Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif mengatakan, transportasi merupakan sektor yang menjadi kontributor terbesar penghasil emisi. Dalam sehari, Indonesia menghabiskan Rp1,2 triliun untuk BBM.
Iklan
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif mengungkap setiap harinya Indonesia menghabiskan Rp1,2 triliun untuk bahan bakar minyak (BBM). Angka itu diasumsikan dengan banyaknya pengguna sepeda motor menggunakan BBM.
Melihat angka itu, Arifin menambahkan transportasi merupakan sektor yang menjadi kontributor terbesar penghasil emisi. Hal ini dikatakan di acara cara parade konversi sepeda motor BBM ke listrik di Central Parkir ITDC, Nusa Dua, Badung, Bali, Kamis (01/09).
"Jumlah motor di Indonesia saat ini kurang lebih 120 juta. Jadi, kalau dihitung 1 liter BBM per sepeda motor per hari di Indonesia ini, kita membakar 800 ribu barel minyak. Kalau harga minyak saat ini US$100 dan setiap hari kita bakar, itu artinya US$80 juta per hari dan sekitar Rp1,2 triliun kita jadikan asap," katanya, dikutip dari detikBali, ditulis Jumat (02/09).
Kemacetan Lalu Lintas Punya Banyak Dampak
Selain buruk bagi lingkungan, kemacetan lalu lintas juga berdampak negatif pada ekonomi dan kesehatan kita. Berikut beberapa konsekuensi terburuk akibat kemacetan lalu lintas.
Foto: Getty Images/AFP/Y. Kadobnov
Jalan yang paling sering macet
Selama tahun 2018, di Jerman terjadi sekitar 745.000 kemacetan lalu lintas, menurut klub mobil Jerman ADAC. Menurut survei terakhir pembuat sistem navigasi GPS TOMTOM, jalan di kota Köln adalah yang paling padat (foto di atas). Rata-rata waktu perjalanan meningkat lebih dari sepertiganya karena kemacetan.
Foto: picture-alliance/dpa/R. Vennenbernd
Kemacetan terparah di Los Angeles dan Moskow
Kota yang mengalami kemacetan terparah bukan Jakarta, melainkan Los Angeles. Di kota ini pengendara mobil mengalamai kemacetan 102 jam dalam setahun, diikuti oleh Moskow dan New York, masing-masing dengan 91 jam kemacetan. Ini data yang dikumpulkan pembuat sistem navigasi INRIX.
Foto: Getty Images/AFP/Y. Kadobnov
Menguji kesabaran
Terjebak dalam kemacetan adalah mimpi buruk bagi setiap pengemudi kendaraan. Menit demi menit berlalu seperti tanpa akhir, tidak ada yang bergerak maju. Perjalanan yang seharusnya sebentar saja molor menjadi pengembaraan yang seperti tidak akan pernah berakhir. Jalan-jalan yang padat tidak hanya mengganggu para penumpang kendaraan. Masih ada konsekuensi yang lebih jauh.
Foto: picture-alliance/dpa/A. März
Emisi CO2 tinggi
Mesin mobil yang menyala membakar satu liter bahan bakar per jam. Tingkat konsumsi bahan bakar yang lebih tinggi berarti bahwa lebih banyak CO2 dilepaskan ke atmosfer. Padahal ini harus dihindari jika kita ingin menanggulangi pemanasan global. Jika mungkin, matika mesin mobil Anda ketika mengalami kemacetan parah.
Foto: picture-alliance/dpa/I. Fassbender
Tidak baik bagi kesehatan
Orang yang sering terjebak kemacetan mudah mendapat masalah kesehatan yang serius. Ketika lalu lintas tidak mengalir sebagaimana mestinya, tubuh Anda melepaskan hormon stres. Sistem kekebalan Anda bisa melemah dan tekanan darah Anda naik. Orang-orang yang sering terjebak kemacetan lalu lintas juga cenderung mengalami sindrom kelelahan.
Foto: picture-alliance/dpa/F. Cirou
Kerugian besar bagi ekonomi
Menurut INRIX, biaya yang disebabkan oleh kemacetan lalu lintas di Jerman mencapai 80 miliar euro pada 2017. Barang-barang tidak mencapai penerima yang dituju tepat waktu dan terjadi pemborosan bahan bakar yang dibakar. Perusahaan dan pengemudi mengalami kerugian finansial. Kemacetan lalu lintas "mengancam pertumbuhan ekonomi," kata Direktur Ekonomi INRIX, Graham Cookson.
Foto: picture-alliance/Zumapress/G. Falvey
Aplikasi seperti Uber bisa perparah kemacetan
Tadinya orang berharap, aplikasi perjalanan seperti Uber akan menurunkan lalu lintas, karena pengendara mobil akan menggunakan layanan itu. Tetapi peneliti menemukan bahwa yang terjadi di AS justru sebaliknya. Orang-orang yang menggunakan Uber adalah penumpang kereta bawah tanah atau sepeda motor, sementara pemilik mobil tetap mengendarai kendaraan mereka sendiri. (Teks: Carla Bleiker/hp/ap)
Foto: picture alliance/dpa/Imaginechina/Da Qing
7 foto1 | 7
Arifin mengatakan saat ini Indonesia terpaksa masih mengimpor minyak mentah dan BBM. Sebab, kondisinya sumber minyak di Indonesia umumnya sudah tua dengan produktivitas yang rendah. Pihaknya pun terus mengupayakan agar sumber minyak tersebut dapat dipompa lagi. Namun, diungkapkannya, pemompaan tersebut membutuhkan waktu yang panjang.
"Tapi, untuk memompa itu tidak cepat dan membutuhkan waktu. Mulai dari penemuan sampai dengan produksi paling tidak membutuhkan waktu 7-10 tahun," ucap Arifin. (ha/pkp)