yang diproduksi bintang selama akhir masa hidupnya.
Foto: ESA/NASA
Berakhir Sebagai Bola Putih
Ketika meledak, bintang untuk beberapa saat mampu memproduksi intensitas cahaya yang lebih terang ketimbang sebuah galaksi. Yang kemudian tersisa adalah bola api yang ultra padat dan cemerlang atau dikenal dengan sebutan katai putih. Sementara elemen yang tersebar kemudian membentuk cakram di sekitar bintang, atau menggelembung menjadi nebula.
Foto: NASA/ESA/STScI/G. Bacon
Gravitasi Liar Ciptakan Lubang Hitam
Tapi ketika bintang berukuran sedang seperti Matahari berakhir menjadi katai putih, bintang-bintang raksasa biasanya menjelma menjadi lubang hitam setelah kematiannya. Pasalnya pada proses kematian bintang bermassa besar, pertumbuhan gaya gravitasi tidak berhenti melainkan malah berakselerasi hingga mencapai level tak terhingga.
Foto: 2014 Warner Bros. Entertainment, Inc. and Paramount Pictures Corporation