1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Terumbu Karang Cegah Kerugian Rp. 5,6 Trilyun/Tahun

13 Juni 2018

Populasi terumbu karang di dunia yang melindungi kawasan pesisir dari banjir rob semakin menyusut. Menurut ilmuwan tanpanya Indonesia bisa kehilangan US$ 400 juta per tahun akibat banjir di pesisir.

Marschallinseln Natur, Strand & Korallenriff
Foto: picture-alliance/Woodfall/Photoshot/Y. Fukuda

Pemusnahan Terumbu Karang Picu Bencana Ekonomi Berat

04:03

This browser does not support the video element.

Ketika terumbu karang menghilang, kerusakan akibat banjir rob berlipat ganda. Temuan tersebut dipublikasikan ilmuwan University of California dan The Nature Conservacy Research di jurnal ilmiah Nature Communications. Pada akhir abad 21 banjir rob akan terjadi empat kali lipat lebih sering jika laju kerusakan terumbu karang bertahan seperti saat ini.

Terutama Indonesia termasuk negara yang paling rentan didera kerusakan terumbu karang. Menurut ilmuwan, pemerintah bisa berhemat hingga $US 400 juta per tahun atau Rp. 5,6 trilyun dalam bentuk dampak kerusakan banjir rob jika mampu mendorong konservasi terumbu karang.

Pasalnya terumbu karang berfungsi seperti benteng laut. Tanpanya cuaca buruk seperti siklon akan meninggalkan kerugian yang jauh lebih besar. "Terumbu karang mengurangi banjir rob dengan memecah ombak dan mengurangi energi dari gelombang air," kata Michael Beck yang memimpin tim peneliti.

"Sayangnya kita sudah mengalami kerusakan terumbu karang di seluruh dunia, jadi kita akan lebih sering mengalami kerugian akibat banjir rob di daerah pesisir di kawasan tropis," imbuhnya.

Lebih 50% Terumbu Indonesia Kritis

Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) 2017 silam melaporkan sekitar 35,15% terumbu karang di Indonesia nyaris punah, sementara 35% lainnya berada dalam kondisi kritis. Hanya sekitar 30% terumbu karang di tanah air yang diklaim sehat. Data ini dihimpun dari 108 lokasi dan 1064 stasiun pemantauan di Indonesia.

Sebagian besar garis pantai di Bumi yang sepanjang 71.000 kilometer dan menampung ekosistem terumbu karang di laut dangkal berada di kawasan tropis, lebih tepatnya di segitiga karang dunia antara Indonesia, Malaysia, Filipina, Timor Leste, Papua Nugini dan Kepulauan Solomon.

"Meski begitu tidak semua terumbu karang terancam. Terlebih terumbu karang juga mampu pulih dari fenomena pemutihan atau kerusakan alami akibat cuaca buruk. Tapi yang jelas gejala umum menunjukkan kehilangan besar koloni koral di hampir semua kawasan", kata Beck. Gelombang panas laut yang melanda Australia pada 2016 lalu misalnya memusnahkan 30% terumbu karang di Great Barrier Reef.

Secara global kerugian yang diakibatkan banjir rob di seluruh dunia mencapai US$ 4 milyar per tahun. Jika permukaan terumbu karang di seluruh dunia mengalami erosi sebesar satu meter, angka kerugian akan berlipat ganda menjadi US$ 8 milyar per tahun.

"Sama halnya dengan terumbu karang, hutan mangrove yang sama-sama berfungsi melindungi kawasan pesisir dari bahaya banjir juga mengalami kerusakan dengan laju hingga 2% per tahun", imbuh Beck. Indonesia saat ini tercatat memilikii hingga 19% tutupan mangrove di seluruh dunia. Namun menurut Kementerian Kehutanan dan Lingkungan Hidup, 1,81 juta hektar hutan bakau di Indonesia saat ini telah rusak, sementara hanya 1.67 juta hektar yang masih dalam kondisi utuh.

rzn/as (afp, mongabay, tempo, detik)

 

Lewatkan bagian berikutnya Topik terkait