1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Teror Di Mesir Dan 20 tahun Bencana Chernobyl.

26 April 2006

Serangan teroris di kawasan wisata Dahab, Mesir, dan peringatan 20 tahun bencana nuklir Chernobyl, masih menjadi sorotan utama pers dunia.

Tak pelak lagi serangan di Dahab memang sengaja menjadikan sektor pariwisata sebagai sasaran utama. Bagaimana kaitannya dengan ancaman Al Qaida? Harian Jerman MANNHEIMER MORGEN berpendapat:

Dengan terornya itu kelompok radikal Islam di Mesir hendak menggulingkan Presiden Hosni Mubarak. Untuk itu mereka juga menggunakan "know-how" dari Al Qaida, walaupun Kairo membantahnya. Pelaksanaan serangan maut secara profesional itu menunjukkan adanya hubungan dengan jaringan teror tsb. Siapa yang hendak berwisata ke Mesir, sekaligus juga menyadari risikonya.

Demikian pula harian Swiss, TAGES-ANZEIGER yang terbit di Zürich melihat adanya kaitan antara Al Qaida dan serangan teror di Dahab:

Bin Laden dan para propagandisnya tidak perlu lagi repot. Di dunia Islam telah muncul para ekstremis, yang mengatur sendiri ledakan bom atau menjadi pembom bunuh diri untuk memenuhi missi berjihad. Sedangkan kaum Beduin di Sinai punya kepentingan sendiri dan tidak ada kaitannya dengan jihad. Tetapi mereka melakukannya seperti cara Al Qaida, yaitu serangan bom pada saat hampir bersamaan. Dengan demikian mereka pun menjadi pejuang sukarela dari Bin Laden

Sedangkan harian liberal Inggris THE GUARDIAN mengomentari serangan itu sbb:

Siapa yang menimbulkan kekacauan di daerah liburan di semenanjung Sinai, mencapai tiga sasaran, yaitu destabilisasi kekuasaan Presiden Hosni Mubarak yang pro barat, merugikan perekonomian Mesir yang rentan, dalam hal ini bila wisatawan asing menjauhi negara itu, maka yang terpukul adalah orang-orang miskin setempat. Dan juga pukulan yang menyakitkan dalam perjuangan menyeluruh.

Menanggapi berbagai reaksi atas serangan teror di Dahab, harian Italia LA REPUBBLICA yang terbit di Roma menulis:

Serangan itu memancing kemunculan satu-satunya efek yang relevan. Untuk pertama kalinya gerakan Hamas dengan jelas mengecam pembantaian yang dilakukan teroris atas nama Islam itu. Jadi harus dipertanyakan, apakah aksi-aksi dari Al Qaida masih mengikuti strategi tertentu atau hanya dikendalikan oleh hasrat untuk membunuh, yang merusak dan juga menghancurkan diri sendiri. Bila serangan itu ditujukan untuk melemahkan Presiden Mubarak, hasilnya adalah justru solidaritas internasional. Kalau yang dimaksudkan adalah aksi propaganda, itu menimbulkan kejengkelan di Timur Tengah sendiri.

Tema yang juga banyak disorot pers internasional, adalah peringatan 20 tahun bencana Chernobyl. Harian liberal kiri Denmark INFORMATION yang terbit di Kopenhagen menulis:

20 tahun setelah bencana Chernobyl, mimpi buruk secara kolektif itu sudah sedemikian tergeser, sehingga pihak-pihak tertentu di Eropa sudah memikirkan lagi perluasan reaktor atom, dengan dalin tingginya harga minyak dan ancaman perubahan iklim. Apakah bijaksana untuk terus menggunakan teknologi yang masalah penanganan limbahnya tetap tidak dapat ditangani? Chernobyl adalah hasil pemujaan manusia modern akan teknologi. Kesadaran mengenainya tidak boleh terlupakan.