Tes Narkoba Negatif, Remaja Australia Dibebaskan di Bali
24 November 2016
Seorang remaja Australia yang ditahan di Bali atas dugaan kepemilikan narkoba di Indonesia dibebaskan dari tahanan. Bubuk putih yang ditemukan di tas Jamie Murphy adalah obat penghilang sakit, kata polisi.
Iklan
Jamie Murphy ditahan Selasa tengah malam (22/11) di sebuah klub malam di Kuta, Bali, setelah dalam razia ditemukan paket plastik berisi bubuk putih di kantong jaketnya. Remaja Australia berusia 18 tahun itu sedang merayakan kelulusannya dari sekolah menengah bersama beberapa temannya.
Setelah ditahan selama dua hari, Jamie Murphy akhirnya dibebaskan hari Kamis (24/11) ini.
"Semua tes narkoba hasilnya negatif, jadi dia harus segera dibebaskan," kata Kapolda Bali Inspektur Jendral Polisi Sugeng Priyanto.
Bubuk putih itu adalah campuran bahan penghilang sakit paracetamol, kata Koesnadi, Kepala laboratorium forensik di Bali.
Kapolsek Kuta Komisaris Polisi I Wayan Sumara mengatakan, Jamie membeli bubuk itu di jalan dari seorang pria yang mengatakan padanya: "obat ini lebih baik untuk hidup Anda". Dia tidak tahu apa itu obat terlarang atau tidak, kata Sumara.
Ketika ditanya wartawan apakah dia merasa lega saat meninggalkan gedung kepolisian Kuta, Jamie menjawab: "Yep."
Pengacara Jamie Murphy, Dessi Widiantari, mengatakan, orang tuanya dan diplomat Australia di Bali telah melakukan kontak telepon dengan kliennya.
Menteri Luar Negeri Australia Julie Bishop mengatakan, kasus ini adalah peringatan kepada ribuan mahasiswa Australia yang bermaksud melakukan perjalanan luar negeri untuk merayakan wisuda mereka, bahwa mereka harus mematuhi hukum setempat yang kadang-kadang sangat keras.
Warga Australia Nicholas Langan, 26 tahun, Januari lalu dibebaskan dari penjara Bali setelah menjalani hukuman tahanan 12 bulan karena merokok ganja di pantai.
Seorang remaja Australia berusia 14 tahun, pada 2011 dijatuhi hukuman dua bulan penjara setelah tertangkap dengan 3,6 gram ganja ketika berlibur bersama keluarganya di Bali.
April 2015, dua warga Australia anggota sindikat yang dinamakan Bali Nine, Andrew Chan dan Myuran Sukumaran. dieksekusi di Nusakambangan setelah dijatuhi hukuman mati.
Hal itu sempat menimbulkan ketegangan diplomatik antara Indonesia dan Australia.
Inilah Negara Produsen Terbesar Narkoba
Afghanistan, Kolumbia, Maroko dan Myanmar adalah juara dunia produsen narkotika. Di seluruh dunia menurut laporan badan PBB UNODC, tercatat 234 juta pemakai narkoba. Setiap tahunnya 200.000 orang mati karena narkotika.
Foto: Fotolia/Roland Spiegler
Afghanistan Rajanya Opium dan Heroin
Afghanistan merupakan produsen opium terbesar sedunia yakni antara 5.000 hingga 6.000 ton opium mentah per tahun. Jika dimurnikan opium akan berubah menjadi heroin. Setelah penarikan tentara NATO tahun silam ladang poppy di Afghanistan bertambah 40 persen menjadi seluruhnya 210.00 hektar. Pasar terbesar opium dari Afghanistan adalah Amerika Serikat dan Asia.
Foto: picture alliance/AP Photo
Kolumbia Juara Dunia Kokain
Kolumbia, Bolivia dan Peru menjadi juaranya produsen kokain sedunia. Di tiga negara itu tercatat seluruhnya 135.000 hektar ladang daun koka. Produksi tahunan Kolumbia saja menurut laporan badan anti narkotika PBB-UNODC sekitar 300 sampai 400 ton setahun. Pasar kokain terbesar adalah Amerika Selatan, Amerika Utara dan Eropa.
Foto: picture-alliance/dpa
Maroko Penghasil Utama Ganja
Setiap tahunnya negara di Afrika utara itu rata-rata memproduksi 1.500 ton hashis, marijuana dan ganja kering. Di seluruh Maroko terdapat sekitar 134.000 hektar ladang ganja. Penanaman ganja kini makin marak, setelah Amerika Serikat dan Meksiko melegalkan penggunaan marijuana dalam jumlah terbatas.
Foto: Abdelhak Senna/AFP/Getty Images
Myanmar Ratu Heroin Asia Tenggara
Segitiga emas Myanmar, Laos dan Kamboja adalah ratunya produksi opium dan heroin di Asia Tenggara. Produksinya sekitar 1.000 ton opium setahun. Opium dari Segitiga Emas biasanya diselundupkan ke luar lewat Thailand dan dari situ menyebar ke kawasan lain di Asia Tenggara termasuk ke Indonesia.
Foto: AP
Amerika Serikat dan Mexiko Pusat Meth
Narkoba sintetis Crystal Meth menurut UNODC saat ini konsumsinya meningkat drastis. Belum diketahui pastinya, di mana negara produsen utama, karena narkoba sintetis ini mudah dibuat di laboratorium rumahan. Data menunjukan polisi di Amerika Serikat menggerebek 12.000 laboratorium semacam itu. AS dan Meksiko menyita sekitar 80 persen dari 144 ton Meth yang berhasil disita di seluruh dunia.