1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Teroris Incar Pemerintah Pakistan

23 September 2008

Nampaknya pelaku serangan memang mengincar pemerintah Pakistan. Demikian yang disimpulkan dua hari setelah serangan terjadi.

Jenazah supir Konjen Afghanistan yang terbunuh dalam aksi penculikan. Pakistan, Senin, 22 September 2008.Foto: AP

Sebetulnya hari Sabtu lalu (20/9) setelah Presiden Zardari menyampaikan pidato pelantikannya di depan parlemen, direncanakan jamuan malam bersama para pemimpin pemerintahan di hotel Marriott. Demikian penasehat keamanan pemerintah Pakistan, Rehman Malik menjelaskan:

„Marriott adalah tempat pertemuan dimana presiden parlemen mengundang jamuan malam. Semula kami menyetujui rencana ini. Ternyata pelaku mengetahui, bahwa presiden, perdana menteri, presiden parlemen dan seluruh jajaran pemerintahan akan hadir."

Tidak lama sebelumnya, pihak yang bertanggung-jawab untuk keamanan memutuskan lain dan menunda pertemuan. Namun darimana pelaku serangan mengetahui rencana itu, Rehman Malik tidak memberikan penjelasan.

Situasi di Pakistan semakin tegang. Di wilayah barat laut Konsulat Jenderal Afghanistan diculik dan supirnya terbunuh dalam aksi itu. Karena situasi di Pakistan tidak aman, British Airways membatalkan semua penerbangannya. Para pengamat Dana Moneter Internasional IMF yang ditugaskan di sana keluar dari Pakistan. Mereka ditugaskan ke Pakistan untuk mengumpulkan informasi tentang perekenomiannya. Karena Pakistan memang memerlukan segala bentuk bantuan. Laju inflasinya tinggi dan perkembangan perekomiannya memburuk. Sedangkan teror dapat berakibat seperti racun. Demikian tutur juru bicara perhimpunan pengusaha Punjab:

„Ini merupakan serangan yang menghancurkan Pakistan begitu parah. Karena selama negara itu terancam, tidak ada yang mau berinvestasi."

Sejumlah warga Pakistan sependapat dengan juru bicara dari perhimpunan pengusaha Punjab itu. Mereka mengatakan, sudah saatnya untuk perubahan, dan di sini politik yang seharusnya bertindak untuk mengakhiri krisis. Berikut seorang warga Pakistan:

„Semua partai harus bersatu mencarikan jalan keluar untuk masalah-masalah besar kita. Di satu pihak mencarikan solusi untuk perekomonian kita dan di pihak lain untuk memerangi terorisme."

Di samping itu, seorang warga Pakistan lain menyebutkan, bahwa semakin jelas besarnya kekuatan yang berada di belakang musuh negara nomor satu itu:

„Di sinilah seharusnya ada pihak yang berani menantang Amerika Serikat, daripada berperang melawan rakyatnya sendiri."

Pernyataan itu ditanggapi oleh seorang Pakistan lainnya:

„Semua umat Islam seharusnya bersatu untuk melawan Amerika Serikat.“

Begitu banyak warga Pakistan menyalahkan Amerika Serikat dan perangnya melawan teror di Afghanistan sebagai sebab krisis di Pakistan. Sedangkan itu, pemerintahannya terjepit. Seandainya Pakistan membiarkan Amerika Serikat melawan kelompok Taliban di wilayah barat laut, hal ini dapat memperkuat simpatisan Taliban. Di pihak lain, pemerintah Pakistan juga menyadari pentingnya perang melawan teror. Seorang juru bicara pemerintah Pakistan menuturkan: hanya ada dua opsi, perang melawan teror atau langsung saja menyerahkan Pakistan kepada para teroris. (an)