Thai Airways Akan Dilaporkan Bangkrut ke Pengadilan
18 Mei 2020
Pemerintah Thailand akan mendaftarkan kebrangkutan Thai Airways ke pengadilan. Langkah itu dimaksudkan agar penyelamatan bisa dipercepat.
Iklan
Induk perusahaan Thai Airways, Thai Airways International Pcl, akan dilaporkan bangkrut ke pengadilan, kata juru bicara pemerintah Thailand Narumon Pinyosinwat hari Senin (18/5). Dia menjelaskan, langkah penyelamatan yang tadinya dirancang untuk maskapai nasional Thailand itu ternyata akan makan waktu terlalu lama. Itu sebabnya Thai Airways lebih dulu alan didaftarkan bangkrut.
Rancangan baru untuk penyelamatan Thai Airways melalui prosedur kebangkrutan akan diajukan ke kabinet hari Selasa (18/5) untuk disetujui, kata Narumon Pinyosinwat. Namun dia tidak menerangkan lebih jauh, bagaimana rancangan langkah penyelamatan yang baru.
Sebelumnya Thai Airways mengatakan perlu dana sekitar 58 miliar baht, atau senilai 1,8 miliar dolar AS, untuk melakukan restrukturisasi. Namun pemerintah Thailand sekarang mengatakan, prosedur itu terlalu lama.
Prosedur kebangkrutan lewat pengadilan di Thailand memungkinkan perusahaan terus beroperasi, di bawah pengawasan pengadilan atau orang yang ditugaskan pengadilan.
Semua maskapai alami masa sulit
Semua maskapai penerbangan mengalami kesulitan keuangan akibat kebijakan lockdown dan pembatasan untuk meredam penyebaran virus corona. Maskapai terbesar Jerman Lufthansa saat ini sedang menegosiasikan dana penyelamatan senilai 9 miliar euro untuk mengatasi dampak pandemi Covid-19.
Komisi Eropa awal Mei menyetujui penyaluran dana dari pemerintah Prancis dan Belanda senilai 7 miliar euro untuk menyelamatkan maskapai Air France-KLM. Lufthansa dan Air France-KLM mengatakan, lalu-lintas penerbangan mereka anjlok sampai 95 persen selama wabah corona.
Lufthansa sekarang mulai memperbanyak penerbangan seiring dengan kebijakan pelonggaran di Jerman. Air France menargetkan untuk memulihkan sekitar 600 penerbangan per minggu ke 110 tujuan pada pertengahan Juni nanti, jika pembatasan perjalanan dilonggarkan. Saat ini Air France-KLM mengoperasikan 200-300 penerbangan per minggu ke 43 tujuan.
Eropa Perlahan Kembali Normal setelah Lockdown
Kehidupan publik di Eropa perlahan-lahan kembali normal setelah pemberlakuan lockdown berminggu-minggu. Kini sekolah, toko, dan restoran sudah kembali dibuka. Berikut negara-negara yang melonggarkan lockdown.
Foto: picture-alliance/AP Photo/P. Karadjias
Selamat Datang Kembali!
Toko-toko di seluruh Eropa terpaksa ditutup untuk mencegah penyebaran COVID-19, termasuk toko pakaian ini di Makarios Avenue di Nikosia, Siprus. Perintah untuk tetap di rumah juga diberlakukan sejak akhir Maret. Namun, Presiden Nicos Anastasiades sekarang mengizinkan situs konstruksi dan toko retail kembali dibuka mulai tanggal 4 Mei. Warga juga dapat bergerak secara bebas lagi mulai 21 Mei.
Foto: picture-alliance/AP Photo/P. Karadjias
Bermain Kembali di Pantai
Setelah penyebaran COVID-19 secara global, pantai, toko, dan restoran di Protugal ditutup pada tanggal 18 Maret, namun masyarakat masih diizinkan ke luar dan berolahraga. Sekarang, orang sudah bisa berjalan-jalan lagi di pantai. Mereka juga dapat pergi ke toko-toko dan penata rambut secara bebas, tetapi wajib menggunakan masker di ruang tertutup.
Foto: picture-alliance/Zuma/SOPA Images/Diogo Baptista
Gaya Rambut Baru setelah Lockdown
Penata rambut di Yunani diizinkan kembali berbisnis pada 4 Mei. Bisnis lain yang dibuka termasuk toko bunga, toko buku, dan toko kecil lainnya. Namun restoran dan bar baru bisa beroperasi kembali akhir Mei. Masyarakat Yunani juga dapat keluar rumah tanpa surat izin, tetapi masyarakat wajib mengenakan masker saat menggunakan transportasi umum.
Foto: picture-alliance/AP Photo/T. Stavrakis
Wajib Mengenakan Masker
Peraturan yang mewajibkan warga untuk mengenakan masker pada saat naik transportasi umum kini diberlakukan di seluruh Eropa. Di ibu kota Hungaria, Budapest, pekerja transportasi menawarkan masker bagi para pelancong di alun-alun Nyugati. Budapest. Kota-kota lain di Hungaria juga mulai membuka sebagian toko, museum, dan ruang publik.
Foto: picture-alliance/AP Photo/Z. Balogh
Berolahraga di Ruang Publik
Ruang publik di Spanyol ditutup selama 48 hari untuk mengurangi penyebaran virus. Penduduk tidak diizinkan meninggalkan rumah mereka kecuali untuk membeli makanan, alasan medis, atau berjalan-jalan dengan anjing. Sekarang warga Spanyol dibolehkan keluar untuk berolahraga, walaupun pembatasan dan aturan social distancing tetap berlaku secara ketat.
Foto: Reuters/J. Medina
Kembali Bekerja
Italia, negara Eropa yang paling parah terkena dampak virus corona, telah mengalami lockdown mulai awal Maret. Warga hanya diizinkan keluar karena alasan yang mendesak. Mulai 4 Mei, warga mulai kembali bekerja. Para pekerja di pabrik sepatu di Castelnuovo Vomano, di Provinsi Teramo, diwajibkan mengenakan masker dan dipisahkan oleh tirai plastik.
Foto: picture-alliance/dpa/D. Stinellis
Menghadiri Pemakaman
Meskipun Italia mulai melonggarkan lockdown, pemerintah hanya mengizinkan 15 orang menghadiri pemakaman dan mereka wajib mengenakan masker. Selama lockdown, Italia melarang acara pemakaman dan melarang warga mengucapkan selamat berpisah kepada orang yang dicintai.
Foto: Reuters/A. Parrinello
Sekolah Kembali Dibuka
Pemerintah Austria memastikan 100.000 siswa di tahun terakhir dapat kembali ke sekolah sebelum masa ujian. Guru-guru seperti Richard Fischer di Wina membagikan masker kepada siswa sebelum pelajaran dimulai. Pemerintah Austria sekarang juga mengizinkan warga mengunjungi kerabat di rumah perawatan. Toko-toko kecil dan bisnis lain sudah mulai dibuka kembali pada tanggal 14 April.
Foto: picture-alliance/dpa/H. Punz
Bundesliga Jerman Dilanjutkan
Pemain sepak bola profesional di Jerman tetap berlatih meskipun saat ini pertandingan sedang dihentikan. Juara Bundesliga, Bayern München, mulai berlatih kembali dalam kelompok kecil. Bundesliga akan dimulai lagi tanggal 15 Mei. Namun penggemar belum diizinkan menonton pertandingan di dalam stadion. (fs/hp)
Foto: Reuters/A. Gebert
9 foto1 | 9
Pengurangan staf dan jumlah penerbangan
Pengamat mengatakan, melalui proses kebangkrutan lewat pengadilan, pemerintah Thailand mungkin akan mengambil alih saham Thai Airways sampai hampir 50 persen. Selain itu, opsi penyelamatan juga akan mengarah pada pengurangan staf, armada, dan penerbangan.
Thai Airways selama ini memang terus mencatat kerugian. Pada 2019 tercatat kerugian sekitar 374,3 juta dolar, dan 362 juta dolar pada 2018. Media Thailand mengatakan, Thai Airways masih harus menanggung beban utang sekitar 9,4 miliar dolar AS.
Thai Airways menghentikan penerbangan pada awal April, setelah Thailand memberlakukan lockdown ketat untuk meredam penyebaran virus corona. Hampir semua stafnya dirumahkan dengan bayaran gaji yang sangat berkurang. Pemerintah Thailand minggu lalu memperpanjang larangan kedatangan penumpang internasional sampai akhir Juni 2020. hp/vlz (rtr, ap)