Tiga Orang Jadi Tersangka Kebakaran Kebun Binatang Krefeld
3 Januari 2020
Tiga orang sedang diselidiki polisi setelah terjadi kebakaran di Rumah Kera Kebun Binatang Krefeld, Jerman. Puluhan kera mati dalam kebakaran tragis pada Malam Tahun Baru.
Iklan
Seorang perempuan berusia 60 tahun dan dua putrinya sedang diselidiki karena dugaan bahwa tindakan mereka telah menyebabkan kebakaran hebat di kebun binatang kota Krefeld di Jerman. Warga Krefeld berdatangan ke kebun binatang dan meletakkan lilin, bunga dan boneka kera untuk mengungkapkan kesedihan mereka.
Ketiga perempuan itu menyerahkan diri kepada polisi setelah mengikuti pemberitaan media. Mereka mengatakan kebakaran kemungkinan besar disebabkan oleh lampion kertas Cina yang mereka terbangkan pada Malam Tahun Baru.
Lampion kertas Cina adalah lentera yang membubung ke udara setelah api dinyalakan di tengah lampion. Di sebagian besar negara bagian di Jerman, pelepasan lampion jenis itu dilarang karena bisa mengakibatkan kebakaran. Pelepasan lampion Cina bisa dilakukan hanya jika ada izin khusus.
Para perempuan mengatakan kepada polisi bahwa mereka tidak tahu adanya larangan itu, karena lentera jenis itu bisa dibeli di Jerman.
Kebakaran besar terjadi di Rumah Kera dan menewaskan lebih dari 30 kera, termasuk orang utan, simpanse dan gorila. Hanya dua kera yang berhasil diselamatkan dalam kebakaran itu. Rumah Kera di Kebun Binatang Krefeld habis terbakar.
'Maaf sebesar-besarnya'
Gerd Hoppmann dari Kepolisian Krefeld mengatakan pada konferensi pers hari Kamis (1/1) bahwa tersangka pelaku datang sendiri dan melaporkan diri kepada polisi, dan diduga kuat merekalah yang menyebabkan kebakaran di kebun binatang.
"Bagi kami, kasus ini bisa dikatakan sebagian besar telah terungkap," kata Gerd Hoppmann. Dia menambahkan, para perempuan akan dikenakan tuduhan menyebabkan kebakaran karena kelalaian.
Penyelidik polisi mengatakan, pesan tulisan tangan para perempuan pada lampion Cina ditemukan dekat daerah yang rusak terbakar.
Para perempuan itu berulangkali mengatakan mereka "sangat menyesal" atas kebakaran itu dan memohon "maaf sebesar-besarnya", kata para penyelidik.
Gerd Hoppmann mengatakan mereka memesan lampion itu secara online dan tidak tahu kalau ada larangan melepaskannya ke udara. Dia memuji keberanian para tersangka untuk tampil secara sukarela dan menyebut mereka "sangat berani".
Jika terbukti melakukan pembakaran karena kelalaian, para tersangka terancam hukuman denda atau penjara sampai lima tahun.
Derita Orang Utan di Kalimantan Akibat Kabut Asap
Kabut asap yang membekap sebagian wilayah Sumatera dan Kalimantan tidak hanya menyengsarakan manusia. Orang utan juga terpaksa harus menghirup asap yang berasal dari terbakarnya rumah mereka.
Foto: Borneo Orang Utan Survival Foundation/Andri Kornelius
Terselubung asap
Asap tipis menyelubungi Pusat Rehabilitasi Orang Utan Samboja Lestari dalam beberapa hari terakhir pada September 2019. Dari sekitar 355 orang utan yang direhabilitasi oleh Yayasan Borneo Orang Utan Survival (BOS), 37 diantaranya menderita masalah pernapasan.
Foto: Borneo Orang Utan Survival Foundation/Andri Kornelius
Pengaruhi kondisi kesehatan
Kabut asap sangat memengaruhi kondisi kesehatan manusia dan orang utan. Saat kabut asap muncul, partikel debu, dan karbon sisa pembakaran akan memasuki saluran pernafasan dan menyebabkan reaksi alergi. Hal ini berpotensi menimbulkan infeksi seperti bronkitis dan pneumonia akibat penurunan sistem kekebalan tubuh.
Foto: Borneo Orang Utan Survival Foundation/Andri Kornelius
Pemberian susu dan obat-obatan
Kabut asap ini tidak hanya membahayakan kondisi kesehatan para staf di Nyaru Menteng, tetapi juga orang utan di pusat rehabilitasi dan pulau-pulau prapelepasliaran di sekitarnya. Tim medis di Nyaru Menteng memberikan pengobatan menggunakan nebulizer, multivitamin, dan antibiotik. Sementara medis Samboja Lestari memberikan susu dan multivitamin bagi semua orang utan.
Foto: BOSF 2109/Maryos V Tandang
Masih buka hutan dengan membakar
Pembukaan lahan memanfaatkan metode pembakaran terus terjadi di banyak
daerah di Kalimantan Tengah, utamanya di sekitar Kota Palangka Raya. Ini menyebabkan asap tebal memenuhi kota dan wilayah sekitarnya. Selama beberapa hari terakhir, Indeks Standar Pencemaran Udara di kota tersebut masuk ke dalam kategori berbahaya.
Foto: Borneo Orang Utan Survival Foundation/Andri Kornelius
Belum ada yang dievakuasi
Api sempat mengancam Pusat Rehabilitasi Orang Utan Nyaru Menteng yang terletak tidak jauh dari kota Palangka Raya, Kalimantan Tengah. Pada pekan pertama Agustus 2019, tim pemadam kebakaran sempat berjibaku melawan api yang mendekat sampai jarak sekitar 300 meter dari batas Nyaru Menteng. Api berhasil dipadamkan setelah 4 jam bekerja.
Foto: Borneo Orang Utan Survival Foundation/Andri Kornelius
Sulit air akibat kemarau
Konservasi Mawas di hutan gambut seluas 309.000 hektare di Kabupaten Kapuas dan Barito Selatan ini adalah are kerja Yayasan BOS yang berpotensi besar terbakar. Utamanya karena luasan wilayah dan sulitnya memadamkan api di lahan gambut. Terlebih di musim kering saat kondisi air di kanal surut dan membuat persediaan air untuk pemadaman sangat terbatas. (ae/vlz, sumber: Yayasan BOS)