Tewasnya Wali Kota Seoul Diwarnai Isu Pelecehan Seksual
10 Juli 2020
Jasad Wali Kota Seoul Park Won-soon ditemukan di sebuah distrik di utara Seoul setelah pencarian besar-besaran oleh kepolisan. Park meninggal dunia di tengah isu pelecehan seksual yang dituduhkan atas dirinya.
Iklan
Jumat (10/07) dini hari waktu setempat, polisi mengatakan bahwa mereka telah menemukan jasad Wali Kota Seoul Park Won-soon di Sungbuk-dong, sebuah distrik di utara Seoul, lokasi terakhir dari ponselnya sebelum dimatikan. Jasad Park ditemukan di perbukitan, dekat dengan restoran tradisional dan ruang perjamuan di sana.
Sebelumnya operasi pencarian besar-besaran oleh polisi telah berlangsung sekitar 7 jam di daerah itu. Polisi tidak menjelaskan tentang penyebab kematian, tetapi mengatakan bahwa mereka tidak menemukan indikasi awal adanya tindak kekerasan.
Pencarian dilakukan setelah putri Park memberitahu polisi bahwa ayahnya telah meninggalkan pesan “semacam surat wasiat” dan pergi dari rumah tanpa kembali.
Park dilaporkan meninggalkan kediaman dinasnya sekitar pukul 10:40 waktu setempat, dengan mengenakan topi hitam dan sebuah ransel. Laporan media lokal mengindikasikan bahwa Park membatalkan sebuah rapat kebijakan yang dijadwalkan Kamis (09/07) pagi. Seorang pejabat dari Pemerintah Metropolitan Seoul, Kim Ji-hyeong, mengatakan kepada AP bahwa Park tidak masuk untuk bekerja pada Kamis.
Media lokal dan kantor berita AFP melaporkan bahwa seorang mantan pegawai Kota Seoul telah mengajukan tuduhan pelecehan seksual terhadap Park kepada polisi pada Rabu (08/07) malam. Media lokal mengklaim bahwa saluran televisi berencana menyiarkan berita tentang dugaan kasus pelecehan itu pada Kamis (09/07) malam.
Pengacara HAM yang jadi wali kota
Park terpilih sebagai Wali Kota Seoul pada tahun 2011 dan terpilih untuk masa jabatan yang ketiga dan terakhirnya pada Juni 2019.
Pria berusia 64 tahun itu adalah aktivis sipil dan pengecara hak asasi manusia (HAM), yang dikenal gencar mengkritik kesenjangan sosial dan ekonomi Korea Selatan yang terus meningkat. Dia bekerja membela aktivis politik pada 1980-an dan 1990-an sebelum mendirikan Solidaritas Rakyat untuk Demokrasi Partisipatif, sebuah LSM yang membantu mereformasi para konglomerat yang mendominasi bisnis Korea Selatan, yang kemudian menjadi salah satu organisasi nirlaba terbesar di Korea Selatan.
Dia memainkan peran utama dalam Demonstrasi Candlelight yang mengarah pada pemakzulan di tahun 2017 dan hukuman di tahun 2018 terhadap mantan Presiden Park Geun-hye.
Park Won-soon adalah anggota Partai Demokrat liberal Presiden Moon Jae-in, dan telah digadang-gadang untuk maju dalam pemilihan presiden Korea Selatan berikutnya pada tahun 2022.
gtp/rap (AP, dpa, Reuters)
Industri K-Pop: Dari Kasus Diracuni Sampai Bunuh Diri
Di balik gemerlap industri K-Pop, banyak kejadian tidak menyenangkan terjadi di luar panggung. Mulai dari gangguan pola makan, penyalahgunaan narkoba hingga kasus bunuh diri mewarnai industri hiburan Korea Selatan itu.
Foto: picture-alliance
Goo Hara dari Kara: ditemukan meninggal di kediamannya
Artis sekaligus penyanyi Goo Hara dari grup girlband Kara ditemukan di kediamannya di daerah Gangnam. Unggahan terakhir di Instragram miliknya dengan jumlah pengikut mencapai 1.5 juta berupa foto dirinya di tempat tidur dengan pesan "selamat tidur" menjadi postingan terakhirnya sebelum akhirnya ditemukan pihak Kepolisian Gangnam.
Foto: picture-alliance/YONHAPNEWS AGENCY
Sulli dari f(x): korban intimidasi online
Salah satu artis yang memilih untuk mengakhiri hidupnya adalah Choi Jin-ri atau Sulli dari grup girlband f(x). Diduga ia menjadi korban intimidasi online. Seluruh komunitas industri K-Pop berduka atas kepergian artis yang menginspirasi banyak orang itu. Saat hidup, Sulli bercita-cita melawan pandangan patriarki di masyarakat yang terobsesi dengan penampilan saja.
Foto: picture-alliance/dpa/Yonhap News Agencys
Kim Jong-hyun dari SHINee: depresi berat
Vokalis utama boyband SHINee, yang juga dikenal dengan nama Jonghyun, ini mengakhiri hidupnya karena mengaku tidak tahan dengan tekanan dan depresi yang dialaminya. Pesan ini ia sampaikan dalam bentuk surat, yang juga berisi kata-kata perpisahan terakhir dan kalimat "aku telah melakukan yang terbaik". Surat itu diterima kakak kandung Jonghyun di hari kematiannya.
Foto: Getty Images/AFP/Choi Hyuk
JinE dari Oh My Girl: gangguan pola makan
Tuntutan dari manajemen untuk menjaga bentuk tubuh yang sempurna menurut standar industri K-Pop membuat JinE mengidap anoreksia sejak debut kariernya. Ia memilih untuk mempertahankan berat badan dan memiliki rasa takut yang berlebihan terhadap naiknya berat badan. Karena mengidap anoreksia, JinE resmi keluar dari "Oh My Girl" setelah satu tahun tidak tampil bersama grupnya.
Foto: gemeinfrei
T.O.P dari Big Bang: penyalahgunaan narkoba
Choi Seung-hyun atau lebih dikenal dengan nama panggung T.O.P yang juga salah satu anggota boyband Big Bang mendapatkan perawatan intensif setelah diduga mengkonsumsi narkoba hingga overdosis. Tim dokter mengatakan selain bantuan medis, Seung-hyun juga harus mendapatkan perawatan kesehatan mental.
Foto: Getty Images/C. Sung-Jun
Yunho dari TVXQ: diracun "anti-fan"
Semakin tenarnya seseorang biasanya diimbangi dengan munculnya para haters. Yunho dari grup TVXQ mengalami insiden dimana ia diduga diracuni salah satu anti-fan yang memberikannya minuman pada suatu acara. Setelah meminum minuman tersebut, Yunho sempat muntah darah dan pingsan sampai ia harus dirawat di rumah sakit untuk beberapa hari. Setelah diperiksa, minumannya diduga dicampur superglue.